Deretan Manfaat Sekaligus Efek Samping Pisang Ambon bagi Kesehatan

Deretan Manfaat Sekaligus Efek Samping Pisang Ambon bagi Kesehatan
Pisang ambon baik untuk kesehatan. (c) Bola.com

Bola.net - Anda pasti tak asing lagi dengan pisang ambon. Tak kalah dengan jenis pisang lainnya, pisang ambon juga memiliki tekstur yang lembut. Selain murah dan rasanya yang lezat, pisang ambon juga kaya manfaat bagi kesehatan dan kecantikan.

Kendati begitu, banyak orang yang tak menyadari manfaat pisang ambon. Padahal, pisang ini memiliki ragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara menyeluruh. Menurut Honestdocs, pisang ambon memiliki nutrisi penting seperti vitamin C yang dapat menjaga kesehatan tubuh.

Kandungan vitamin B dalam pisang ambon juga berperan dalam membantu menjaga kesehatan jantung dan fungsi otak. Terlebih, pisang yang satu ini juga mengandung mineral cukup tinggi untuk menjaga kesehatan tulang.

Menurut Lives Science, pisang ambon memiliki kandungan kalium dan pektin, hingga serat. Ahli gizi dari San Diego, Laura Flores, menemukan buah ini mengandung magnesium dan vitamin C dan B6.

Baik dikonsumsi langsung maupun dikukus, pisang ambon tetap bermanfaat bagi kesehatan tubuh yang kerap diabaikan. Berikut adalah manfaat pisang ambon untuk kesehatan secara menyeluruh, seperti rangkuman berikut ini.

1 dari 2 halaman

Manfaat Pisang Ambon bagi Kesehatan

Tak sedikit yang belum mengetahui pisang ambon dapat membuat kulit lebih cantik, bahkan bisa menjaga kesehatan jantung secara alami. Lalu apa saja manfaat buah pisang ambon? Simak informasi berikut ini.

  • Menjaga kesehatan jantung
  • Menurunkan tekanan darah
  • Mencegah stroke
  • Mengatasi insomnia
  • Meringankan stres dan depresi
  • Menambah stamina
  • Baik untuk kesehatan mata
  • Mengontrol kolesterol
  • Menjaga kesehatan sistem pencernaan
  • Meningkatkan kinerja otak
  • Menjaga kekuatan tulang
  • Meningkatkan sistem metabolisme
  • Melindungi tubuh dari racun
  • Mencegah sembelit
  • Mengobati sakit maag
  • Menurunkan berat badan
  • Membantu mengatasi kram otot
  • Menjaga kesehatan ginjal
  • Baik untuk ibu hamil
  • Mencegah kanker
  • Detoks racun
  • Meningkatkan gairah seksual
  • Menjaga kesehatan gigi dan mulut
  • Merawat kulit tetap sehat dan cantik alami
  • Obat diare
2 dari 2 halaman

Dampak Buruk Mengonsumsi Pisang Ambon Berlebihan

Anda tak boleh terlena dengan segudang manfaat pisang ambon di atas. Kendati bermanfaat bagi kesehatan, jenis pisang ini juga dapat memicu sejumlah dampak buruk atau efek samping apabila dikonsumsi berlebihan.

Pisang ambon memang bermanfaat jika dikonsumsi dalam jumlah tepat dan tidak berlebihan. Namun apabila dikonsumsi tidak sewajarnya, justru bisa berubah menjadi makanan mematikan.

Buah pisang mengandung asam amino cukup tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi asam amino bisa menimbulkan rasa pusing dan jantung berdebar-debar. Menurut sejumlah penelitian, pisang sebaiknya dikonsumsi tidak melebihi tujuh buah dalam satu harinya.

Berikut adalah efek samping jika mengonsumsi pisang berlebihan:

Mengantuk

Kandungan tryptophan dalam pisang ambon dapat membuat seseorang mengantuk. Karbohidrat pada buah ini juga bisa menghalangi kandungan asam amino memasuki otak, sehingga dapat memicu peningkatan produksi hormon serotonin yang bisa membuat seseorang mudah mengantuk. Efek ini memang bisa mengatasi masalah insomnia, tetapi jangan dikonsumsi berlebih pada siang hari agar tidak mengganggu aktivitas.

Menaikkan kadar gula darah

Pisang ambon dapat mengontrol kadar gula darah. Namun jika mengonsumsinya terlalu banyak, maka dapat memicu penyakit diabetes.

Membuat Ketidakseimbangan Hormon

Keseimbangan hormon bisa dipengaruhi oleh senyawa xeniobiotik dalam pisang. Biasanya yang terpengaruh adalah hormon estrogen perempuan dan androgen pada pria. Terlalu banyak mengonsumsi pisang ambon dipercaya bisa merusak keseimbangan kedua hormon ini, dan dampak negatif tersebut dapat dirasakan langsung oleh kaum wanita dengan kacaunya siklus haid dan rasa lelah yang berlebihan.

Disadur dari: Bolacom/Penulis: Novie Rachmayanti/Editor: Yus Mei Sawitri/Dipublikasi: 27 November 2019