
Bola.net - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Workshop IPTEK Olahraga di Krakatau Hall Hotel Horison, Bekasi, 31 Agustus - 1 September 2020. Pertemuan ini dilakukan jelang Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-37 pada 9 September mendatang.
Workshop tersebut bertujuan untuk memaksimalkan penerapan Sport Science di Indonesia. Sesuai dengan tema yang diusung Kemenpora pada Haornas tahun ini yaitu Sport Science, Sport Tourism, dan Sport Industry.
Dalam pembukaannya, Mahfudin Nigara selaku Staf Khusus Menpora Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga menekankan pentingnya sport science dalam kesuksesan prestasi olahraga di Indonesia. Ia menegaskan, semua program latihan para atlet harus berlandaskan itu.
"Semua harus pakai data. Termasuk sport science agar prestasi bisa terukur dan direncanakan dengan baik," ujar Nigara, dalam rilis yang diterima Bola.net.
"Melalui kegiatan ini, kami berharap agar sport science bisa semakin membumi dan mudah diaplikasikan. Kemenpora juga mendorong agar kajian-kajian di bidang olahraga semakin banyak dan bisa didistribusikan ke masyarakat-masyarakat olahraga di seluruh Indonesia," katanya menambahkan.
Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.
Diikuti Banyak Pakar
Menariknya, workshop hari ini mendudukan beberapa pakar keolahragaan untuk menyelaraskan antara teori dan penerapan sport science. Di antaranya, Hari Setijono (Guru Besar Unessa), Octavianus Matakupan (UNJ), Kadek Heri Sanjaya (LIPI), dan Johansyah Lubis (UNJ).
Beberapa isu pun mengemuka ketika workshop. Mulai dari penggunaan teknologi Biomekanika untuk menganalisa kemampuan gerak, kajian sport medicine untuk mengakselerasi kemampuan fisiologi, hingga pemanfaatan instrumen tes yang tepat bagi atlet.
"Itu adalah beberapa isu penting yang harus menjadi perhatian kita para pemangku kepentingan olahraga di Indonesia agar teori-teori tersebut tidak hanya berhenti di lemari akademik dan usang begitu saja. Tetapi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas," tutur Hari.
"Sport science sebenarnya sudah ada sejak 1980, tetapi sebatas heboh jika ada kegagalan prestasi lalu dianggap penting harus ada peran sport science. Kata kuncinya, jangan berhenti, ada komitmen pemerintah untuk kontinuitas, hanya dengan menjaga penerapan secara terus menerus akan ada hasil," timpal Octavianus
(Bola.net/Fitri Apriani)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Otomotif 6 Desember 2025 12:28 -
Bulu Tangkis 6 Desember 2025 12:25 -
Liga Spanyol 6 Desember 2025 12:16 -
Otomotif 6 Desember 2025 12:06 -
Liga Italia 6 Desember 2025 12:06 -
Olahraga Lain-Lain 6 Desember 2025 12:02
HIGHLIGHT
- 7 Pemain dengan Jumlah Assist Terbanyak Sepanjang ...
- 10 Pemain Termuda Sepanjang Sejarah Liga Champions...
- 4 Calon Pengganti Benjamin Sesko di Manchester Uni...
- 8 Penendang Penalti Terbaik Sepanjang Masa di Prem...
- Nasib Penggawa Inter Milan Peraih Treble 2010: Dar...
- 3 Pemain Terbaik Versi Zlatan Ibrahimovic: Messi N...
- Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris In...
















:strip_icc()/kly-media-production/medias/4463448/original/027796500_1686608129-20230607_073052.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429426/original/092713200_1764586226-PHOTO-2025-12-01-17-29-39__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434631/original/080864300_1764936738-Bupati_Aceh_Selatan.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434213/original/090792700_1764918890-edy_perpres.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434698/original/075693800_1764947628-1000017326__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434717/original/099003400_1764949991-IMG_5365.jpg)
