Rupiah Perkasa Rabu 15 Oktober Pagi Ini, Ternyata Ini Dua Faktor Pendorong Utamanya

Rupiah Perkasa Rabu 15 Oktober Pagi Ini, Ternyata Ini Dua Faktor Pendorong Utamanya
Ilustrasi kurs rupiah pada dolar Amerika Serikat. (c) Liputan6.com/Angga Yuniar

Bola.net - Nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan positif pada pembukaan perdagangan Rabu (15/10/2025). Mata uang Garuda berhasil menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat.

Tercatat, kurs rupiah menguat 19 poin atau setara 0,11 persen ke level Rp 16.584 per dolar AS. Posisi ini lebih baik dibandingkan penutupan sebelumnya di angka Rp 16.603 per dolar AS.

Penguatan ini ditopang oleh kombinasi sentimen dari eksternal dan domestik. Dari luar negeri, pelaku pasar merespons positif sinyal pelonggaran kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve.

Sementara itu, sentimen dari dalam negeri datang dari rilis data terbaru Bank Indonesia (BI). Data tersebut berkaitan dengan posisi utang luar negeri serta hasil survei kegiatan dunia usaha.

Dinamika kedua faktor ini menjadi kunci yang akan menentukan arah pergerakan rupiah. Pelaku pasar kini menanti data-data ekonomi lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh.

1 dari 3 halaman

Sinyal Pelonggaran Kebijakan The Fed

Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menilai bahwa ruang penguatan bagi rupiah pada hari ini masih terbuka. Pemicu utamanya adalah melemahnya indeks dolar seiring meningkatnya ekspektasi pasar.

Pasar berekspektasi The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuannya. Hal ini memberikan sentimen positif bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

"Masih ada ruang penguatan untuk hari ini, karena indeks dolar turun tipis seiring meningkatnya ekspektasi penurunan bunga The Fed," jelasnya, dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell telah mengisyaratkan bahwa kebijakan suku bunga tidak akan mengikuti jalur yang kaku. Otoritas moneter akan bersikap adaptif terhadap perkembangan data ekonomi.

2 dari 3 halaman

Kondisi Ekonomi Domestik Jadi Penopang

Di sisi lain, sentimen dari dalam negeri turut memberikan tenaga tambahan bagi pergerakan rupiah. Rilis data ekonomi terbaru dari Bank Indonesia menjadi salah satu katalis positif.

Data yang menjadi sorotan utama adalah statistik utang luar negeri per Agustus 2025. Selain itu, pasar juga mencermati hasil survei kegiatan dunia usaha yang dirilis oleh bank sentral.

Menurut proyeksi, posisi utang luar negeri pemerintah diperkirakan masih menunjukkan pertumbuhan. Angka ini menjadi salah satu indikator kepercayaan investor terhadap instrumen domestik.

"Utang luar negeri pemerintah per Agustus 2025 diperkirakan masih akan tumbuh 4,5 persen menjadi di kisaran 475 miliar dolar AS," kata Rully.

3 dari 3 halaman

Dinamika Kebijakan Moneter Global

Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya menegaskan tidak ada jalur yang bebas risiko. Pernyataan ini disampaikannya dalam pertemuan National Association for Business Economics di Philadelphia.

Ia menekankan bahwa penetapan kebijakan akan selalu mempertimbangkan keseimbangan antara target inflasi dan ketenagakerjaan. The Fed akan berlandaskan pada evolusi prospek ekonomi dan mitigasi risiko.

Meskipun terjadi penutupan pemerintahan federal AS yang menunda rilis data ekonomi resmi, Powell menyatakan The Fed memiliki sumber data internal. Data ini digunakan untuk terus memantau kesehatan ekonomi AS.

Berdasarkan data internal tersebut, prospek ekonomi sejak pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September 2025 tidak banyak berubah. Hal ini memperkuat ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga lanjutan pada akhir bulan ini.