Tren Harga Emas Dunia: Fundamental Kuat Meski Tertekan di Bawah USD 4.100

Tren Harga Emas Dunia: Fundamental Kuat Meski Tertekan di Bawah USD 4.100
Penampakan emas batangan di sebuah gerai Butik Emas Antam di Jakarta. (c) Liputan6.com/Angga Yuniar

Bola.net - Pasar emas dunia menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan level psikologis kuncinya. Logam mulia ini gagal bertahan di atas angka USD 4.100 per ons pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Tekanan jual sempat memaksa harga turun menyentuh level support di kisaran USD 4.058 per ons. Kendati sempat ada upaya pemulihan di pasar Eropa, harga akhirnya stabil di area USD 4.075 saat sesi Amerika Utara.

Perbedaan pandangan yang tajam kini terjadi antara analis profesional dengan investor ritel. Pelaku pasar di Wall Street cenderung mengambil sikap hati-hati atau netral, sementara investor pasar utama masih optimistis.

Faktor libur Thanksgiving di Amerika Serikat diprediksi akan mempengaruhi volume dan volatilitas perdagangan pekan ini. Kondisi pasar yang lebih sepi sering kali memberikan dinamika harga yang unik bagi aset safe haven ini.

Para pakar ekonomi mulai menimbang ulang potensi pergerakan emas berdasarkan indikator teknikal dan fundamental terbaru. Fokus utama tertuju pada data ekonomi yang akan dirilis secara padat sebelum pasar libur.

1 dari 3 halaman

Proyeksi Teknikal di Tengah Keraguan Analis

Survei terbaru menunjukkan mayoritas analis Wall Street bersikap skeptis terhadap potensi kenaikan harga dalam jangka pendek. Sebanyak 54 persen dari total responden analis memperkirakan pergerakan harga akan cenderung mendatar atau sideways.

Hanya sebagian kecil, yakni sekitar 15 persen analis, yang meyakini harga emas akan menguat pekan depan. Sementara itu, sisanya memprediksi adanya penurunan harga lebih lanjut akibat tekanan pasar.

Namun, optimisme teknikal masih disuarakan oleh beberapa pengamat pasar yang melihat adanya pantulan harga. Level support psikologis di angka USD 4.000 dinilai cukup kuat untuk menahan kejatuhan lebih dalam.

"Secara teknis, emas memantul dari level support USD 4.000 dan tampaknya ingin naik dalam rentang perdagangan USD 4.000 hingga USD 4.200," Colin Cieszynski, Kepala Analis SIA Wealth Management

2 dari 3 halaman

Fundamental Makro dan Antisipasi Kebijakan The Fed

Pelaku pasar saat ini sangat menantikan arah kebijakan moneter terbaru dari bank sentral Amerika Serikat. Setiap pernyataan pejabat Federal Reserve mengenai suku bunga bulan Desember langsung memicu reaksi pasar.

Di sisi lain, sentimen pembelian oleh bank sentral global dianggap masih menjadi penopang kuat harga emas. Tidak adanya perubahan fundamental yang signifikan membuat penurunan harga belakangan ini dinilai terlalu berlebihan oleh sebagian pihak.

Pekan perdagangan yang pendek akibat libur Thanksgiving diperkirakan akan membuat likuiditas pasar menipis. Situasi pasar yang sepi ini justru berpotensi memperkuat arah pergerakan harga karena minimnya resistensi volume.

"Semua orang terus menyamakan ini dengan gelembung teknologi, tetapi ada perbedaan besar," Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Options

3 dari 3 halaman

Sentimen Investor Ritel dan Jadwal Ekonomi Padat

Berbeda dengan keraguan institusi, investor ritel justru menunjukkan keyakinan yang lebih tinggi terhadap prospek logam mulia. Jajak pendapat menunjukkan 61 persen responden ritel memperkirakan harga emas akan kembali mendaki.

Meskipun angka tersebut sedikit menurun dibandingkan pekan sebelumnya, dominasi sentimen bullish tetap terasa di kalangan pedagang individu. Mereka melihat koreksi harga saat ini sebagai peluang masuk yang menarik karena fundamental jangka panjang tetap utuh.

Emas mungkin memerlukan waktu konsolidasi sebelum bisa kembali pada tren kenaikan yang berkelanjutan. Keputusan suku bunga acuan yang akan datang digadang-gadang menjadi katalis utama pergerakan selanjutnya.

"Emas membutuhkan waktu sebelum mampu bergerak naik secara berkelanjutan, meski keputusan suku bunga Federal Reserve bulan depan dapat menjadi pemicu," Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management