
Bola.net - MotoGP 2023 memang baru berjalan dua seri, tetapi berbagai peristiwa kontroversial dan performa-performa mentereng sudah membuat kompetisi ini menjadi berwarna-warni. Salah satu rider yang mencuri perhatian di tengah-tengah kehebohan ini adalah pembalap anyar Ducati dari Gresini Racing, Alex Marquez.
Marquez yang meraih dua podium bersama Repsol Honda sebagai rookie pada 2020, seolah-olah terlupakan saat ia terpuruk bersama LCR Honda selama dua musim. Setelah merasa tak mendapatkan dukungan berarti dari Honda dan tak bisa meningkatkan performa, Marquez memilih hengkang ke Ducati dan Gresini.
Keputusan Marquez ini dianggap tepat karena performa Honda semakin jeblok, sementara Ducati merupakan motor yang dikenal bersahabat dengan segala jenis gaya balap. Ia pun tampil kompetitif sejak dapat kesempatan menaiki Desmosedici GP22, bahkan menyabet pole dan finis ketiga dalam main race MotoGP Argentina.
Sejatinya apa saja sih faktor yang membuat juara dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019 ini menjadi kembali tampil kompetitif di MotoGP? Simak ulasannya berikut ini tuk, Bolaneters!
Ducati Lebih 'Ramah' Ketimbang Honda
Marquez mengaku bahwa Ducati memiliki karakter yang lebih jinak dari Honda. Meski sama-sama tak lincah di tikungan dan sama-sama bertenaga besar, penyaluran tenaga Ducati lebih mulus. Uniknya, meski takjub dirinya melaju cepat, Marquez meyakini dirinya belum 100% klop dengan Ducati.
"Ducati secara umum punya hal-hal positif. Mungkin yang mirip di antara mereka dan Honda adalah performa di tengah tikungan. Namun, akselerasi dan pengereman Ducati jauh lebih baik. Di atas segalanya, yang paling saya suka adalah mesinnya. Halus dan bertenaga, bikin hidup saya lebih mudah," kisah Marquez.
"Honda lebih agresif, dan saat selip, Anda tak bisa paham. Sementara itu, Ducati lebih mudah diprediksi, lebih jinak. Ini memberi saya banyak informasi. Jika menjalani lap dengan Honda, Anda takkan paham bagaimana Anda melakukannya. Sungguh gila. Dengan Ducati, Anda bisa tahu apa yang Anda lakukan sepanjang waktu," lanjutnya.
Tak Lagi Satu Pabrikan dengan Marc Marquez
Marquez tentunya memiliki beban mental tersendiri sebagai adik dari seorang delapan kali juara dunia seperti Marc Marquez. Orang-orang terus berekspektasi agar dirinya menyamai prestasi sang kakak, apalagi ketika mereka masih bernaung di pabrikan yang sama selama tiga musim.
Kini, 'El Pistolas' pun memilih jalannya sendiri dengan memilih pindah ke Ducati dan tak lagi harus dilibatkan dalam pembicaraan-pembicaraan soal peran sang kakak di Honda. "Kini Marc bakal punya masalah-masalahnya sendiri, dan saya akan punya masalah-masalah sendiri pula," ungkapnya.
"Masalah kami bukan lagi masalah yang kami tanggung bersama-sama. Ada saatnya masa saya bersama Honda mentok, dan saya terpaksa mencari motivasi lain," lanjutnya.
Merasa Dirangkul oleh Ducati
Sejak tiba di Ducati, Marquez merasa mendapatkan dukungan moral dan teknis yang baik. Ia bahkan dapat semangat dari trio bos Ducati, yakni Gigi Dall'Igna, Paolo Ciabatti, dan Davide Tardozzi untuk meraih lebih banyak podium ketimbang saat masih membela Honda.
"Penyambutan sejak hari pertama sangat menyenangkan dan mereka benar-benar merangkul saya. Ducati punya filosofi bahwa mereka ingin delapan rider yang naik motor mereka berada di depan, dan mereka memberi banyak dukungan. Ini hal yang harus disyukuri dan saya merasa penting dalam pabrikan mereka," ujarnya.
"Gigi datang setiap hari, setiap siang hari saat tes. Hal ini tak terjadi di Honda. Bagi seorang rider, ini penting, karena Anda merasa jadi bagian penting dan Anda merasakan bahwa ia mendengarkan Anda. Ducati juga memberikan banyak gagasan untuk mencari kemajuan," lanjut rider berusia 26 tahun ini.
Termotivasi untuk Tutup Mulut Haters
Marquez juga tentunya punya keinginan mematahkan opini para haters yang sejak 2020 menyebutnya tak layak mendapatkan tempat di MotoGP. Meski mengaku tak peduli pada omongan orang, Marquez sudah jelas ingin membuktikan bahwa opini-opini itu salah.
Marquez pun berhasil melakukannya dengan performa yang apik sepanjang masa pramusim, begitu juga pada dua seri pertama, di mana ia tampil kompetitif pada tiap sesi dalam berbagai kondisi cuaca. "Saya tak peduli apa yang dipikirkan orang tentang saya. Saya selalu percaya pada diri sendiri," ungkapnya.
"Saya percaya telah mengambil keputusan tepat dengan memilih Ducati dan Gresini. Saya pilih jalan ini karena saya tak mau punya alasan tampil buruk. Saya ingin punya motor terbaik dengan tim yang layak dan profesional. Jadi, kini segalanya kini tergantung saya sendiri," lanjut Marquez.
Baca juga:
- Stefan Bradl, Test Rider 'Super' yang Setia Gantikan Marc Marquez Saat Cedera
- 3 Pembalap Absen di MotoGP Austin, 3 Test Rider Terpaksa Jadi Pengganti
- Repsol Honda Pastikan Joan Mir Hadir di MotoGP Austin, Stefan Bradl Gantikan Marc Marquez
- Daftar Pemenang MotoGP Amerika Serikat, Marc Marquez Masih 'Sheriff' Sejati
- 5 Fakta Keren Marco Bezzecchi, Murid Valentino Rossi yang Kini Pimpin Klasemen MotoGP 2023
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 6 September 2025 14:10
-
Tim Nasional 6 September 2025 13:55
Mengenal Calvin Verdonk: Pilar Garuda dengan Darah Aceh di Ligue 1
-
Liga Spanyol 6 September 2025 12:34
Transfer Gianluigi Donnarumma: Mengapa Real Madrid Tidak Tertarik?
-
Liga Inggris 6 September 2025 12:17
Patrick Dorgu Terkejut dengan Keputusan Manchester United di Bursa Transfer
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 6 September 2025 14:10
-
Tim Nasional 6 September 2025 14:07
-
Tim Nasional 6 September 2025 14:00
-
Tim Nasional 6 September 2025 13:55
-
News 6 September 2025 13:52
-
Tim Nasional 6 September 2025 13:24
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...