Ayah Marco Simoncelli Tuduh Liberty Media Bikin Kacau MotoGP dan Pandang Rendah Moto3 dan Moto2

Ayah Marco Simoncelli Tuduh Liberty Media Bikin Kacau MotoGP dan Pandang Rendah Moto3 dan Moto2
Moto3 Catalunya 2025 di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol (c) AP Photo/Joan Monfort

Bola.net - Ayah mendiang Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli, menuduh pemilik mayoritas saham Dorna Sports, Liberty Media, bertekad mengacaukan sejarah MotoGP dengan memandang rendah kelas Moto3 dan Moto2. Simoncelli sendiri memiliki tim di kelas Moto3, yakni Sic58 Squadra Corse.

Tim ini dibentuk Simoncelli pada awal 2013, tak sampai dua tahun setelah SuperSic meninggal dunia akibat kecelakaan di MotoGP Malaysia 2011. Hal ini ia lakukan demi menghormati sang putra, yang merupakan juara dunia GP250 2008 dan mantan rider MotoGP.

Liberty sendiri resmi membeli 84% saham Dorna pada 3 Juli 2025, setelah membeli 100% saham Formula 1 pada 2017 dan membuat ajang balap mobil terakbar itu menjadi olahraga yang populer secara global. Liberty bertekad membuat MotoGP mengikuti jejak F1 dalam waktu dekat.

1 dari 2 halaman

Liberty Media Bikin Paolo Simoncelli Patah Hati

Liberty Media Bikin Paolo Simoncelli Patah Hati

Ayah Marco Simoncelli sekaligus pemilik Sic58 Squadra Corse, Paolo Simoncelli (c) Sic58 Squadra Corse

Beberapa gagasan Liberty mulai terdengar pada paruh kedua 2025, dan sebagian diprotes pembalap, tim, dan fans. Yang paling kontroversial adalah keinginan perusahaan media asal Amerika Serikat itu menghapus statistik kelas-kelas ringan: GP50, GP80, GP125, GP250, GP350, Moto3, dan Moto2.

Simoncelli, yang kini berusia 75 tahun, mensinyalir bahwa kehadiran Liberty di MotoGP membuatnya memikirkan kans pensiun sebagai pemilik tim. "Saya tak merasa hari itu (pensiun) masih jauh. Orang-orang Amerika ini bikin saya patah hati. Mereka ingin mengubah segalanya," ujarnya via Corriere della Sera, Rabu (17/12/2025).

Menurut pria Italia ini, Liberty mengacak-acak warisan dan sejarah Grand Prix balap motor yang sudah digoreskan oleh para pembalap dan tim peserta dari berbagai kelas. Ia juga tak terima gelar dunia sang putra, beserta legenda balap motor lainnya, dihapus begitu saja dari sejarah demi mempopulerkan kelas MotoGP saja.

2 dari 2 halaman

Sebut Liberty Media Ingin Hapus Sejarah Grand Prix Balap Motor

"Tampaknya tak ada yang berjalan baik dari apa yang sudah kami bangun. Mereka ingin menghapus perhitungan resmi gelar dunia di kategori yang lebih ringan, dan hanya memperhitungkan MotoGP. Jadi, (prestasi) anak saya Marco, (Fausto) Gresini, atau (Angel) Nieto akan hilang," ungkap Simoncelli.

"Mereka ingin menghapus sejarah. Mereka bikin kami merasa tak berguna. Bagi orang-orang Amerika dari Liberty, balap motor tidaklah ada. Mereka hanya menginginkan hiburan, mereka bikin sirkus. Bagi mereka, solusinya sederhana: setiap tim MotoGP harus punya tim di Moto3 dan Moto2," pungkasnya.

Sejak Liberty membeli mayoritas saham Dorna, MotoGP juga mewajibkan para pembalap berbaris di depan garis start/finis sebelum balapan digelar demi mendengarkan lagu kebangsaan negara tuan rumah. Format yang sudah lama dipakai F1 ini diprotes oleh para rider, yang dijatuhi denda 2000 euro jika menolak hadir.

Sumber: Corriere della Sera