Ducati Turun di MotoE, Gigi Dall'Igna: Moto3 Sejatinya Lebih Penting

Ducati Turun di MotoE, Gigi Dall'Igna: Moto3 Sejatinya Lebih Penting
Michele Pirro menjajal prototipe pertama motor MotoE Ducati di Misano. (c) Ducati Corse

Bola.net - General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, mendukung penuh perusahaannya untuk mengembangkan motor elektrik dan menjadi suplier tunggal motor MotoE pada 2023 mendatang. Namun, lewat Tuttosport, ia yakin bahwa terlibat di Moto3 merupakan hal yang lebih penting bagi masa depan Ducati.

Seperti yang diketahui, MotoE digulirkan pertama kali pada 2019 dan Energica menjadi suplier tunggal motornya. Namun, pada Oktober, Energica mengumumkan 2022 akan jadi musim terakhir mereka di MotoE. Tak lama, Ducati diumumkan Dorna Sports sebagai suplier motor baru MotoE mulai 2023.

CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali, mengaku sudah lama tertarik mengembangkan motor elektrik, dan menyebut MotoE bisa jadi 'laboratorium' terbaik mereka untuk proyek ini. Di sisi lain, selama lima tahun terakhir, Dall'Igna juga kerap menyuarakan keinginannya agar Ducati melebarkan sayap ke Moto3.

1 dari 2 halaman

Akui MotoE Proyek Menarik, Tapi...

General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna (c) Ducati CorseGeneral Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna (c) Ducati Corse

Seperti yang dikutip MowMag pada Jumat (17/12/2021), Dall'Igna mengakui bahwa mengembangkan motor elektrik bakal bermanfaat bagi progres pengembangan Ducati. "Saya rasa ini adalah proyek yang menarik, dan MotoE merupakan kesempatan yang penting demi mengembangkan motor itu," ungkapnya.

"MotoE mewakili tantangan teknologi yang rumit, bahkan lebih rumit dari MotoGP jika melihat apa saja yang harus dilakukan agar motor itu bekerja baik. Saya memikirkan pemulihan energi dan aspek manajemennya. Singkatnya, proyek ini menyediakan ruang bagi imajinasi manusia untuk membuat hal-hal baru," lanjut Dall'Igna.

Namun, pria berusia 55 tahun ini yakin bahwa Ducati juga harus mengejar ketertinggalan dari KTM dan Honda yang belakangan kian gencar mengembangkan program junior mereka di banyak ajang, termasuk Moto3. Empat pembalap KTM di MotoGP 2022 bahkan seluruhnya hasil didikan program rider muda mereka di kelas-kelas ringan.

2 dari 2 halaman

Jalin Kerja Sama dengan Rider Muda Terbukti Jitu

Jalin Kerja Sama dengan Rider Muda Terbukti Jitu

Jorge Lorenzo, Gigi Dall'Igna, dan Andrea Dovizioso pada 2018 (c) Ducati

"Itu hal tercerdas yang harus dilakukan sebuah pabrikan. Berpartisipasi di kelas-kelas lebih ringan membuat para pembalap bisa berkembang dan mengasah kepercayaan diri. Contohnya KTM, yang punya program (junior) berantai, begitu pula Honda. Mereka punya privilese, dan ini bakal sangat penting bagi Ducati," tutur Dall'Igna.

Dall'Igna bahkan mengingatkan hubungan erat yang ia jalin dengan Jorge Lorenzo dan Alvaro Bautista sejak mereka masih di GP125. Menurutnya, menggaet talenta-talenta muda sejak mereka masih di kelas teringan Grand Prix bakal sangat efektif bagi Ducati dalam membentuk karakter pembalap yang mereka inginkan untuk MotoGP.

"Saya rasa, bahkan ketimbang Moto2, Moto3 justru merupakan kunci pentingnya. Di sanalah para pembalap bisa dipahami dengan lebih baik. Hubungan yang saya miliki dengan Lorenzo, Bautista, dan pembalap-pembalap lainnya, selalu saya bentuk sejak awal, dan setelahnya terbukti produktif," pungkas Dall'Igna.

Sebagai catatan, Dall'Igna merupakan eks Direktur Teknis Aprilia Racing, menjuarai GP125 2006 bersama Bautista dan GP250 2006-2007 dengan Lorenzo. Percaya pada Dall'Igna, Lorenzo pun membela Ducati di MotoGP 2017-2018. Bautista juga bertahun-tahun jadi penggawa Ducati, dan usai pindah ke Honda selama dua musim, kini ia kembali ke Tim Merah di WorldSBK 2022.

Sumber: Tuttosport, MowMag