
Bola.net - - Meski akhirnya mendapat kesempatan membela tim pabrikan Ducati Corse di MotoGP 2019, Danilo Petrucci menolak jemawa. Rider Italia ini sangat menyadari bahwa untuk menjadi rider papan atas di kejuaraan balap motor terakbar bukanlah perkara mudah. Kepada Pecino GP, Petrucci mengaku akan lebih fokus memperbaiki diri lebih dulu sebelum mematok target muluk.
Petrucci ditunjuk untuk menggantikan Jorge Lorenzo yang hijrah ke Repsol Honda. Meski begitu, ia hanya mendapat kontrak setahun, yakni durasi yang merupakan permintaannya sendiri dan mendapat persetujuan dari Ducati. Dengan kontrak singkat ini, Petrucci harus segera membuktikan diri demi dipertahankan pada 2020, namun ia mengaku ogah terbebani.
"Kompetisi kian sulit. Demi membuat perbedaan, Anda harus memperhatikan setiap detail. Perbedaan antara balapan yang sangat baik dan sangat buruk tergantung pada detail-detail tersebut. Saya selalu membandingkannya dengan pembuatan patung dari batu. Pada awalnya, Anda harus bawa palu dan memukul batunya, lalu barulah bekerja pada detailnya," ujarnya.
Belajar dari Perjalanan Dovizioso
Bergabung dengan tim pabrikan tentu membuat asa Petrucci untuk tampil kompetitif kian melambung. Meski begitu, ia yakin hal ini takkan terwujud secara instan. Ia pun belajar dari perjalanan sang tandem, Andrea Dovizioso, yang harus jatuh bangun lebih dulu mengembangkan Desmosedici, sebelum menjadi kandidat juara selama dua tahun terakhir.
"Berapa waktu yang saya butuhkan untuk sekompetitif Jorge atau Dovi? Berapa waktu yang dibutuhkan Dovi menjadi Dovi yang sekarang? Saya yakin, jika menikmati prosesnya, maka hal baik akan datang sendiri. Jika terus berlatih, Anda tahu apa yang cocok untuk Anda. Kuncinya, di MotoGP Anda harus bekerja secara metodis dan tak terlalu mengandalkan insting," ungkapnya.
Belajar Konsisten dari Lorenzo
Bukan rahasia lagi Petrucci ingin menyamai prestasi Lorenzo di Ducati, dan hal ini membuatnya mempelajari strategi balap rider asal Spanyol tersebut. "Saya belum ada di posisi 'top', tapi sudah sedikit memahami apa masalah dari gaya balap saya. Saya harus mengubah beberapa hal. Ini bukan proses yang mudah, meski saya terus bekerja keras," tuturnya.
Rider berusia 28 tahun yang akrab disapa Petrux ini pun mengaku ingin memperbaiki ritme balapnya, yakni area yang justru menjadi titik kuat Lorenzo. Menurutnya, hal ini bisa terwujud jika ia mampu meningkatkan performa pada sesi kualifikasi agar lebih sering start dari barisan terdepan.
"Seperti Jorge, saya harus memahami apa kunci untuk tampil kuat sepanjang balapan. Demi melakukannya, saya harus meraih ritme yang baik sejak awal. Tapi Anda hanya akan bisa melakukannya jika Anda ada di depan, dan pada akhirnya kuncinya adalah di sesi kualifikasi. Karena jika Anda start keenam, maka sulit naik podium," tutupnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 21 Oktober 2025 16:08
Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:22
Jadwal Live Streaming MotoGP Malaysia 2025 di Vidio, 24-26 Oktober 2025
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:22
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 10:19
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 10:07
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 10:03
-
Tim Nasional 22 Oktober 2025 09:45
-
Tim Nasional 22 Oktober 2025 09:43
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 09:42
MOST VIEWED
- Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
- Profil Raul Fernandez, Pemenang Terbaru MotoGP yang Terlambat Berkarier dan Sempat Benci Balap Motor
- Sejarah Baru MotoGP! Kini Semua Tim Peserta Sudah Pernah Cicipi Kemenangan, Siapa Saja Penyumbangnya?
- Jadwal Lengkap Balapan MotoGP 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...