
Bola.net - Pebalap Red Bull KTM Ajo, Tetsuta Nagashima, berhasil membuat banyak orang menoleh padanya usai secara sensasional memenangi balapan Moto2 Qatar di Sirkuit Losail pada hari Minggu (8/3/2020) lalu.
Nagashima yang start dari posisi 14, tiba-tiba saja merangsek ke depan di pertengahan balap, bertarung sengit dengan Luca Marini, Lorenzo Baldassari, Enea Bastianini, Joe Roberts, dan Remy Gardner.
Rider asal Jepang ini akhirnya sukses meraih podium sekaligus kemenangan perdananya, serta memimpin klasemen pebalap untuk pertama kali. Ia pun mengulang sukses mendiang Shoya Tomizawa, yang meraih prestasi sama persis pada 2010 lalu.
Untuk menjadi rider papan atas seperti sekarang, Nagashima pun harus melalui perjuangan dan perjalanan panjang. Ia pun bekerja keras, sekaligus mendapat banyak bantuan dari banyak sosok penting.
Seperti apa sih perjalanan karier Nagashima, juga bapak tiga anak ini? Simak ulasannya berikut ini.
Dapat Bantuan dari Tomizawa
A fitting tribute! ❤️
— MotoGP™ (@MotoGP) March 8, 2020
Ten years after the late Shoya Tomizawa won the inaugural #Moto2 race, @tetsuta45 takes his maiden win! 🏆#QatarGP 🇶🇦 pic.twitter.com/VauLbjxV7X
Bantuan perdana yang ia dapat berasal dari Shoya Tomizawa, rider Jepang yang menggebrak arena MotoGP dengan kemenangannya di Losail 10 tahun lalu. Tomizawa, yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Misano pada tahun yang sama, adalah sahabat Nagashima sejak belia.
"Shoya adalah pahlawan saya, karena saat saya mulai balapan, saya melakukannya dengan Shoya. Saya selalu mengikutinya, dari kejuaraan pocket bike, minibike, sampai All Japan Championship, di mana kami jadi rekan setim," kisah Nagashima via MotoGP.com.
Saran dan nasihat Tomizawa pula yang membantu Nagashima menjuarai GP-Mono All Japan Road Race 2011 dan jadi runner up J-GP3 Championship 2012. Prestasi inilah yang membuat Nagashima mendapat fasilitas wildcard di Moto2 Motegi, Jepang pada 2013.
Dibimbing Aki Ajo dan Kembali ke Kejuaraan Dunia
Nagashima pun mendapat kesempatan untuk menjalani debut penuh di Moto2 pada 2014, menjadi tandem Kohta Nozane yang kini jadi test rider Yamaha MotoGP. Sayangnya, performa yang tak gemilang membuatnya tak dapat kontrak baru, hingga ia memilih turun di FIM CEV Moto2 pada 2015.
Di kejuaraan Eropa itu, Nagashima konsisten finis di posisi 8 besar, termasuk meraih dua podium di tiga balapan terakhir. Performa ini membuatnya dilirik oleh Aki Ajo, sosok bertangan dingin dan yang juga bos Red Bull KTM Ajo. Ajo pun memasukkan Nagashima ke Ajo Motorsport Academy untuk FIM CEV Moto2 2016.
Di bawah bimbingan Ajo, Nagashima langsung meraih delapan podium, termasuk kemenangan di Valencia, membuatnya menjadi runner up di klasemen akhir. Alhasil, ia pun mendapatkan kontrak dari Teluru SAG Team untuk kembali turun secara penuh di Grand Prix Moto2 pada 2017.
Kembali ke SAG Team dan Unjuk Gigi
Bersama SAG Team, Nagashima memang tak langsung tampil mencolok, namun ia terus berprogres positif, dan mencuri perhatian dengan finis ke-10 di Malaysia. Setahun kemudian, ia pun pindah ke Idemitsu Honda Team Asia untuk menggantikan Takaaki Nakagami yang naik ke MotoGP.
Bersama tim tersebut, Nagashima hanya meraih dua poin pada paruh pertama musim 2018, namun bangkit pada paruh kedua musim dengan finis kedelapan di Thailand. Meski begitu, ia akhirnya memutuskan kembali membela Onexox TKKR SAG Team pada 2019, dan pada musim itulah ia mulai unjuk gigi.
2019 tak pelak lagi adalah musim terbaik Nagashima. Bertandem dengan rider yang kuat, Remy Gardner, Nagashima juga menjelma menjadi rider yang tak bisa diremehkan. Ia konsisten bertarung di posisi 10 besar, dengan hasil terbaik finis kelima di Belanda dan Inggris, serta merebut pole di Austria.
Kembali ke Ajo dan Menang usai Penantian 7 Tahun
Usai menuai prestasi gemilang pada 2019, Nagashima pun kembali didekati oleh Ajo, diminta untuk membela Red Bull KTM Ajo pada 2020, untuk menggantikan Brad Binder yang naik ke MotoGP. Keputusan Ajo dan KTM menggaet Nagashima ini sempat membuat banyak orang heran.
Nagashima sendiri tadinya cukup ragu meninggalkan SAG Team, namun pengalaman Ajo dalam mengorbitkan rider dengan nama-nama besar, ditambah struktur tim yang solid, akhirnya ia menerima tawaran tersebut. Kerja sama ini pun terbukti membuahkan hasil baik.
Meski harus menunggu selama tujuh tahun dan 70 start Grand Prix, Nagashima akhirnya benar-benar merasakan kemenangan perdana, yang ia raih di Moto2 Qatar akhir pekan lalu. Kini, rider berusia 27 tahun itu pun berharap bisa meraih lebih banyak hasil gemilang lagi di masa depan.
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 21 Oktober 2025 16:08
Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:37
Jadwal Live Streaming Formula 1 Meksiko 2025 di Vidio, 25-27 Oktober 2025
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:37
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lewatkan Aksi Pembalap Favoritmu!
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 03:23
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 01:07
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 01:06
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 01:05
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 01:04
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 01:03
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Balapan MotoGP 2025
- Para Pemenang Baru di MotoGP 2025: Semuanya dari Tim Satelit, Termasuk Raul Fernandez
- Pecco Bagnaia Jeblok Lagi di MotoGP Australia, Ngaku Mending Kecelakaan Ketimbang Finis Terakhir
- Kaget Bisa Podium di MotoGP Australia, Marco Bezzecchi Malah Salip Pecco Bagnaia di Klasemen Pembalap
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...