
Bola.net - - Dibentuk sejak 1995, untuk pertama kalinya Repsol Honda mendapat julukan 'Dream Team' di MotoGP. Bagaimana tidak? Tahun ini, tim tersebut menandemkan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo, yang masing-masing merupakan tujuh dan lima kali juara dunia. Atas statistik ini, mereka pun disebut-sebut sebagai tim terkuat yang pernah ada.
Uniknya, baik Marquez dan Lorenzo kompak tak menyukai status ini. Menurut Marquez, sebutan 'dream team' hanya akan berlaku bila salah satu dari mereka berhasil merebut gelar dunia, dan bersama-sama membawa Honda Racing Corporation sukses mempertahankan gelar 'Triple Crown' yang mereka sandang selama dua tahun terakhir.
CEO Dorna Sports selaku promotor MotoGP, Carmelo Ezpeleta, juga menyatakan bahwa 'dream team' sejatinya tak punya arti khusus bagi Repsol Honda, mengingat tim tersebut merupakan tim paling prestisius di ajang Grand Prix, dengan 14 gelar dunia, enam juara dunia, 168 kemenangan dan 427 podium.
"Repsol Honda toh memang selalu menjadi tim papan atas, dan selalu punya ekspektasi tinggi. Mereka punya dua juara dunia terakhir, jadi memang sulit mencari pasangan pebalap yang lebih baik dari mereka," ujar Ezpeleta dalam wawancaranya dengan Marca baru-baru ini.
Seperti Peristiwa 1992
Sepakat dengan Marquez, Ezpeleta juga yakin bahwa 'dream team' hanya bisa dibuktikan lewat hasil di akhir musim. Seperti peristiwa-peristiwa olahraga bersejarah yang pernah terjadi pada 1992 silam.
"'Dream team' hanyalah julukan. Mereka sendiri yang mengatakannya dengan jelas: 'dream team' adalah saat musim berakhir. 'Dream team' adalah saat tim basket Amerika Serikat meraih emas di Olimpiade 1992, dan saat FC Barcelona menjuarai Piala Eropa pada 1992. Sebelum itu, tak ada yang disebut 'dream team'," ungkapnya.
Bakal Bertindak Tegas
Ezpeleta juga mengaku sudah tak sabar melihat persaingan antara Marquez dan Lorenzo, yang kini sama-sama mengendarai RC213V. Ia yakin ketegangan akan terjadi di garasi Repsol Honda, namun mengaku akan bertindak tegas bila perselisihan mereka sampai melewati batas-batas sportivitas.
"Kami tak suka perselisihan tak sportif, lain halnya dengan persaingan yang sportif. Mereka pasti akan mengerahkan segalanya untuk saling mengalahkan, seperti saat melawan rider lain, dan mereka akan berperilaku sesuai aturan," pungkas pria asal Spanyol ini.
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 9 September 2025 15:06
12 Pembalap Bakal Ikut Parade di Mataram Jelang MotoGP Mandalika 2025, Siapa Saja Sih?
-
Otomotif 9 September 2025 14:51
MGPA Sebut Sirkuit Mandalika 99 Persen Sudah Siap Jamu MotoGP Indonesia 2025
-
Otomotif 9 September 2025 14:25
Ratusan Marshal Ikuti Pelatihan Intensif Jelang MotoGP Mandalika 2025
-
Otomotif 9 September 2025 10:20
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 9 September 2025 17:14
-
Tim Nasional 9 September 2025 16:39
-
Tim Nasional 9 September 2025 16:22
-
Tim Nasional 9 September 2025 16:15
-
Liga Italia 9 September 2025 16:06
-
Liga Italia 9 September 2025 15:43
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...