
Bola.net - - Kekhawatiran banyak pihak terkait hadirnya kejuaran balap motor listrik pada 2019 mendatng masih berlanjut. Banyak yang khawatir bahwa gelaran MotoE itu akan membuat gelaran MotoGP ditinggalkan.
Di tengah pemberitaan media mengenai kejuaraan ini, Lin Jarvis selaku bos tim Yamaha angkat bicara kehadiran MotoE. Dia sedikit meragukan bahwa popularitas MotoGP bakal meredup seiring kehadiran balap motor listrik.
"Saya pikir ini benar-benar waktu yang tepat bagi Dorna untuk memulai (melihat teknologi listrik), tapi akan memakan waktu lama," ungkap Jarvis seperti dikutip dari Motorsportweek, Senin (12/2/2018).
"Mungkin tidak akan pernah mengambil alih kelas MotoGP, tapi mungkin mengganti kelas lain," paparnya.
Namun demikian, dia tak menampik jika motor listrik akan membawa peran yang lebih menonjol dalam bentuk balapan yang dipentaskan. Apalagi terdapat kebisingan mesin biasanya menjadi masalah.
Kebisingan Isu Sensitif
"Dan pasti kendaraan listrik (akan lepas landas) di disiplin ilmu lain, seperti motorcross, atau enduro, di mana kebisingan menjadi isu yang jauh lebih sensitif," ujarnya seperti dikutip dari Liputan6.com.
"Itu karena tempat kendaraan ini digunakan lebih dekat ke daerah perkotaan. Mereka mungkin punya masa depan yang besar di sana," tambah Jarvis
Pekan lalu, Dorna Sports selaku promotor MotoGP untuk pertama kalinya memperkenalkan motor listrik, yang bakal digunakan pada Kejuaraan Dunia MotoE pada 2019 mendatang. Gelaran ini nantinya akan diikuti 18 pembalap dari 11 tim.
Pada musim perdana Kejuaraan Dunia MotoE, para pembalap nantinya hanya diberikan kesempatan terbatas. Mereka hanya melahap delapan lap setiap balapan di lima seri yang berlangsung di Eropa.
"Realistis, saya pikir industri motor sedikit tertinggal dari industri mobil. Tapi, masih menarik untuk melihat jumlah produsen yang beralih ke Formula E, ini melebihi harapan saya," terangnya.
Industri Motor Tertinggal
Jarvis mengakui industri sepeda motor tertinggal dari industri mobil dalam hal pengembangan listrik, dan menganggap Formula E harus dipuji. Sebab, Formula E menarik pabrikan melepaskan eksploitasi motorsport lainnya untuk fokus pada rangkaian listrik sepenuhnya.
"Jika Anda melihat balapan, emosi yang Anda dapatkan dari kebisingan dan kekuatan. Tentunya kami harus memberi penghargaan pada Formula E, karena banyak produsen menghentikan disiplin balap lainnya untuk berinvestasi di bidang listrik," tutur Jarvis.
"Dan saya yakin di masa depan industri sepeda motor kendaraan listrik akan memainkan peran lebih besar," ungkapnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
News 22 Oktober 2025 10:58
Jakarta jadi Kota Terbahagia ke-18 di Dunia, Begini Respons Pramono Anung
-
Otomotif 21 Oktober 2025 16:08
Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
-
Lain Lain 21 Oktober 2025 10:00
Saksikan Live Streaming Anugerah Liputan6 2025: Berdaya, Berdampak, Berkelanjutan
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 22 Oktober 2025 15:10
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 15:03
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 14:37
-
Bola Indonesia 22 Oktober 2025 14:04
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 14:02
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 14:01
MOST VIEWED
- Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
- Profil Raul Fernandez, Pemenang Terbaru MotoGP yang Terlambat Berkarier dan Sempat Benci Balap Motor
- Sejarah Baru MotoGP! Kini Semua Tim Peserta Sudah Pernah Cicipi Kemenangan, Siapa Saja Penyumbangnya?
- Jadwal Lengkap Balapan MotoGP 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...