
Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, meyakini bahwa Maverick Vinales punya talenta yang cukup hebat untuk merebut gelar dunia di MotoGP. Namun, kepada Moto Revue, pria Inggris ini mengaku ragu bahwa Vinales punya ketangguhan mental untuk melakukannya.
Vinales pindah dari Suzuki ke Yamaha pada 2017 dengan harapan merebut gelar dengan motor yang lebih garang. Nyatanya ia justru angin-anginan, puncaknya pada tengah tahun ini. Meski sempat menang di Qatar, Vinales sulit konsisten memperebutkan podium. Ia bahkan jatuh di bawah bayang-bayang Fabio Quartararo.
Kontrak Vinales dengan Yamaha tadinya baru habis pada akhir 2022. Namun, atas berbagai alasan dan insiden-insiden yang tak diinginkan, kedua pihak memutuskan hubungan kerja sama sejak Agustus lalu. Sejak itu pula, Vinales pindah ke Aprilia Racing, dan tempatnya di Monster Energy Yamaha diambil alih Franco Morbidelli.
'Kalau Tak Bahagia, Pergi Saja'
"Maverick punya talenta untuk merebut gelar, tapi saya tak tahu apakah ia punya kekuatan mental. Namun, itu adalah hal yang tak bisa kami perbaiki, dan kini bukan lagi misi kami. Saat ia bilang kepada kami di Assen bahwa ia tak mau menaati kontraknya, kami semua terkejut," ujar Jarvis seperti yang dikutip Corsedimoto, Minggu (12/12/2021).
"Meski begitu, saya menerima keputusannya, karena saya tak punya kuasa memaksa orang untuk bertahan ketika mereka ingin pergi. Jika seseorang tak merasa bahagia, mereka harus pergi dan melakukan hal lain. Hidup ini singkat," lanjut pria asal Inggris tersebut.
Vinales sempat finis terbuncit di Sachsenring, dan sepekan kemudian di Assen, ia justru meraih pole dan finis kedua. Tapi ia sudah membulatkan tekad meninggalkan Yamaha pada akhir musim. Namun, drama tak berhenti di situ. Dalam Seri Styria, ia melakukan aksi tak lazim yang berpotensi merusak mesin YZR-M1.
Yamaha Tak Punya Pilihan Lain
Data telemetri membuktikan Vinales bersalah, dan Yamaha menjatuhkan skors padanya di Seri Austria. Usai pekan balap itulah Yamaha dan Vinales putus hubungan. Jarvis pun menyatakan bahwa perilaku Vinales di Styria kala itu hanya bisa membuktikan mentalnya yang rapuh.
"Kisah ini hanya bisa menegaskan kerapuhannya. Balapan kala itu terinterupsi oleh kecelakaan Dani Pedrosa dan adanya kebakaran. Pada start kedua, masalah mesin yang tak terduga membuat Maverick harus start dari pitlane," ungkap Jarvis, yang menangani departemen balap Yamaha di MotoGP sejak 1999.
"Rasa frustrasi dan amarah membuatnya berperilaku dengan cara-cara yang tak bisa diterima oleh sebuah tim profesional. Kami pun tak punya pilihan selain memberikan skors padanya (di Austria), dan itulah akhir dari hubungan kami," pungkasnya.
Sumber: Moto Revue, Corsedimoto
Baca Juga:
- Yamaha: MotoGP Bakal Sulit Temukan Ikon Baru Seperti Valentino Rossi
- Para Rival Sanjung Max Verstappen, Sudah Prediksi Bakal Juarai Formula 1 Suatu Saat Nanti
- Lewis Hamilton Gagal Juarai Formula 1, Valtteri Bottas Merasa Ikut Kalah
- Juarai Formula 1 2021, Max Verstappen Pegang 9 Rekor Bertema 'Pembalap Termuda'
- 5 Juara Dunia Termuda di Formula 1, di Manakah Posisi Max Verstappen?
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 5 September 2025 16:42
Hasil FP1 MotoGP Catalunya 2025: Pedro Acosta dan Johann Zarco Memimpin
-
Otomotif 4 September 2025 16:12
Daftar Pembalap MotoGP 2026: Yamaha Pertahankan Jack Miller di Pramac Racing
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 14:00
-
Tim Nasional 6 September 2025 13:55
-
News 6 September 2025 13:52
-
Tim Nasional 6 September 2025 13:24
-
Tim Nasional 6 September 2025 13:11
-
Bola Indonesia 6 September 2025 12:50
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...