Dalang Kericuhan? Luis Enrique Beri Pembelaan, Sebut Semua Orang Terlibat

Dalang Kericuhan? Luis Enrique Beri Pembelaan, Sebut Semua Orang Terlibat
Keributan di akhir laga final Piala Dunia Antarklub 2025 antara Chelsea vs PSG di Stadion MeetLife, Senin (14/7) pagi WIB (c) AP Photo/Pamela Smith

Bola.net - Kekalahan PSG di final Piala Dunia Antarklub 2025, Senin (14/7/2025) menyisakan cerita panjang. Laga tersebut ditutup dengan insiden panas yang melibatkan para pemain dari kedua tim.

Pelatih PSG, Luis Enrique, menjadi figur sentral dalam kericuhan tersebut. Ia terekam kamera tampak mendorong pemain Chelsea, Joao Pedro, hingga terjatuh ke tanah.

Namun, Enrique dengan tegas membantah tudingan bahwa ia sengaja melakukan aksi tersebut. Mantan pelatih Barcelona itu memberikan penjelasan versinya mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Menurutnya, ia hanya berniat untuk menenangkan situasi yang sudah memanas. Ia pun membeberkan kronologi dari sudut pandangnya pasca pertandingan.

1 dari 3 halaman

Bantahan dan Niat Melerai Situasi

Bantahan dan Niat Melerai Situasi

Pelatih PSG, Luis Enrique. (c) AP Photo/Adam Hunger

Luis Enrique memberikan klarifikasi mengenai keterlibatannya dalam keributan di akhir laga. Ia menyatakan bahwa niatnya semata-mata adalah untuk memisahkan para pemain yang bersitegang.

Menurutnya, insiden tersebut merupakan sesuatu yang harus dihindari oleh semua pihak. Ia menegaskan tujuannya saat itu adalah agar situasi tidak bertambah buruk di lapangan.

"Saya melihat Maresca. Saya melihat dia mendorong yang lain dan kami harus memisahkan semua pemain dan saya tidak tahu dari mana tekanan itu berasal," jelas pelatih asal Spanyol tersebut.

"Namun ini adalah situasi yang harus kita semua hindari. Itu sudah jelas. Niat saya adalah ingin memisahkan para pesepak bola, agar situasinya tidak menjadi lebih buruk," ujar Luis Enrique.

2 dari 3 halaman

Akui Adanya Tekanan Tinggi

Akui Adanya Tekanan Tinggi

Bek sayap PSG, Nuno Mendes terlihat kecewa setelah kalah di final Piala Dunia Antarklub 2025 melawan Chelsea. (c) AP Photo/Adam Hunger

Sang pelatih tidak menampik bahwa tensi pertandingan final berjalan sangat tinggi. Ia menyebut level stres yang dirasakan semua orang membuat insiden seperti itu sulit untuk dihindari.

Enrique juga menekankan bahwa semua orang terlibat dalam kekacauan tersebut. Ia menyebutnya sebagai akibat dari tekanan besar yang ada selama pertandingan berlangsung.

"Saya tidak punya masalah untuk mengungkapkan perasaan saya di akhir pertandingan dalam tekanan tingkat tinggi. Itu sangat membuat stres bagi kami semua. Mustahil untuk menghindarinya."

"Semua orang terlibat. Itu bukanlah yang terbaik dan merupakan hasil akhir dari tingginya tekanan pertandingan," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Tolak Label Pecundang

Meskipun gagal membawa pulang trofi juara, Luis Enrique menolak keras anggapan bahwa timnya adalah pecundang. Baginya, ada perbedaan besar antara menjadi runner-up dan pecundang.

Ia mendefinisikan seorang pecundang sebagai sosok yang memilih untuk menyerah. Dalam kompetisi olahraga level atas seperti ini, menurutnya, tidak ada istilah pecundang sama sekali.

"Kami bukan pecundang, tidak ada pecundang. Kami adalah runner-up," terangnya.

"Seorang pecundang adalah seseorang yang menyerah. Di level olahraga setinggi ini tidak ada yang namanya pecundang sama sekali," tegas Luis Enrique.