Mantan pelatih timnas Inggris dan Meksiko, Eriksson, yang sekarang melatih negara Afrika Barat itu, pernah menjadi pelatih Dunga selama satu musim di klub pada musim 1988-1989 dan mengatakan belum lama ini bahwa pada saat itu ia bahkan sudah bisa melihat Dunga, yang waktu itu berusia 25 tahun, memiliki bakat kepemimpinan dalam dirinya.
"Saya mengenal pelatih Brazil itu dengan sangat baik. Saya membawanya ke Fiorentina dan dia bermain di klub itu selama setahun," ujar Eriksson, asal Swedia.
"Bahkan saat masih menjadi pemain, dia mengetahui segala sesuatu mengenai sepak bola secara taktis. Dia salah seorang pemain bola terbaik yang pernah saya latih. Dia juga seorang pemain yang fantastis, bertahan, menyerang. Dia juga mengetahui segala sesuatu dengan akurat," tambahnya.
"Saya tidak terkejut bahwa mereka (Brazil) terorganisir dengan baik, tidak mudah untuk mencetak satu gol ke gawang mereka," ujarnya, dengan menambahkan bahwa sikap teguhnya mengalir deras dalam pembuluh darah Dunga.
Pertandingan itu juga akan mempertemukan pemain bertahan Brazil dengan saingannya pemain depan Pantai Gading Didier Drogba, yang akan bermain dengan menggunakan balutan gips atas persetujuan FIFA untuk melindungi cedera di sikunya yang mengalami retak tulang.
Kedua pemain itu sudah pernah berhadapan satu sama lain ketika Lucio yang bermain untuk Inter Milan menyingkirkan Chelsea di laga Liga Champions musim lalu. Saat itu rasa frustasi Drogba begitu memuncak, di mana akhirnya dia dikeluarkan karena mendapat kartu merah di akhir pertandingan kedua di antara mereka berdua.
Lucio, yang tidak memberi Drogba banyak peluang, belakangan mengeluh bahwa pemain Pantai Gading itu berusaha mengintimidasinya, sehingga mendorong mereka saling bentrok di pertandingan kedua.
"Drogba tidak dapat berbuat banyak di pertandingan pertama karena Lucio bermain dengan sangat baik dan dia hanya mendapat beberapa kesempatan di pertandingan kedua," ujar kiper Brazil Julio Cesar, yang juga bermain untuk Inter.
Brazil, yang berjuang keras saat menghadapi pertahanan ketat Korea Utara pada Selasa lalu sebelum akhirnya menang 2-1, menyatakan mereka berharap tim Afrika itu, yang memerlukan poin setelah bermain imbang melawan Portugal dalam pertandingan pembukaan mereka, akan memainkan suatu pertandingan yang lebih terbuka.
"Selalu lebih sulit saat tim lain bermain dengan 10 pemain di belakang. Tetapi saya kira Pantai Gading akan bermain keluar dari bidang pertahanan mereka, berusaha dan bermain," kata pemain tengah Brazil Julio Baptista.
Brazil akan memainkan pertandingan keenam mereka melawan tim Afrika di Piala Dunia, dengan memenangkan lima pertandingan sebelumnya. Yaitu lawan Zaire (1974), Aljazair (1986), Kamerun (1994), Maroko (1998) dan Ghana (2006). Hebatnya lagi kemenangan itu diraih tanpa kemasukan satu gol pun.
Perkiraan Susunan Pemain:
Brasil (4-2-3-1): Julio Cesar; Maicon, Lucio, Juan, Michel Bastos; Gilberto Silva, Felipe Melo; Elano, Kaka Robinho; Luis Fabiano
Pantai Gading (4-3-3): Barry; Demel, K. Toure, Zokora, Tiene; Y. Toure, Eboue, Tiote; Gervinho, Drogba, Kalou. (ant/cax)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 30 September 2025 10:29
-
Liga Champions 30 September 2025 10:29
-
Liga Inggris 30 September 2025 10:25
-
Tenis 30 September 2025 10:22
-
Liga Champions 30 September 2025 10:13
-
Otomotif 30 September 2025 10:08
BERITA LAINNYA
-
piala dunia 27 September 2025 06:16
-
piala dunia 26 September 2025 21:30
-
piala dunia 25 September 2025 20:12
-
piala dunia 23 September 2025 08:41
-
piala dunia 23 September 2025 04:08
-
piala dunia 18 September 2025 18:10
HIGHLIGHT
- Tak Selalu Sempurna, Ini 5 Penalti Terburuk Lionel...
- 10 Kuda Hitam Liga Champions yang Bisa Bikin Kejut...
- 5 Pemain Muda yang Bisa Jadi Kejutan di Liga Champ...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...