
Bola.net - Setiap gelar kebangsawanan selalu membawa kisah besar yang lebih bermakna dari sekadar deretan piala. Gareth Southgate kini resmi menyandang gelar 'Sir' setelah Kerajaan Inggris menganugerahinya gelar kehormatan pada Rabu (25/6) lalu.
Penganugerahan tersebut dilakukan dalam sebuah seremoni di Kastil Windsor. Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya di dunia sepak bola, meskipun Southgate belum berhasil mempersembahkan trofi bagi Timnas Inggris.
Namun, sebagaimana halnya banyak cerita lain, angka dan medali tak selalu cukup untuk menjelaskan. Dalam konteks ini, kisah Southgate adalah tentang mengubah arah sejarah, memperbaiki citra yang sempat tercoreng.
Southgate tercatat sebagai pelatih ketujuh yang menerima gelar kebangsawanan. Namanya kini sejajar dengan para legenda seperti Sir Alf Ramsey, Sir Matt Busby, Sir Alex Ferguson, dan Sir Bobby Robson.
Ksatria Tanpa Mahkota
Berbeda dari para pendahulunya, hanya Southgate dan Sir Walter Winterbottom yang menerima gelar ini tanpa pernah menjuarai turnamen besar.
Bagi sebagian pihak, pencapaian ini mungkin akan selalu dipandang sebagai kekurangan dalam catatan karier Southgate. Ia nyaris membawa Inggris juara dalam tiga turnamen besar: semifinal Piala Dunia 2018, final Euro 2020 yang sempat tertunda, dan final Euro 2024.
Namun, selalu ada tembok tak kasatmata yang menghadangnya—tipis, tapi sulit ditembus.
Namun, siapa pun yang hanya menilai dari hasil akhir semata akan melewatkan sesuatu yang lebih mendalam. Southgate tak sekadar hampir meraih trofi; ia nyaris merevolusi sepak bola Inggris. Dan dalam banyak aspek, ia telah melakukannya.
Menyatukan Bangsa yang Terbelah
Saat Southgate ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Inggris pada akhir 2016, kondisi tim yang diwarisinya jauh dari ideal. Inggris baru saja melewati masa kepemimpinan singkat nan penuh kontroversi bersama Sam Allardyce.
Ketika itu, Timnas Inggris terasa lebih sebagai beban ketimbang kebanggaan. Dukungan suporter mengendur, para pemain tampil dalam tekanan, dan media tak henti-hentinya melontarkan kritik.
Dalam waktu yang relatif singkat, ia menumbuhkan kembali rasa memiliki. Ia membuat para pemain kembali bangga mengenakan seragam Inggris. Ia pun membuka akses lebih luas kepada media dan publik, membangun kepercayaan yang sebelumnya jarang terlihat.
Perubahan itu membuahkan hasil. Inggris melaju hingga semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia. Mereka bahkan nyaris juara di Euro 2020, hanya kalah lewat adu penalti dari Italia di Wembley. Di Euro 2024, Southgate kembali mengantar The Three Lions ke final.
Sumber: BBC Sport
Advertisement
Berita Terkait
-
Editorial 16 Oktober 2025 21:07
Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris Ini Harus Cari Klub Baru di Januari
-
Piala Dunia 16 Oktober 2025 10:46
Kane Tak Terbendung! Deretan Rekor Gila yang Dihancurkan Kapten Inggris
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 23:12
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 23:11
-
Liga Inggris 21 Oktober 2025 23:02
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 22:50
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 22:47
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 22:46
BERITA LAINNYA
-
piala dunia 20 Oktober 2025 09:56
-
piala dunia 17 Oktober 2025 04:19
-
piala dunia 16 Oktober 2025 14:28
-
piala dunia 16 Oktober 2025 10:58
-
piala dunia 16 Oktober 2025 10:46
-
piala dunia 16 Oktober 2025 10:39
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...