
Bola.net - Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, punya ikatan emosional yang erat dengan Timnas Italia. Saat memutuskan untuk memenuhi pinangan Chelsea di tahun 2016, ia meninggalkan para pemainnya dengan suasana haru.
Conte diangkat sebagai pelatih timnas setelah perjalanannya bersama Juventus dipastikan berakhir di tahun 2014. Ia dikontrak selama dua tahun, khusus untuk membantu Gli Azzurri melaju sejauh mungkin di ajang Piala Eropa 2016.
Tugas yang diembannya cukup berat. Conte diharapkan bisa membuat Italia bangkit kembali setelah mengalami kegagalan total di ajang Piala Dunia 2018 lalu. Seperti yang diketahui, perjalanan mereka di kompetisi tertinggi level interasional itu terhenti di fase grup.
Pada awalnya, Conte sempat mendapatkan kritikan karena pemilihan skuatnya. Ia membuat publik terkejut karena meninggalkan Andrea Pirlo dan Sebastian Giovinco. Conte menjawab semua kritikan itu dengan membawa Italia sampai babak perempat final.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Perpisahan yang Penuh Haru
Conte pernah mengutarakan keluhannya saat menukangi timnas. Ia merasa kesulitan karena tak bisa bertemu dengan pemainnya setiap hari. Walaupun demikian, pria berumur 50 tahun tersebut tetap sedih saat harus meninggalkan para pemainnya untuk pindah ke Chelsea.
"Saya mengingat hari di mana kami mengucapkan salam perpisahan, kami semua menangis, karena kami tahu pada hari setelah itu, kami takkan saling bertemu setiap harinya," tutur Conte saat ditemui di Festival dello Sport, seperti yang dikutip dari Football Italia.
"Itu adalah pengalaman yang emosional dan bila saya tidak bergabung dengan Chelsea, saya pastinya akan terus bekerja dengan Nazionale, karena kami telah membentuk persatuan dengna para pemain dan rasanya berat untuk meninggalkan itu," lanjutnya.
Cara Conte Membakar Semangat
Ketimbang seorang pelatih, Conte lebih dikenal sebagai sosok yang bisa membakar semangat para pemainnya di lapangan. Ia menjelaskan cara dirinya menyemangati Giorgio Chiellini dkk saat bertemu Spanyol di fase 16 besar Piala Eropa 2016.
"Saya ingat sebelum laga dengan Spanyol, semua media berasumsi bahwa kami sudah selesai, bahwa kami tidak memiliki peluang sama sekali," tambahnya.
"Dalam konferensi pers, saya berkata dengan jelas bahwa Spanyol harus bekerja keras untuk meruntuhkan kami dan benar-benar membuktikan bahwa kami memang pantas," sambungnya.
"Spanyol sudah sering menang dalam beberapa tahun terakhir, jadi mengalahkan mereka membuat kami merasa puas dan bahkan semakin percaya dengan kemampuan sendiri," tandasnya.
Spanyol jauh lebih diunggulkan dari Italia pada saat itu. Sebab pada laga final Piala Dunia 2014 lalu, mereka bermain dengan sangat dominan bahkan sampai menang telak 4-0.
(Football Italia)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 7 September 2025 00:11
Situasi Pelik Inter Milan terkait Lautaro Martinez jelang Duel Kontra Juventus
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
AC Milan Masih Minati Vlahovic: Ada Kendala dan Pesaing yang Harus Diwaspadai
-
Liga Italia 6 September 2025 15:38
Inter Milan Siap Rebut Dusan Vlahovic Secara Gratis Tahun Depan
-
Liga Inggris 6 September 2025 11:05
Manchester United Masih Belum Lepaskan Pandangannya dari Eks Pemain Chelsea Ini
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 7 September 2025 01:11
-
Piala Dunia 7 September 2025 01:06
-
Liga Italia 7 September 2025 00:11
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 23:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:55
BERITA LAINNYA
-
piala eropa 5 September 2025 13:33
-
piala eropa 2 September 2025 23:52
-
piala eropa 28 Juli 2025 10:25
-
piala eropa 28 Juli 2025 08:20
-
piala eropa 28 Juli 2025 02:17
-
piala eropa 24 Juli 2025 10:59
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...