4 Alasan Xabi Alonso Kurang Cocok di Real Madrid

4 Alasan Xabi Alonso Kurang Cocok di Real Madrid
Xabi Alonso saat memberikan instruksi pada skuad Bayer Leverkusen di laga lawan Bayern Munchen, Minggu (19/03/2023) petang WIB. (c) AP Photo/Martin Meissner

Bola.net - Xabi Alonso mulai dirumorkan jadi kandidat terkuat manajer Real Madrid selanjutnya. Jika melihat karakteristiknya menangani sebuah tim, Xabi justru kurang cocok di Madrid.

Xabi saat ini masih jadi manajer Bayer Leverkusen. Sejak ditunjuk pada Oktober 2022 lalu, Xabi membawa perubahan yang signifikan.

Di musim 2022/2023 lalu misalnya, Leverkusen yang terseok di papan bawah malah bisa finis di peringkat ke-6 Liga Jerman.

Lalu di musim 2023/2024, Leverkusen belum terkalahkan dari lima pertandingan pertama. Maka dari itu, Madrid semakin kepincut untuk menggunakan jasanya.

Akan tetapi, apa yang membuat Xabi nantinya kurang cocok jika menangani Madrid? Berikut empat alasannya!

1 dari 5 halaman

Mengandalkan Penguasaan Bola

Mengandalkan Penguasaan Bola

Selebrasi Florian Wirtz dan Amine Adli, penyerang Bayer Leverkusen di Liga Europa 2023/2024 (c) AP Photo/Martin Meissner

karakteristik tim yang diasuh Xabi adalah menekankan pada penguasaan bola, tetapi tidak seekstrem pendekatan Xavi Hernandez di Barcelona. Prinsip ini sudah jelas bertolak belakang dari Madrid.

Los Blancos selama ini dikenal sebagai tim yang eksplosif, bermain dengan umpan-umpan direct, dan cepat. Sebaliknya, Xabi kerap menggunakan tempo yang lambat sejak bangun serangan.

Perbedaan filosofi di Madrid dan Xabi jadi alasan pertama bahwa dirinya kurang cocok untuk direkrut jadi manajer baru Madrid di musim depan.

2 dari 5 halaman

Cenderung Pakai Tiga Bek

Cenderung Pakai Tiga Bek

Duel antarpemain di laga Bayer Leverkusen vs Hacken, Liga Europa 2023/2024 (c) AP Photo/Martin Meissner

Selama melatih Leverkusen, Xabi cenderung menggunakan formasi dasar dengan tiga bek. Entah itu nantinya 3-4-3 atau 3-5-2. Madrid bukanlah tim yang terbiasa merekrut manajer dengan prinsip taktikal seperti ini.

Ketidaksesuaian antara preferensi formasi dasar milik Xabi dengan kultur di Madrid berpengaruh pada komposisi pemain. Yang ada di Madrid saat ini lebih mendukung ide bermain dengan formasi dasar empat bek.

Perubahan formasi dasar dengan menggunakan komposisi lama bukan hal yang mudah dilakukan. Apalagi Madrid yang terbiasa sukses, sulit membayangkan Xabi diberi waktu untuk ‘berproses’ agar bisa cocok dengan tim.

3 dari 5 halaman

Butuh Bek-bek Modern

Butuh Bek-bek Modern

Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso menyalami Edmond Tapsoba. (c) AP Photo/Gregorio Borgia

Prinsip penguasaan bola dengan formasi tiga bek menyebabkan Xabi sangat butuh lebih dari seorang bek modern, yang artinya pandai dalam sirkulasi bola.

Di Leverkusen, dia punya Edmond Tapsoba dan Jonathan Tah yang bisa diandalkan. Madrid kebetulan tidak punya bek-bek modern seperti yang dimaksud.

Bukan berarti bek Madrid saat ini tidak bisa melakukan tugas seperti itu, tetapi nyaris tidak ada yang alami berperan sebagai ball-playing defender.

Ini jadi alasan ketiga bahwa Xabi tidak akan cocok di Madrid kecuali sang manajer diberi keleluasaan untuk merombak total komposisi lini belakang tim di musim panas 2024.

4 dari 5 halaman

Pemain Harus Bermain Sesuai Kebutuhan

Pemain Harus Bermain Sesuai Kebutuhan

Pemain Bayer Leverkusen Jeremie Frimpong. (c) Marius Becker/dpa via ap

Alasan terakhir yang tampaknya bikin Xabi semakin tidak cocok di Madrid adalah kecenderungannya untuk tidak menggunakan keunggulan seorang pemain.

Dia akan memaksa pemain bermain sesuai kebutuhannya. Jeremie Frimpong, contohnya. Sebelum Xabi datang, Frimpong acap dipasang sebagai winger kanan, tetapi Xabi memintanya untuk jadi bek kanan supaya mendukung ide bermainnya.

Bayangkan kalau Xabi tidak bisa beradaptasi dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Vinicius Junior, Aurelien Tchouameni, sampai Jude Bellingham?

Alih-alih memanfaatkan keunggulan mereka untuk jadi ide dasar bermain, Xabi berpotensi malah meminta mereka bermain di luar peran yang biasa dimainkan.