Barcelona Mulai Goyah: Ini 4 Masalah Serius yang Harus Diselesaikan Hansi Flick

Barcelona Mulai Goyah: Ini 4 Masalah Serius yang Harus Diselesaikan Hansi Flick
Pelatih Barcelona, Hansi Flick. (c) AP Photo/Jose Breton

Bola.net - Barcelona menjalani awal musim 2025/2026 dengan catatan yang jauh dari ideal. Dua kekalahan dalam lima hari sebelum jeda internasional Oktober menjadi sinyal bahaya bagi tim asuhan Hansi Flick. Ironisnya, jumlah kekalahan itu sama dengan total kekalahan mereka sepanjang tahun 2025, tanpa menghitung perpanjangan waktu.

Kekalahan dari Paris Saint-Germain di Liga Champions disusul dengan kekalahan telak 1-4 dari Sevilla yang sempat berjuang lolos degradasi musim lalu. Dua hasil itu bukan sekadar kehilangan poin, tapi menunjukkan bahwa ada masalah mendasar dalam sistem permainan Barcelona.

Padahal, Barcelona sempat tak terkalahkan dalam tujuh laga pertama musim ini. Namun di balik hasil positif itu, tanda-tanda masalah sudah terlihat, terutama dalam aspek koordinasi, intensitas, dan kedalaman skuad.

Kini, dengan jeda internasional usai, Flick diharapkan mampu memanfaatkan waktu dua pekan untuk menemukan solusi. Empat masalah besar menunggu untuk diselesaikan jika Barcelona ingin kembali ke jalur juara.

1 dari 4 halaman

1. High Line yang Mulai Jadi Bumerang

1. High Line yang Mulai Jadi Bumerang

Jules Kounde merayakan golnya ke gawang Real Sociedad bersama Marcus Rashford, Minggu (28/9/2025) (c) AP Photo/Joan Monfort

Musim lalu, garis pertahanan tinggi menjadi senjata utama Hansi Flick. Strategi berani itu membuat Barcelona tampil menekan dan dominan di hampir setiap laga. Namun musim ini, formula yang sama justru menjadi kelemahan paling fatal.

Rayo Vallecano menjadi tim pertama yang memperlihatkan cara efektif membongkar sistem pertahanan tinggi Barcelona. Dengan satu penyerang yang berdiri di posisi offside dan berlari ke arah sayap untuk menerima umpan diagonal, lini belakang Barcelona dibuat berantakan. Pola itu kemudian ditiru lawan lain, termasuk dalam gol kedua Sevilla dan gol kemenangan Goncalo Ramos.

Kepergian Inigo Martinez terasa sangat besar pengaruhnya. Bek senior itu bukan hanya pemimpin, tapi juga pengatur garis pertahanan yang disiplin. Tanpanya, koordinasi antara bek tengah kerap kacau, terutama saat menghadapi bola-bola panjang.

Flick harus segera memperbaiki jarak, komunikasi, dan koordinasi antar pemain bertahan. Mungkin sudah saatnya mempertimbangkan opsi taktik berbeda di akhir laga, terutama ketika tim lawan punya kecepatan di lini depan. Jika tidak, Barcelona akan terus kebobolan dengan cara yang sama.

2 dari 4 halaman

2. Tekanan yang Hilang: Intensitas Pressing Merosot

Salah satu kunci sukses Barcelona musim lalu adalah pressing tinggi yang intens. Mereka memaksa lawan kehilangan bola di area berbahaya dan menciptakan peluang cepat. Namun musim ini, intensitas itu nyaris hilang.

Lawan kini lebih mudah membangun serangan dari belakang. Hal ini menguras stamina para pemain Barcelona karena mereka harus terus berlari mundur untuk bertahan. Padahal, sistem Flick sangat bergantung pada keberhasilan merebut bola di sepertiga akhir lapangan.

Absennya Raphinha karena cedera turut memperburuk situasi. Pemain asal Brasil itu bukan hanya pencetak gol andalan, tapi juga pekerja keras dalam sistem pressing. Kini, tanggung jawab itu jatuh kepada Marcus Rashford, Lamine Yamal, dan pemain lain di lini depan.

Sejak awal musim, Flick tampak frustrasi dengan kurangnya energi timnya saat tanpa bola. Jika Barcelona ingin kembali kompetitif di semua ajang, menemukan kembali intensitas pressing mereka adalah prioritas utama.

3 dari 4 halaman

3. Peran Nomor 10 yang Tumpul

3. Peran Nomor 10 yang Tumpul

Aksi Ferran Torres dalam pertandingan Liga Champions antara Barcelona vs PSG, Kamis, 2 Oktober 2025. (c) AP Photo/Emilio Morenatti

Masalah lain yang mencolok datang dari posisi nomor 10. Kontribusi dari lini tengah serang nyaris tidak terasa sepanjang awal musim ini. Dani Olmo dan Fermin Lopez bergantian bermain di posisi itu, tetapi kontribusi gol mereka hanya muncul saat melawan tim lemah seperti Getafe dan Valencia.

Olmo, yang diharapkan menjadi pusat kreativitas, justru tampil di bawah standar. Pemain asal Spanyol itu kesulitan menemukan ritme permainan dan sering gagal memecah pertahanan lawan. Lebih buruk lagi, ia juga tidak memberikan tekanan berarti saat tim kehilangan bola.

Cederanya Olmo di jeda internasional membuat masalah makin kompleks. Fermin yang baru pulih dari cedera kemungkinan akan langsung diandalkan kembali, meski risiko kelelahan sangat tinggi. Sementara itu, absennya Gavi membuat opsi di posisi ini semakin terbatas.

Satu-satunya alternatif hanyalah Dro Fernandez, pemain muda berusia 18 tahun yang belum berpengalaman di laga besar. Flick perlu segera menemukan keseimbangan baru agar kreativitas Barcelona tidak mati di tengah lapangan.

4 dari 4 halaman

4. Krisis Kebugaran yang Makin Parah

Masalah cedera kini menjadi musuh terbesar Barcelona. Daftar pemain yang absen terus bertambah: Joan Garcia, Gavi, Raphinha, Olmo, dan Robert Lewandowski semuanya harus menepi. Bahkan pemain yang tetap fit seperti Pedri, Pau Cubarsi, dan Eric Garcia mulai menunjukkan tanda kelelahan.

Alejandro Balde dan Frenkie de Jong juga sempat absen di awal musim. Jumlah cedera sebanyak ini belum pernah terjadi sedini ini dalam dua musim terakhir. Flick dan staf medis kini menghadapi dilema besar: bagaimana menjaga kebugaran tanpa mengorbankan intensitas permainan?

Beberapa pemain terlihat kehabisan tenaga di menit-menit akhir pertandingan. Hal ini bukan hanya soal rotasi, tapi juga manajemen beban latihan yang harus dievaluasi. Jika pola ini terus berlanjut, Barcelona bisa kehabisan energi sebelum memasuki fase krusial musim.

Masih ada waktu untuk memperbaiki situasi, tetapi Flick tidak boleh menunggu terlalu lama. Jika masalah kebugaran ini tidak segera teratasi, Barcelona akan menghadapi paruh kedua musim dengan kondisi yang jauh dari ideal.

Hansi Flick kini menghadapi ujian terbesar sejak datang ke Camp Nou. Empat masalah utama, garis pertahanan tinggi, intensitas pressing, peran nomor 10, dan kebugaran pemain, semuanya saling terkait dan berpotensi menentukan arah musim Barcelona.