Penyebab Italia Sulit Maju Menurut Fabregas: Kolot, Terlalu Kaku, dan Anti Pemain Muda

Penyebab Italia Sulit Maju Menurut Fabregas: Kolot, Terlalu Kaku, dan Anti Pemain Muda
Tim Italia berpose sebelum kickoff melawan Norwegia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, 17 November 2025. (c) AP Photo/Luca Bruno

Bola.net - Cesc Fabregas baru-baru ini menyoroti satu kelemahan besar dalam sistem sepak bola Italia menyusul hasil buruk tim nasional mereka. Pelatih Como tersebut meyakini ada masalah fundamental yang menghambat kemajuan sepak bola Italia.

Timnas Italia baru saja menelan pil pahit usai dipermalukan Norwegia dengan skor telak 4-1 di San Siro pada Senin lalu. Hasil yang menjadi kekalahan kandang terburuk Gli Azzurri 70 tahun terakhir.

Kekalahan tersebut memastikan Italia hanya finis di peringkat kedua Grup I Kualifikasi Piala Dunia dan gagal lolos otomatis. Pasukan Gennaro Gattuso kini harus melewati babak playoff Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun.

Banyak pihak mengkritik Gattuso karena dianggap tak punya materi pemain mumpuni, namun sebagian lain menyalahkan minimnya kesempatan bagi talenta muda. Fabregas setuju dengan pandangan kedua dan memberikan perbandingan menohok dengan negara asalnya, Spanyol.

1 dari 4 halaman

Obsesi Nyata Spanyol pada Pemain Muda

Obsesi Nyata Spanyol pada Pemain Muda

Para pemain Spanyol berpose untuk foto sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup E melawan Turki di Sevilla, rabu (19/11/2025) dini hari. (c) AP Photo/Jose Breton

Fabregas melihat adanya perbedaan budaya yang sangat mencolok antara Spanyol dan Italia dalam memperlakukan pemain akademi. Ia menekankan bahwa negara asalnya memiliki keberanian lebih besar dalam memberi jam terbang.

"Saya akan membuat perbandingan dengan apa yang terjadi di Spanyol," ujar Cesc Fabregas kepada La Provincia di Como.

Menurutnya, klub-klub di Spanyol tidak ragu untuk langsung melempar talenta muda ke persaingan level tertinggi. Hal ini membuat regenerasi pemain untuk tim nasional berjalan sangat cepat dan efektif.

"Ada obsesi nyata untuk mempromosikan pemain muda ke tim utama dan melatih mereka untuk tim nasional," sambung mantan gelandang Barcelona tersebut.

Pertandingan Selanjutnya
Serie A Serie A | 25 November 2025
Torino Torino
00:30 WIB
Como Como
2 dari 4 halaman

Budaya yang Bertolak Belakang di Italia

Budaya yang Bertolak Belakang di Italia

Reaksi kecewa bek Italia, Federico Dimarco usai penyerang Norwegia, Jorgen Strand Larsen membobol gawang Azzurri di Kualifikasi Piala Dunia 2026, 17 November 2025. (c) AP Photo/Luca Bruno

Situasi di Italia justru berbanding terbalik di mana klub cenderung sangat berhati-hati dan konservatif. Pemain muda seringkali harus melewati jalur birokrasi umur yang panjang sebelum bisa mencicipi tim utama.

"Hal itu jarang terjadi di Italia, saya akan memberi Anda satu contoh," kata Fabregas.

Ketakutan untuk mempercayai pemain muda ini dianggap menjadi salah satu faktor mengapa Timnas Italia kesulitan bersaing. Talenta berbakat seringkali terlambat matang karena minimnya kesempatan di level kompetitif.

Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa Norwegia, yang mengalahkan Italia, justru lolos dengan rekor kemenangan 100 persen.

3 dari 4 halaman

Pengalaman Pahit Fabregas di Como

Pengalaman Pahit Fabregas di Como

Pelatih Como, Cesc Fabregas. (c) Giovanni Evangelista/LaPresse via AP

Fabregas bahkan pernah merasakan langsung resistensi sistem sepak bola Italia saat ia menangani tim muda Como. Ia mencoba melakukan terobosan namun justru mendapat respons negatif dari lingkungan sekitar.

"Saat saya melatih tim Primavera, saya memiliki tim yang tidak seimbang dalam peran tertentu, jadi saya segera memutuskan untuk memanggil dua anak dari U-16 ke skuad Primavera karena mereka mampu," kenang Fabregas.

Keputusan logis berdasarkan kemampuan pemain tersebut ternyata dianggap aneh dalam kultur sepak bola Italia. Alih-alih didukung, langkah Fabregas justru memicu perdebatan karena dianggap melanggar tradisi jenjang usia.

"Tapi itu menimbulkan sedikit kehebohan, karena mengganggu jalur pembinaan dianggap tidak pantas," tambah sosok yang juga pemilik saham Como tersebut.

4 dari 4 halaman

Saran untuk Kemajuan Sepakbola Italia

Insiden kecil di Como tersebut menjadi cerminan besar dari apa yang salah dengan sistem pengembangan pemain di Italia saat ini. Kaku dan terlalu terpaku pada aturan senioritas membuat bakat istimewa tidak bisa berkembang cepat.

Fabregas menegaskan bahwa mentalitas 'takut mengganggu jalur' ini harus segera diubah jika Italia ingin bangkit. Tanpa keberanian memotong kompas pembinaan demi kualitas, Italia akan terus tertinggal.

"Di sinilah sepak bola Italia harus berkembang," tegas Fabregas menutup pembicaraan.

Peringatan dari Fabregas ini menjadi sinyal penting bagi Italia yang kini harus bersiap menghadapi laga hidup mati di babak play-off Piala Dunia 2026 mendatang.