
Bola.net - Roger Federer memenangi rekor enam gelar ATP World Tour Finals dengan kemenangan 6-3, 6-7 (6/8), 6-3 atas petenis Prancis Jo-Wilfried Tsonga, Minggu (27/11).
Federer datang ke O2 Arena London dengan tekad untuk mengakhiri tahun yang membuatnya frustrasi dengan prestasi dan ia memenuhi ambisi tersebut dengan mengungguli Pete Sampras dan Ivan Lendl dalam daftar juara Tour Finals dalam final ke-100 dalam karirnya.
Petenis berusia 30 tahun, yang mempertahankan gelar yang ia menangi 12 bulan lalu, sekarang telah memperoleh 70 trofi dalam karirnya dan sudah menyamai rekor Lendl memenangi 39 pertandingan dalam laga akhir musim.
Sementara rivalnya Novak Djokovic, Rafael Nadal dan Andy Murray semuanya surut pada pekan-pekan terakhir musim yang melelahkan, Federer tetap kuat dan kemenangan ini akan menjadi dorongan besar bagi percaya dirinya menjelang 2012.
Namun Federer, yang membawa pulang hadiah uang sebagai juara sebesar 770.000 dolar AS, mengakhiri musim tanpa gelar Grand Slam untuk pertama kalinya sejak 2002.
Pemenang 16 kali Grand Slam itu meraih 17 kemenangan beruntun sejak AS Terbuka dan ia akan naik kembali ke atas Murray ke posisi ketiga dalam peringkat dunia. Tsonga semula berharap menjadi petenis Prancis pertama yang memenangi pertandingan tersebut dalam 41 tahun sejarahnya.
Namun petenis berusia 26 tahun itu tidak mampu mengulangi kemenangannya pada perempat final Wimbledon Juni lalu yang terkenal, ketika ia menjadi pemain pertama yang mengalahkan bintang Swiss tersebut dari ketertinggalan dua set dalam Grand Slam.
Tsonga menghasilkan "ace" lebih banyak dibanding siapa pun dalam ATP Tour musim ini dan menghasilkan yang ke-815 tahun ini untuk membuka servis game pertamanya di hadapan 18.000 penonton termasuk Duchess of Cambridge dan Cristiano Ronaldo.
Itu adalah pernyataan tujuan yang tegas dan Tsonga mampu menahan Federer pada babak awal pertandingan yang menegangkan itu.
Federer kerap menghasilkan sepenggal inspirasi yang mengubah jalannya pertandingan ketat dan itulah yang terjadi pada kedudukan 0-30 saat Tsonga melakukan servis pada game ketujuh.
Ketika Tsonga memaksa Federer melakukan pengembalian yang melebar, tampaknya satu poin berlalu, namun bintang asal Swiss itu entah bagaimana pulih kembali keseimbangannya dan melaju melintas lapangan untuk melayangkan "forehand winner" menyusur garis tepi.
Ketika Tsonga menggelengkan kepala karena tidak percaya, Federer meraih keuntungan, memanfaatkan "break point" pertamanya dan kemudian merebut set tersebut pada "set point" ketiganya.
Federer terus menekan pada awal set kedua dan mematahkan servis dengan skor imbang 2-2, menghasilkan "forehand winner" pada servis kedua petenis Prancis tersebut.
Akan tetapi, Tsonga tidak menyerah dan, entah dari mana, ia menemukan jalan untuk bangkit ketika Federer kehilangan ketenangannya saat melakukan servis untuk menutup pertandingan.
Tsonga memperoleh tiga "break point" dan meskipun Federer menyelamatkan dua di antaranya, petenis Prancis tersebut mampu memastikan yang ketiga dengan pukulan voli.
Tiba-tiba Tsonga terilhami. Bahkan ketika ia tertinggal 2-5 pada "tie-break", ia mengayun dengan kebebasan dan kekuatan sehingga Federer yang tampak tegang tidak mampu menahannya.
Tsonga menyelamatkan satu "match point" dengan pukulan "forehand" dan kemudian merebut set tersebut dengan pengembalian yang luar biasa terhadap servis Federer yang lemah.
Jika Federer dihantui ketakutan akan kekalahannya di Wimbledon ia tidak membiarkannya muncul pada set terakhir.
Ia mendapat tiga "break point" pada kedudukan 3-4 dan berhasil pada yang ketiga ketika Tsonga melakukan pukulan "forehand" yang melebar sebelum akhirnya melakukan servis untuk meraih kemenangan yang dramatis. (ant/mac)
Federer datang ke O2 Arena London dengan tekad untuk mengakhiri tahun yang membuatnya frustrasi dengan prestasi dan ia memenuhi ambisi tersebut dengan mengungguli Pete Sampras dan Ivan Lendl dalam daftar juara Tour Finals dalam final ke-100 dalam karirnya.
Petenis berusia 30 tahun, yang mempertahankan gelar yang ia menangi 12 bulan lalu, sekarang telah memperoleh 70 trofi dalam karirnya dan sudah menyamai rekor Lendl memenangi 39 pertandingan dalam laga akhir musim.
Sementara rivalnya Novak Djokovic, Rafael Nadal dan Andy Murray semuanya surut pada pekan-pekan terakhir musim yang melelahkan, Federer tetap kuat dan kemenangan ini akan menjadi dorongan besar bagi percaya dirinya menjelang 2012.
Namun Federer, yang membawa pulang hadiah uang sebagai juara sebesar 770.000 dolar AS, mengakhiri musim tanpa gelar Grand Slam untuk pertama kalinya sejak 2002.
Pemenang 16 kali Grand Slam itu meraih 17 kemenangan beruntun sejak AS Terbuka dan ia akan naik kembali ke atas Murray ke posisi ketiga dalam peringkat dunia. Tsonga semula berharap menjadi petenis Prancis pertama yang memenangi pertandingan tersebut dalam 41 tahun sejarahnya.
Namun petenis berusia 26 tahun itu tidak mampu mengulangi kemenangannya pada perempat final Wimbledon Juni lalu yang terkenal, ketika ia menjadi pemain pertama yang mengalahkan bintang Swiss tersebut dari ketertinggalan dua set dalam Grand Slam.
Tsonga menghasilkan "ace" lebih banyak dibanding siapa pun dalam ATP Tour musim ini dan menghasilkan yang ke-815 tahun ini untuk membuka servis game pertamanya di hadapan 18.000 penonton termasuk Duchess of Cambridge dan Cristiano Ronaldo.
Itu adalah pernyataan tujuan yang tegas dan Tsonga mampu menahan Federer pada babak awal pertandingan yang menegangkan itu.
Federer kerap menghasilkan sepenggal inspirasi yang mengubah jalannya pertandingan ketat dan itulah yang terjadi pada kedudukan 0-30 saat Tsonga melakukan servis pada game ketujuh.
Ketika Tsonga memaksa Federer melakukan pengembalian yang melebar, tampaknya satu poin berlalu, namun bintang asal Swiss itu entah bagaimana pulih kembali keseimbangannya dan melaju melintas lapangan untuk melayangkan "forehand winner" menyusur garis tepi.
Ketika Tsonga menggelengkan kepala karena tidak percaya, Federer meraih keuntungan, memanfaatkan "break point" pertamanya dan kemudian merebut set tersebut pada "set point" ketiganya.
Federer terus menekan pada awal set kedua dan mematahkan servis dengan skor imbang 2-2, menghasilkan "forehand winner" pada servis kedua petenis Prancis tersebut.
Akan tetapi, Tsonga tidak menyerah dan, entah dari mana, ia menemukan jalan untuk bangkit ketika Federer kehilangan ketenangannya saat melakukan servis untuk menutup pertandingan.
Tsonga memperoleh tiga "break point" dan meskipun Federer menyelamatkan dua di antaranya, petenis Prancis tersebut mampu memastikan yang ketiga dengan pukulan voli.
Tiba-tiba Tsonga terilhami. Bahkan ketika ia tertinggal 2-5 pada "tie-break", ia mengayun dengan kebebasan dan kekuatan sehingga Federer yang tampak tegang tidak mampu menahannya.
Tsonga menyelamatkan satu "match point" dengan pukulan "forehand" dan kemudian merebut set tersebut dengan pengembalian yang luar biasa terhadap servis Federer yang lemah.
Jika Federer dihantui ketakutan akan kekalahannya di Wimbledon ia tidak membiarkannya muncul pada set terakhir.
Ia mendapat tiga "break point" pada kedudukan 3-4 dan berhasil pada yang ketiga ketika Tsonga melakukan pukulan "forehand" yang melebar sebelum akhirnya melakukan servis untuk meraih kemenangan yang dramatis. (ant/mac)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 03:55
-
Liga Inggris 11 Oktober 2025 03:41
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 00:25
-
Tim Nasional 10 Oktober 2025 23:51
-
Tim Nasional 10 Oktober 2025 23:19
-
Tim Nasional 10 Oktober 2025 22:59
HIGHLIGHT
- Selain Hugo Ekitike, 5 Selebrasi Pemain yang Beruj...
- 5 Pemain MU Paling Cepat Cetak 100 Gol, Bruno Fern...
- 10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haa...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 202...
- 5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi...
- Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah G...