'Penyakit Menular' dari Timnas Indonesia Level Senior ke U-23: Dominasi Bola Tanpa Gol

'Penyakit Menular' dari Timnas Indonesia Level Senior ke U-23: Dominasi Bola Tanpa Gol
Cahya Supriadi (tengah) bersama rekan-rekannya di Timnas Indonesia U-23 sebelum laga versus Korea Selatan, Selasa (9/9/2025). (c) Bola.net/Abdul Aziz

Bola.net - Timnas Indonesia U-23 seolah menerima 'penyakit menular' dari seniornya pada laga melawan Korea Selatan. Sebab, sama-sama mendominasi penguasaan bola, pasukan Gerald Vanenburg gagal mencatat shot on target ke gawang lawan.

Situasi ini kini bukan hanya melekat pada tim senior, melainkan juga menular hingga ke level U-23.

Dalam laga uji coba FIFA Matchday melawan Lebanon pada Senin (8/9) malam WIB, skuad asuhan Patrick Kluivert tampil impresif dari sisi ball possession. Garuda mencatat 81 persen penguasaan bola.

Namun, dominasi luar biasa itu sama sekali tak berbuah gol. Lebih parah lagi, Jay Idzes dan kolega bahkan gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran sepanjang 90 menit.

Hanya berselang sehari, masalah serupa muncul di level U-23. Pada laga Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 melawan Korea Selatan, Selasa (9/9) malam WIB, Indonesia kalah 0-1.

Padahal, Hokky Caraka dkk. berhasil unggul dalam penguasaan bola dengan catatan 59 persen. Ironisnya, seperti senior mereka, Garuda Muda juga gagal melepaskan tembakan yang mengarah ke gawang.

1 dari 2 halaman

Dominasi Tanpa Efektivitas

Dominasi Tanpa Efektivitas

Aksi Jens Raven pada laga Timnas Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 di Kualifikasi Piala Asia Uu-23 2025 (c) Abdul Aziz

Apa yang diperlihatkan Timnas Indonesia, baik senior maupun U-23, menunjukkan bahwa penguasaan bola tidak selalu berbanding lurus dengan kemenangan.

Catatan impresif dalam hal kontrol permainan justru kehilangan makna ketika tak diikuti dengan efektivitas serangan. Hal ini menjadi masalah klasik yang kini harus segera dicarikan solusi.

Kekalahan dari Korea Selatan bukan hanya soal skor, tetapi juga berdampak fatal bagi Garuda Muda. Hasil negatif itu memastikan mereka gagal lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2026 di Arab Saudi.

Sebuah kerugian besar yang semestinya bisa dihindari jika peluang dan penguasaan bola yang dimiliki dapat dikonversi menjadi gol.

2 dari 2 halaman

Faktor Fisik Jadi Sorotan

Faktor Fisik Jadi Sorotan

Ekspresi Gerald Vanenburg di final Piala AFF U-23 2025 antara Vietnam vs Indonesia U-23, Selasa (29/7/2025). (c) Bola.net/Abdul Aziz

Pelatih Gerald Vanenburg menilai kekalahan anak asuhnya dari Korea Selatan terjadi karena faktor fisik.

Menurutnya, sebagian besar pemain Timnas U-23 tidak mendapatkan menit bermain yang cukup di level klub, terutama di kompetisi BRI Super League, sehingga kalah bersaing secara fisik dengan lawan.

"Tadi di dalam ada pembicaraan seseorang mengatakan para pemain ini tidak bermain dengan hati, tapi justru sebaliknya. Mereka sudah memberikan segalanya yang dimiliki," ungkap Vanenburg.

"Tapi, masih kalah dari sisi fisik. Mereka sudah memberikan semua dan tetap kesusahan menghadapinya," tambahnya.