Tottenham di Liga Europa: Misi Sulit Postecoglou yang Belum Banyak Dibicarakan

Tottenham di Liga Europa: Misi Sulit Postecoglou yang Belum Banyak Dibicarakan
Pelatih Tottenham Ange Postecoglou dalam pertandingan Premier League antara Tottenham dan Liverpool di Stadion Tottenham Hotspur, Minggu, 22 Desember 2024. (c) AP Photo/Dave Shopland

Bola.net - Tottenham mengalami salah satu musim terburuk mereka dalam beberapa dekade terakhir. Saat ini, Spurs terperosok di peringkat ke-17 klasemen Liga Inggris dengan satu pertandingan tersisa, nyaris terjerumus ke zona degradasi.

Namun, di tengah kegagalan di kompetisi domestik, mereka justru berhasil melangkah ke final Liga Europa. Kini, Ange Postecoglou dan anak asuhnya memiliki kesempatan emas untuk mengubah narasi buruk menjadi sejarah manis.

Situasinya memang tidak mudah. Mereka akan berhadapan dengan Manchester United, tim yang juga sangat putus asa untuk meraih trofi.

Lantas, bagaimana Spurs bisa bertahan di tengah badai dan kini berada satu langkah lagi dari trofi pertama mereka sejak tahun 2008?

1 dari 3 halaman

Transformasi Pahit di Bawah Ange Postecoglou

Transformasi Pahit di Bawah Ange Postecoglou

Pemain Tottenham Dominic Solanke merayakan gol dalam laga leg pertama semifinal Liga Europa 2024/2025 melawan Bodo/Glimt, Jumat (2/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Kirsty Wigglesworth

Ketika Ange Postecoglou mulai menukangi Spurs pada Juni 2023, tantangan terbesarnya adalah membangun ulang tim yang kehilangan Harry Kane. Sebanyak delapan pemain baru didatangkan, termasuk James Maddison dan Micky van de Ven, dengan total belanja melebihi 150 juta poundsterling.

Sayangnya, inkonsistensi menjadi masalah utama. Spurs bisa menghancurkan Manchester City 4-0, tetapi juga kalah dari Brighton setelah unggul 2-0 di babak pertama. Postecoglou kerap dikecam karena gaya manajemennya yang dingin dan jarang berinteraksi langsung dengan pemain.

Namun, di balik itu, pelatih asal Australia tersebut memiliki kemampuan motivasi yang luar biasa. Pidatonya sebelum laga-laga besar kerap menjadi penyemangat, dan kini timnya berada di final meskipun performa di liga sangat mengecewakan.

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 13 September 2025
West Ham West Ham
23:30 WIB
Tottenham Tottenham
2 dari 3 halaman

Kunci Kesuksesan Spurs di Liga Europa

Kunci Kesuksesan Spurs di Liga Europa

Aksi Rodrigo Bentancur dalam laga semifinal Liga Europa antara Bodo/Glimt vs Tottenham, Jumat (9/5/2025). (c) NTB via AP Photo/Stian Lysberg Solum

Di tengah kegagalan di Premier League, Postecoglou justru fokus membawa Spurs melaju jauh di Liga Europa. Dominasi permainan berbasis serangan cepat dan pressing tinggi menjadi ciri khas mereka, meskipun sering kali gagal dalam pertandingan domestik.

Beberapa pemain muda seperti Archie Gray dan Lucas Bergvall perlahan mulai beradaptasi. Gray, yang didatangkan dari Leeds, bahkan menjadi salah satu pilar penting di lini tengah. Sementara itu, kepemimpinan Son Heung-min di ruang ganti membantu menyatukan tim.

Tiga kemenangan atas Manchester United musim ini menjadi bukti bahwa Spurs sebenarnya memiliki kualitas. Sekarang, tinggal satu tantangan besar tersisa: mengalahkan mereka lagi di final.

3 dari 3 halaman

Final vs Manchester United: Ujian Terberat

Final vs Manchester United: Ujian Terberat

Guglielmo Vicario meninju bola dalam laga Premier League antara Tottenham vs Manchester United, Minggu (16/2/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Spurs akan menghadapi Manchester United di final Liga Europa, sebuah duel yang sebenarnya sudah sering terjadi musim ini. Namun, tantangan terbesar mereka adalah absennya tiga kreator utama: Bergvall, Kulusevski, dan Maddison, yang sedang cedera.

Inilah yang membuat misi Postecoglou menjadi sulit, terlalu banyak pemain absen, jadi dia harus mengandalkan strategi alternatif, mungkin dengan memaksimalkan umpan-umpan panjang atau serangan balik cepat. Pengalaman Son Heung-min dan ketajaman Dominic Solanke akan menjadi kunci.

Jika berhasil, ini akan menjadi trofi pertama Spurs sejak 2008. Namun, jika gagal, musim ini akan dikenang sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah klub.