
Bola.net - - Oleh: Titis Widyatmoko, Penggemar Sepakbola
tampil menjanjikan setelah menang lawan Inggris di partai perdana. Sayang, performa gemilang itu gagal dipertahankan pada duel melawan Kosta Rika. Jauh diunggulkan, Italia malah kalah hingga kini harus menghadapi laga hidup mati melawan di Natal, Selasa (24/6) malam.
Hasil laga yang dijalani Italia berbanding lurus dengan performa bintang Azzurri di lini depan, Mario Balotelli. Saat melawan , dia menjadi penentu tetapi saat bertemu Kosta Rika, dia tak ubahnya pupuk bawang.
Balotelli memang menyisakan pusing bagi Cesare Prandelli. Ditinggalkan sayang, dipakai bisa bikin malang.
Bagi sebagian orang, Balotelli memang menjengkelkan. Zvonimir Boban misalnya, kesal dengan kemalasan Balotelli yang kerap jalan-jalan saja di lapangan. "Dia memalukan dan tidak bisa menerima kritik," kata legenda AC Milan itu suatu ketika. "Dia cuma pantas membawakan tas pemain-pemain seperti Marco van Basten, George Weah dan Shevchenko," tambah Boban. Pendek kata, disiplin Balotelli sangat buruk.
Bagi penyuka mental rajin, lagak Balotelli di lapangan seringkali menyebalkan. Tapi bagi pemuja hasil, sosok seperti Balotelli itu yang dibutuhkan. Menghilang sepanjang pertandingan, satu peluang bisa gol. Ibarat kata kalau ada warung kopi di tengah lapangan, Balotelli boleh nongkrong 80 menit, tapi 10 menit sisanya dia bisa bikin gol penentu kemenangan.
Statistik memang menggambarkan gaya Balotelli yang unik itu. Sejak pindah dari Manchester City ke AC Milan, dia mencetak 30 gol dalam 51 laga. Jumlah gol yang mengagumkan. Tetapi kalau dirinci, 10 di antaranya penalti, 5 lainnya tendangan bebas, 15 lainnya dari permainan terbuka. Rata-rata gol per menit Balotelli turun dari satu gol per 137 menit dihitung dari total gol menjadi satu gol setiap 270 menit hanya dari permainan terbuka.
Penampilan buruk Balotelli saat lawan Kosta Rika memperkuat kritik bahwa Prandelli harus mencari alternatif lain. Kalau bisa, Prandelli mencari striker seperti Paolo Rossi atau Salvatore 'Toto' Schillaci. Dua nama itu menjadi top skor pada Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1990.
Baik Rossi maupun Toto Schillaci menjadi pencetak gol terbanyak Piala Dunia setelah datang dari 'antah berantah'. Paolo Rossi dipercaya pelatih Enzo Bearzot meskipun hanya bermain dalam tiga pertandingan kompetitif menyusul sanksi larangan bermain dua tahun karena skandal suap. Saat itu, Bearzot bahkan meninggalkan top skor Serie A, Roberto Pruzzo. Pada Piala Dunia 1982, Rossi mencetak hat-trick ke gawang Brasil, dua gol di semifinal lawan Polandia, dan gol pembuka lawan Jerman Barat di final.
Setali tiga uang dengan Rossi, Toto Schillaci sama sekali tidak diperhitungkan sebelumnya. Sebelum Italia 1990, dia belum pernah membela timnas di level senior. Dia juga hanya membela klub di level Serie B, Messina. Keraguan terhadap Schillaci dijawab dengan enam gol, jauh melebihi nama-nama hebat dalam skuad Italia ketika itu Roberto Mancini, Aldo Serena, Gianluca Vialli, atau Roberto Baggio.
Skuad Cesare Prandelli di Brasil bukannya tidak punya sosok mirip Rossi atau Schillaci. Paling dekat barangkali Ciro Immobile. Seperti halnya Schilaci, Immobile datang dari Italia Selatan. Sebelum di Torino, dia juga main di Serie B bersama Pescara.
Musim lalu, Immobile menjadi top skor Serie A dengan 21 gol, semua gol dari permainan terbuka. Duetnya dengn Alessio Cerci menghasilkan 34 gol untuk Torino.
Untuk duel lawan Uruguay, Prandelli terpaksa membongkar formasi 4-3-2-1 menjadi 3-5-2 demi memberi tempat Immobile. Di lini depan, Immobile bakal berduet dengan Balotelli. Tiga gelandang di belakang duet striker diisi Andrea Pirlo, Claudio Marchisio, dan Marco Verratti. Dua bek sayap yaitu Matteo Darmian (kanan) dan Mattia de Sciglio (kiri) sementara trio center back Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini.
Koefisien nilai taruhan di rumah taruhan William Hill tidak mengunggulkan baik Italia maupun Uruguay pada laga hidup mati di Arena das Dunas. Kedua tim punya peluang sama persis untuk menang.
Sulit menentukan siapa bakal lolos. Kedua tim sama-sama kuat. Tetapi bukan tidak mungkin, duet Balotelli-Immobile menenggelamkan ketajaman Luis Suarez-Edinson Cavani.
Advertisement
Berita Terkait
-
Editorial 2 Oktober 2025 14:29
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
-
Editorial 2 Oktober 2025 13:55
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 5 Oktober 2025 06:24
-
Liga Italia 5 Oktober 2025 06:06
-
Liga Inggris 5 Oktober 2025 05:00
-
Liga Spanyol 5 Oktober 2025 04:11
-
Liga Spanyol 5 Oktober 2025 04:07
-
Liga Italia 5 Oktober 2025 03:39
MOST VIEWED
- Ruben Amorim di Ujung Tanduk, 5 Pemain MU yang Bisa Tersingkir Bila Ada Manajer Baru
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah Tampil Gemilang di Liga Champions Minggu ini
- 5 Pemain Super yang Pernah Bermain untuk Barcelona dan PSG
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
HIGHLIGHT
- Tak Selalu Sempurna, Ini 5 Penalti Terburuk Lionel...
- 10 Kuda Hitam Liga Champions yang Bisa Bikin Kejut...
- 5 Pemain Muda yang Bisa Jadi Kejutan di Liga Champ...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...