Mengenal Luca Toni, Si Nomor 9 Sejati dari Italia
Serafin Unus Pasi | 29 Januari 2020 21:24
Bola.net - Musim 2006/2007 bisa dikatakan menjadi salah satu musim 'bencana' bagi Bayern Munchen. Pada musim itu, mereka gagal memepertahankan gelar juara Bundesliga dan hanya finish di peringkat 4 klasemen akhir Bundesliga.
Mereka juga gagal di ajang DFB Pokal, di mana mereka dipermalukan tim semenjana, Alemannia Aachen dengan skor 4-2 di babak ketiga. Perjalanan mereka di Liga Champions-pun hanya berlangsung hingga babak perempat final setelah dikalahkan oleh AC Milan.
Pada saat itu, Presiden Bayern Munchen, Franz Beckenbauer memutuskan melakukan perubahan di skuat Die Roten. Dimulai dengan mengganti pelatih kepala mereka yang semula dipegang Felix Magath dan digantikan oleh Ottmar Hitzfeld.
Di musim panas, Beckenbauer mengambil sebuah keputusan penting. Ia mengatakan bahwa kubu The Bavaria membutuhkan striker haus gol yang bisa menjadi jaminan gol bagi timnya. Pemain itu adalah Luca Toni.
Sumbu Panas 2005/06

Kami setuju dengan Der Kaiser, seperti itulah kita mengenal Luca Toni. Seorang penyerang haus gol yang klinis dan efektif di depan gawang.
Tentu semua masih ingat, di masa jayanya, penyerang kebanggaan Italia ini sempat dipanggil "Padron Toni" yang berasal dari sebuah karakter dalam novel Italia berjudul ‘I Malavoglia.’ Sosoknya begitu disegani di atas lapangan -layaknya seorang Godfather seperti di cerita mafia-mafia- sehingga ia mendapat julukan tersebut.
Mantan pemain kelahiran Pavullo nel Frignano, Italia tersebut adalah salah satu sosok yang bertanggung jawab terhadap panasnya aura kompetisi Serie A musim 2005/06. Penampilannya sangat menyala ketika itu.
Ia menyumbangkan 31 gol untuk La Viola, menjadi top skorer Serie A di akhir musim, serta turut membantu Fiorentina menempati peringkat 4 klasemen akhir, meski akhirnya dianulir akibat kasus Calciopoli. Performa apiknya secara keseluruhan saat itu membuat Franz Beckenbauer dan Bayern München tertarik untuk membawanya ke Jerman dan akhirnya terealisasi pada tahun 2007.
Bapak Nomor 9 Sepak Bola

Sebagai nomor 9, karakter bermain Toni memang tiada duanya. Meskipun tidak lincah, ia memiliki dua kaki yang sama efektifnya, andal dalam duel udara, memiliki postur yang tinggi dan kuat, memiliki jangkauan kaki yang panjang, tangguh dalam penguasaan bola, agresif, dan utamanya, oportunis di kotak penalti lawan.
Kemampuannya dalam mencetak gol pun diakui para pencinta sepak bola. Tanpa perlu dipertanyakan, di lemari trofinya ia punya satu sepatu emas Serie B (2003/04), dua sepatu emas Serie A (2005/06, 2014/15), satu Torjägerkanone Bundesliga [2007/08], satu sepatu emas Piala UEFA (2007/08), dan
satu sepatu emas Eropa (2005/06).
Mengagumkannya lagi, sepatu emas Serie A yang kedua diperolehnya pada usia 38 tahun bersama Hellas Verona, klub papan bawah Serie A. Sepanjang 22 tahun kariernya, ia telah mencetak 322 gol, baik bersama klub atau pun tim nasional Italia. Seperti ucapan Der Kaiser di awal perbincangan, Toni memang jaminan gol. Bersama Die Bayern sendiri ia telah mencatatkan statistik mengesankan dengan raihan 38 gol dari 60 penampilan selama empat tahunnya bermain bersama klub.
Nomor 9 Terakhir?
Di era sepak bola modern seperti sekarang ini, gaya bermain pemain nomor 9 murni seperti Toni sudah mulai ditinggalkan. Seorang penyerang kini harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan permainan yang sudah semakin dinamis.
Tengok Mario Mandzukic selama masih di Juventus. Ia rela diturunkan menjadi pemain di pos sayap dan walau bermain cukup efektif di sana, tentu yang teringat di memori semua adalah Super-Mandz sebagai penyerang tengah yang ganas.
Saat Toni memutuskan pensiun pada tahun 2016 lalu, media di Italia tanpa ragu menyebutnya sebagai "The Last Great Italian Centre Forward." Fakta telah membuktikan semakin sulit mencari pemain nomor 9 murni yang hebat saat ini di sepak bola Negeri Pizza tersebut, tak terkecuali juga mungkin di seluruh dunia.
(Bundesliga)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Tempat Menonton Arsenal vs Bayern Munchen: Tayang di Mana, Kick-Off Jam Berapa?
Liga Champions 26 November 2025, 17:07
-
Adu Kuat di London! Arsenal vs Bayern Munchen, Siapa Penguasa Eropa Sesungguhnya?
Liga Champions 26 November 2025, 17:00
-
Arsenal vs Bayern Munchen: Ketika Dua Tim 'Sempurna' Saling 'Baku Hantam'
Liga Champions 26 November 2025, 16:50
-
Emirates Menyala! Arteta Bongkar 'Kekuatan Super' Arsenal Jelang Hajar Bayern Munchen
Liga Champions 26 November 2025, 16:42
LATEST UPDATE
-
Statistik Brutal yang Bongkar Rapuhnya Barcelona Racikan Hansi Flick di Liga Champions
Liga Champions 28 November 2025, 04:14
-
Live Streaming Real Betis vs Utrecht - Link Nonton Liga Europa/UEL di Vidio
Liga Eropa UEFA 28 November 2025, 01:00
-
Live Streaming Bologna vs RB Salzburg - Link Nonton Liga Europa/UEL di Vidio
Liga Eropa UEFA 28 November 2025, 01:00
-
Live Streaming Nottm Forest vs Malmo - Link Nonton Liga Europa/UEL di Vidio
Liga Eropa UEFA 28 November 2025, 01:00
-
Inter Milan dan Tren Mengecewakan di Laga-laga Besar
Liga Champions 28 November 2025, 00:23
-
Nico Paz Semakin Dekat ke Real Madrid meski Chelsea dan Tottenham Mengincar
Liga Spanyol 27 November 2025, 23:44
-
Xabi Alonso Temui Pemain Real Madrid untuk Redam Konflik
Liga Spanyol 27 November 2025, 23:29
-
Didukung atau Diambang Pemecatan? Arne Slot Ungkap Isi Diskusi dengan Pemilik Liverpool
Liga Inggris 27 November 2025, 23:11
-
Lamine Yamal Dinilai Tak Akan Samai Level Lionel Messi, Ini Alasannya
Liga Spanyol 27 November 2025, 22:54
-
Live Streaming Ludogorets vs Celta Vigo - Link Nonton Liga Europa/UEL di Vidio
Liga Eropa UEFA 27 November 2025, 22:45
LATEST EDITORIAL
-
Setelah Zirkzee Gagal Bersinar, 5 Striker Ini Layak Masuk Radar Manchester United
Editorial 27 November 2025, 22:12
-
10 Pemain dengan Assist Terbanyak dalam Sejarah Sepak Bola: Messi Jauh Ungguli Ronaldo
Editorial 25 November 2025, 20:18
-
6 Pemain yang Pernah Membela Chelsea dan Barcelona
Editorial 25 November 2025, 17:33
-
4 Alasan Arsenal Kini Diunggulkan Juara Premier League
Editorial 24 November 2025, 22:39




