Warisan Xabi Alonso: Mengubah Wajah Bayer Leverkusen dan Bundesliga
Richard Andreas | 14 Mei 2025 10:45
Bola.net - Ada garis pembeda yang jelas antara sebelum dan sesudah era Xabi Alonso di Bundesliga. Bukan hanya untuk Bayer Leverkusen, melainkan juga bagi lanskap sepak bola Jerman secara keseluruhan.
Bagi Leverkusen, transformasi ini lebih mudah dijelaskan. Klub yang berusia 120 tahun ini belum pernah meraih gelar juara liga, baik sebelum maupun setelah era Bundesliga dimulai pada 1963.
Biar begitu, di bawah Alonso, mereka menorehkan sejarah: Meraih gelar Bundesliga pertama dan mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam meraih gelar ganda domestik.
Alonso juga hampir menambah gelar Eropa ke dalam koleksi tersebut. Kekalahan dari Atalanta di final Liga Europa memang menggagalkan ambisinya, namun pengaruh sang pelatih tetap terasa sangat besar.
Meningkatkan Pemain Biasa Menjadi Luar Biasa
Ketika Alonso datang, skuad Leverkusen hanya tampak menjanjikan di atas kertas. Klub ini memang dikenal jago merekrut talenta, tapi menjadikan mereka pemain kelas dunia adalah tantangan berbeda. Alonso berhasil mengubah potensi itu menjadi prestasi nyata.
Keberhasilannya terletak pada kemampuannya menempatkan pemain dalam posisi yang mengeluarkan versi terbaik mereka. Hal ini tidak hanya membuat tim tampil luar biasa, tapi juga membuka jalan bagi banyak pemain untuk pindah ke klub-klub elite Eropa.
Leverkusen di era Alonso bisa menawarkan: Gelar juara, tiket Liga Champions, dan peluang berkembang jadi bintang. Meski ia kini pergi, citra itu tetap tertanam kuat di benak pemain dan agen.
Bundesliga Lebih Berwarna Berkat Alonso
Leverkusen bukan klub yang sepenuhnya bergantung pada pelatih asal Jerman. Sebelum Alonso, mereka ditangani oleh pelatih Swiss, Gerardo Seoane, dan sebelumnya lagi oleh Peter Bosz asal Belanda.
Namun, dalam situasi genting, banyak klub di Bundesliga memilih pendekatan konservatif—mengandalkan pelatih lokal berpengalaman atau sosok interim yang aman. Leverkusen mengambil risiko dan justru menemukan permata.
Bundesliga menjadi lebih dinamis saat Alonso berada di dalamnya. Dan mungkin, hadiah terakhirnya adalah membuka pikiran klub-klub Jerman untuk mencari solusi di luar zona nyaman mereka. Warisan ini akan terasa jauh setelah kepergiannya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Duel Sengit BRI Super League 2025/26: Keyakinan Persik Curi Poin dari Persija di Solo
Bola Indonesia 20 November 2025, 16:22
-
Chiellini Ungkap Upaya Juventus Pertahankan Kenan Yildiz dari Kepungan Madrid dan Chelsea
Liga Italia 20 November 2025, 16:09
-
Mengapa Yamaha Ngebet Pindah ke Mesin V4 di MotoGP 2026? Ini Bedanya dengan Mesin Inline-4
Otomotif 20 November 2025, 11:14
LATEST UPDATE
-
Kabar Gembira Juventini! Manajemen Juventus Setujui Suntikan Dana Jumbo 100 Juta Euro
Liga Italia 21 November 2025, 10:40
-
Erling Haaland Memang Hebat, tapi Tetap Beda Kelas dengan Ronaldo
Liga Inggris 21 November 2025, 10:22
-
Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio
Liga Inggris 21 November 2025, 09:30
-
Kejutan! Martin Odegaard Siap Tampil Bak 'Superhero' di Derby Arsenal vs Tottenham
Liga Inggris 21 November 2025, 09:16
-
Daftar Pembalap JuniorGP 2025: Veda Ega Pratama Jadi Wakil Indonesia
Otomotif 21 November 2025, 09:04
-
Jadwal Lengkap JuniorGP 2025: Ada Veda Ega Pratama Lho!
Otomotif 21 November 2025, 09:04
-
Hormati Putusan MK, Polri Tarik Pati yang Tengah Jalani Orientasi Alih Jabatan di Kementerian
News 21 November 2025, 09:00
-
Hasil Latihan Pertama Formula 1 GP Las Vegas 2025: Charles Leclerc Ungguli Alex Albon
Otomotif 21 November 2025, 08:48
-
Jadwal Live Streaming Formula 1 Las Vegas 2025 di Vidio, 21-23 November 2025
Otomotif 21 November 2025, 08:36
-
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
Otomotif 21 November 2025, 08:36
LATEST EDITORIAL
-
Starting XI Bintang Top yang Absen di Piala Dunia 2026: Ada Szoboszlai, Mbeumo, dan Lainnya
Editorial 19 November 2025, 22:13
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56









