5 Mitos Sepak Bola Populer yang Ternyata Tak Sesuai Fakta
Ari Prayoga | 28 Januari 2023 02:55
Bola.net - Sederet kejadian menarik mewarnai sejarah sepak bola dunia. Ada sejumlah mitos di olahraga si kulit bundar yang ternyata tidak sesuai fakta di lapangan.
Di panggung Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia sampai Piala Dunia, beragam aktivitas 'menghebohkan' kerap menjadi bumbu. Menariknya, momen-monen itu melibatkan sederet pemain top macam legenda Brasil yang belum lama ini berpulang, Pele.
Namanya sejarah, peristiwa bisa benar-benar terjadi sesuai fakta atau justru karena hasil rekayasa semata.
Sportskeeda merilis 5 kisah atawa mitos atau sesuatu yang dirasa tak mungkin, dalam sepak bola yang wajib kamu ketahui.
Rekor Gol Wayne Rooney
Mantan bintang Manchester United dan kapten Inggris Wayne Rooney menjadi berita utama pada September 2015. Saat itu, penaltinya di kualifikasi Euro 2016 melawan Swiss menandai golnya yang ke-50 bersama Timnas Inggris.
Rooney berhasil menyalip rekor 49 gol yang dipegang pemenang Piala Dunia, Bobby Charlton sejak 1970. Namun, tak semua kagum dengan apa yang baru saja ditorehkan Rooney.
Sejumlah pihak menyebut Rooney bisa melakukannya karena Inggris berhadapan dengan tim-tim lemah. Baik saat kualifikasi maupun kala laga persahabatan. Berbeda dengan Charlton yang hampir semuanya mencetak gol melawan lawan kuat di turnamen besar.
Mana Sepatunya, India?
Pada 1950, India belum seperti sekarang. Pada masa sulit-sulit itu, Timnas India tak punya cuan untuk beli sepatu bola. Walhasil, mereka pun urung tampil di Piala Dunia 1950.
Menarik untuk menelisik sisi lain dari kenyataan tersebut. Saat itu, FIFA mendapuk Brasil sebagai tuan rumah. India pun diundang. Negara Asia lainnya seperti Burma, Filipina, sampai Indonesia juga mendapat ajakan.
Namun ketiga negara menyatakan mundur dari kualifikasi. Ehhh...Begitu sampai di Brasil, giliran India yang mundur. Persoalannya ya itu tadi, mereka ogah pakai sepatu seperti yang dianjurkan panitia pelaksana.
Meski sudah diberi penjelasan berkali-kali, India tetap ngotot. Soalnya, dua tahun sebelumnya di ajang Olimpiade 1948, mereka oke-oke saja tanpa alas kaki.
Benarkah seperti itu? Belakangan, ragam cerita mengalir. Satu yang pasti, Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) tidak menganggap serius Piala Dunia saat itu. Mereka bersiap untuk fokus pada Asian Games dan Olimpiade.
Kekalahan Inggris dari AS di Piala Dunia 1950 Berbau Dusta
Masih di seputar Piala Dunia 1950 Brasil. Kali ini ini melibatkan Inggris dan Amerika Serikat. Keduanya berada di Grup 2 bersama dua partisipan lain, yakni Spanyol dan Cile.
Pada laga pertama, Inggris melibas Cile dua gol tanpa balas. Sementara, AS, dihajar Spanyol 1-3.
Merasa percaya diri, Tiga Singa hakulyakin bisa meremukkan Paman Sam pada laga selanjutnya. Tapi apa yang terjadi, mereka justru kalah 0-1. Oh Tuhan!
Inggris tak menyangka kalau mereka tumbang dari tim lemah. Merasa malu, surat-surat kabar di Inggris malah menurunkan berita kalau tim kesayangan menang 10-1.
Rakyat Inggris yang bingung lalu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mengetahui kalau timnya benar-benar kalah, media-media Inggris dengan enteng menyatakan mereka salah ketik. Hmmm...
Rekor Luar Biasa Pele
Pele sudah berpulang. Legenda Brasil menyusul dua legenda dunia lainnya yang lebih dulu pamit yakni Johan Cruyff dan Diego Maradona.
Seperti halnya Cruyff dan Maradona, Pele juga meninggalkan banyak kisah. Satu di antaranya adalah soal rekor golnya yang fantastis.
Hanya saja, gol-gol Pele masih diperdebatkan. Pasalnya, Pele bisa mendulang banyak lesakan karena dari 1957 hingga 1977, aturan offside sebagian besar tidak diberlakukan.
Meski begitu, Pele tetaplah seorang legend!
Momen Denis Law
Peristiwa ini namanya sebuah ironi. Law menghabiskan 11 tahun di Old Trafford dan dikenal penggemar mereka sebagai 'The King' beberapa dekade. Situasi itu terjadi sebelum Eric Cantona mendapat julukan tersebut.
Dia adalah satu di antara legenda terbesar Manchester United. Namun, meski mencetak 237 gol dalam 404 penampilan untuk Setan Merah (1962–1973), Sang Raja gagal menyelamatkan timnya dari jurang degradasi ke Divisi Dua pada musim 1973/1974.
Sebelum bergabung, Law pernah berkostum Manchester City selama setahun (1960–1961). Ketika menerima pinangan MU, gelandang kenamaan itu sempat ke Italia dan di sana bermain untuk Torino (1961-1962).
Mitos yang berkembang menyebutkan, MU degradasi karena dalam suatu bentrok dengan City, Law mencetak gol ke gawang mantan klubnya itu via tumit.
Sumber: Sportskeeda
Disadur dari: Bola.com (Choki Sihotang, Nurfahmi Budi) 27 Januari 2023
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Prediksi Bayer Leverkusen vs PSG 22 Oktober 2025
Liga Champions 20 Oktober 2025, 18:41 -
Prediksi Arsenal vs Atletico Madrid 22 Oktober 2025
Liga Champions 20 Oktober 2025, 18:33 -
Penilaian Legenda Man United Usai Duel Lawan Liverpool: Isak Nggak Layak Starter
Liga Inggris 20 Oktober 2025, 15:08 -
Setelah Sekian Purnama, Ruben Amorim Akhirnya Raih Dua Kemenangan Beruntun di MU
Liga Inggris 20 Oktober 2025, 11:45
LATEST UPDATE
-
Pengakuan Jujur Denzem Dumfries: Union SG Bikin Inter Milan Merana!
Liga Italia 22 Oktober 2025, 14:01 -
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
Liga Italia 22 Oktober 2025, 13:24 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Terbuka Lagi, Mikel Arteta: Syukurlah!
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 12:29 -
Hansi Flick Acungi Jempol Performa Marcus Rashford: Makin Hari, Makin Sip!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:49 -
Arsenal Melaju Sempurna di Liga Champions: 3 Laga, 9 Poin, 8 Gol, dan 0 Kebobolan
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:04 -
Catat Jadwal Europa Conference League 2025/26: Pekan Ke-2 Eksklusif di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 10:58 -
Jakarta jadi Kota Terbahagia ke-18 di Dunia, Begini Respons Pramono Anung
News 22 Oktober 2025, 10:58
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04