Merasa Lebih Baik dari Sebelumnya, Inilah Versi Baru dari Seorang Jose Mourinho

Editor Bolanet | 29 September 2025 15:03
Merasa Lebih Baik dari Sebelumnya, Inilah Versi Baru dari Seorang Jose Mourinho
Jose Mourinho ketika diperkenalkan sebagai pelatih baru Benfica, 18 September 2025 lalu. (c) AP Photo/Ana Brigida

Bola.net - Stamford Bridge akan menyambut kembali salah satu figur paling ikonik dalam sejarah mereka. Jose Mourinho kembali, namun kali ini sebagai lawan bersama Benfica di ajang Liga Champions.

Kepulangan ini bukan hanya soal taktik dan tiga poin di atas lapangan. Ini adalah tentang perjalanan seorang pria yang merasa telah berevolusi menjadi pribadi yang berbeda.

Advertisement

Mourinho yang sekarang bukanlah Mourinho yang dulu pernah mengguncang dunia dengan segala kontroversinya. Ia datang dengan pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya dan profesinya.

Dalam sebuah wawancara mendalam dengan UEFA.com, pelatih berusia 62 tahun itu membuka sisi lain dirinya. Sebuah refleksi tentang bagaimana pengalaman telah mengubahnya menjadi manajer yang lebih baik dan manusia yang lebih utuh.

1 dari 4 halaman

Tak Ada Lagi Sisi Egosentris

Tak Ada Lagi Sisi Egosentris

Jose Mourinho berpose dengan Presiden Benfica, Rui Costa, 18 September 2025. (c) AP Photo/Ana Brigida

Perubahan terbesar yang dirasakan Mourinho ada pada cara pandangnya terhadap pekerjaannya. Ia kini merasa perannya di sepak bola bukan lagi untuk memuaskan egonya sendiri.

Dulu, ia mungkin lebih terpusat pada dirinya sendiri. Namun, waktu dan pengalaman telah menggeser fokusnya menjadi lebih luas dan lebih bijaksana.

"Perbedaan utama yang saya kenali dalam diri saya adalah fakta bahwa mungkin pada awalnya saya lebih egosentris," ujar Mourinho kepada UEFA.com.

"Saya merasa berada di sepak bola untuk membantu orang lain daripada membantu diri saya sendiri. Saya di sini untuk membantu para pemain saya lebih dari memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidup saya," lanjutnya.

2 dari 4 halaman

Bukan Seorang Jenius, Apalagi Iblis

Selama puluhan tahun berkarier, berbagai label telah disematkan pada dirinya. Mulai dari 'The Special One', provokator, hingga terkadang dicap sebagai 'iblis' oleh para rivalnya.

Namun, Mourinho menolak semua label ekstrem tersebut. Ia tidak pernah menganggap dirinya seorang jenius, meski sadar betul akan kemampuan alaminya sebagai manajer hebat.

"Saya tidak pernah menganggap diri saya seorang jenius," katanya.

"Sebagai seorang provokator, mungkin sedikit, tapi tidak pernah sebagai iblis. Tentu saja, saya selalu merasa memiliki kemampuan alami yang saya kembangkan untuk menjadi manajer yang baik," jelas Mourinho.

3 dari 4 halaman

Museum Sejarah yang Tak Tersentuh

Rumah Mourinho menyimpan sebuah ruangan khusus yang penuh dengan sejarah. Di sana, tersimpan replika trofi, medali, dan jersey dari setiap kesuksesan yang pernah ia raih.

Bagi banyak orang, itu adalah bukti kehebatannya. Namun bagi Mourinho, ruangan itu adalah sebuah museum yang menandakan masa lalu, bukan masa kini.

"Saya punya sebuah ruangan di rumah tempat saya menyimpan beberapa replika, medali, dan jersey. Itu adalah sebuah museum," tuturnya.

"Dan seperti yang selalu saya katakan, museum adalah sejarah, sejarah yang tak tersentuh, tapi itu bukan bagian dari kehidupan sehari-hari saya, bukan bagian dari masa kini saya, dan bukan bagian dari masa depan saya," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Dinilai dari Hari Ini

Pada akhirnya, Mourinho sadar betul bahwa dunia akan menilainya berdasarkan apa yang ia lakukan saat ini. Gelar-gelar yang ia menangkan bersama Porto, Chelsea, atau Inter Milan adalah cerita yang telah usai.

Ia tidak punya banyak waktu untuk merenungi masa lalu, dan ia memang tidak menginginkannya. Ambisinya kini tercurah sepenuhnya untuk tantangan baru bersama Benfica.

"Apa saya hari ini adalah apa saya hari ini, dan bukan apa yang saya lakukan di masa lalu. Saya dinilai berdasarkan apa yang saya lakukan hari ini," ucap Mourinho.

"Mereka bisa mencuri segalanya dari saya, tapi cerita yang telah saya ciptakan, tidak ada yang bisa mengambilnya dari saya. Namun, saat Anda bekerja, saat Anda punya ambisi, apa yang telah dilakukan sebelumnya tidaklah berarti," pungkasnya.

LATEST UPDATE