7 Laga UCL Tandingan 'Pembantaian di Jerman'
Editor Bolanet | 30 April 2013 03:42
Bola.net - Kemenangan 4-0 Bayern Munich atas dan 4-1 Borussia Dortmund atas Real Madrid di semifinal UEFA Champions League (UCL) atau Liga Champions 2012/13 leg pertama tak bisa dibantah telah mengejutkan publik sepak bola dunia.
Untuk pertama kalinya setelah beberapa waktu lamanya, dua raksasa La Liga tersebut dibuat tak berkutik dan hancur tanpa sisa di panggung Eropa. Performa Bayern di Allianz Arena dan Dortmund di Signal Iduna Park itu pun sepertinya bakal jadi pertandingan yang dikenang selamanya.
Menilik sejarah, Liga Champions memang kerap diwarnai pertandingan-pertandingan hebat sepanjang pergelarannya. Penghancuran Blaugrana dan penaklukan sang Raja Eropa di Jerman pun hanya dua dari sekian banyak yang sudah pernah tersaji di panggung megah Benua Biru.
Berikut kami rangkumkan tujuh pertandingan lain dari kompetisi elit ini (via talkSPORT) yang sekiranya bisa menjadi tandingan untuk 'pembantaian Barca dan Madrid di Jerman'. (ts/gia)
Final 1994
AC Milan 4-0 Barcelona
AC Milan, tanpa Alessandro Costacurta dan sang kapten Franco Baresi yang terkena skorsing, sepertinya takkan sanggup meredam serangan Barcelona yang diperkuat Romario serta Hristo Stoichkov.
Akan tetapi, Daniele Massaro mengejutkan semua orang dengan dua golnya untuk membawa Milan unggul 2-0 sebelum jeda. Tendangan lob indah Dejan Savicevic lalu menjadikannya 3-0, dan finishing terarah Marcel Desailly pun menandai kemenangan empat gol tanpa balas Rossoneri atas Barcelona.
Bek kiri Paolo Maldini, yang ikut menjuarai edisi 1994, juga masih berada di skuad ketika Milan mengulanginya lagi pada 2003 dan 2007.
Semifinal Leg Kedua 1999
Juventus 2-3 Manchester United
Juventus merupakan kekuatan dominan di Eropa pada akhir 90-an. Jadi, ketika mereka membawa pulang sebuah gol away menyusul hasil imbang 1-1 melawan Manchester United di Old Trafford, tak banyak yang mengira bahwa Red Devils bakal lolos ke final European Cup pertamanya dalam 31 tahun terakhir.
Setelah Filippo Inzaghi mencetak dua gol terlebih dahulu, peluang United untuk masuk partai puncak pun semakin menipis. Namun, tandukan Roy Keane dan finishing Dwight Yorke membuat United unggul gol away sebelum jeda babak pertama.
Keane tampil luar biasa demi meloloskan timnya ke final meski dia sendiri takkan ambil bagian akibat akumulasi kartu kuning. Andy Cole pun menegaskan keperkasaan United tujuh menit sebelum bubaran.
United membuat Bayern Munich patah hati di final dengan comeback sensasional, tetapi di Turin lah Red Devils menunjukkan performa terbaik mereka.
Final 2000
Real Madrid 3-0 Valencia
Real Madrid kontra Valencia menandai kali pertama dua tim senegara tampil di final sejak kompetisi ini memakai format anyar.
Vicente del Bosque menangani Madrid mulai pertengahan musim, dan setelah sederet hasil buruk di kompetisi domestik, hanya sedikit yang membayangkan bahwa Del Bosque bakal mampu membawa Madrid meraih gelar kedelapan mereka sekaligus gelar pertamanya sebagai pelatih.
Namun, melawan Valencia di final, Madrid tak terhentikan dan menang tiga gol tanpa balas melalui sundulan Fernando Morientes, tendangan voli Steve McManaman, serta solo run Raul. Madrid pun juara di bawah asuhan pelatih yang sempat diragukan.
Laga ini juga menjadi penegasan kemunculan kiper 19 tahun menjanjikan El Real, Iker Casillas.
Final 2009
Barcelona 2-0 Manchester United
Musim panas 2008, Barcelona sedang goyah di tangan Frank Rijkaard. Presiden Joan Laporta lalu bertaruh pada pelatih minim pengalaman bernama Josep Guardiola, eks pemain Barca yang peran sebelumnya hanya menangani Barcelona B di divisi tiga Spanyol. Namun, semua terbayar lunas.
Tim yang dibangun Guardiola mencapai kulminasinya di Roma, di mana mereka meraih treble bersejarah dengan menaklukkan Manchester United.
Pembicaraan panas menjelang laga adalah tentang pemain terbaik dunia di kubu United, Cristiano Ronaldo, dan sang penantang untuk takhta tersebut di skuad Barcelona, Lionel Messi. Messi sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia bisa menggapi puncak, tapi masalah cedera dan labilnya performa Barcelona di tangan Rijkaard membuatnya gagal menunjukkan potensi terbaiknya. Sementara itu, Ronaldo baru saja mengangkat trofi Ballon d'Or pada awal tahun. Namun, hanya ada satu pemenang di Roma.
Messi merajalela di atas arena, berkolaborasi sempurna dengan Xavi serta Andres Iniesta, dan melengkapi opener Samuel Eto'o untuk memastikan Barcelona menang 2-0 dengan sundulannya. Ya, sundulan, salah satu titik lemah sang bintang Argentina.
Kemenangan tersebut juga menjadi ajang bagi Guardiola untuk mengumumkan namanya kepada dunia.
Semifinal 1995
Ajax 5-2 Bayern Munich
Bayang-bayang kehebatan great team Ajax di tahun-tahun sebelumnya terlalu sulit untuk dihilangkan. Jadi, ketika tim muda dengan pemain-pemain seperti De Boer bersaudara serta Clarence Seedorf dan Edgar Davids mencapai semifinal, tekanan terhadap mereka pun sangat kuat.
Bayern Munich menghadang sebagai lawan. Setelah imbang tanpa gol di Jerman pada leg pertama, peluang pun masih sama-sama terbuka di leg kedua. Di Amsterdam, Ajax menghapus semua keraguan publik tentang kematangan mereka.
Ajax membuka keunggulan di menit 11 melalui Jari Litmanen. Meski Marcel Witeczek sempat menyamakan kedudukan untuk Bayern di menit 36, Finidi George langsung mengembalikan keunggulan timnya hanya lima menit berselang. Bek Ronald de Boer lalu melebarkan jarak dengan finishing layaknya seorang striker sebelum jeda. Litmanen mencetak gol keduanya tak lama setelah restart, dan walaupun Bayern menipiskan satu lagi lewat titik putih, Marc Overmars menghancurkan harapan sang raksasa Bavaria dengan golnya di menit 88.
Ajax sendiri menjuarai edisi tersebut setelah mengalahkan AC Milan di final.
Babak 16 Besar 2009
Liverpool 4-0 Real Madrid
Real Madrid baru saja dihajar Barcelona asuhan Josep Guardiola di La Liga 2008/09, tetapi Liga Champions merupakan zona aman bagi mereka. Jadi, harapan tetap melambung tinggi meski diundi bertemu Liverpool di fase knockout. Sementara itu, memori The Reds masih segar dengan keajaiban Istanbul serta performa di Athena.
Liverpool membawa pulang kemenangan 1-0 dari leg pertama di Santiago Bernabeu, tapi yang lebih baik ternyata masih akan datang. Di Anfield, pasukan Rafael Benitez menunjukkan salah satu performa sensasional mereka di pentas Eropa.
The Reds melibas Madrid tanpa sisa. Fernando Torres, yang notabene pernah memperkuat rival sekota El Real, membuka keunggulan sebelum Steven Gerrard mengubah skor jadi 2-0 pada babak pertama. Gerrard mencetak gol keduanya setelah jeda dan Andrea Dossena memastikan Liverpool menang dengan agregat lima tanpa balas.
Pada musim panas berikutnya, Florentino Perez kembali menjabat sebagai Presiden El Real dan menciptakan Galacticos era baru di Bernabeu.
Final 1997
Borussia Dortmund 3-1 Juventus
Juventus tampil di final dengan menyandang status juara bertahan dan diperkuat sederet pemain papan atas seperti Zinedine Zidane, Alessandro Del Piero serta Didier Deschamps.
Tak ayal, La Vecchia Signora pun lebih dijagokan daripada Borussia Dortmund. Akan tetapi, wakil Jerman tersebut merusak semua perkiraan di atas kertas.
Paul Lambert, yang kini menjabat manajer Aston Villa, eks pemain Juve Julio Cesar da Silva, serta Jurgen Kohler, Paulo Sousa dan Andreas Moller berperan besar dalam penaklukkan pasukan Marcelo Lippi.
Karl-Heinz Riedle mencetak dua gol pembuka untuk mengejutkan sang raksasa Italia di menit 29 dan 34. Del piero sempat menipiskan selisih skor pada menit 64, tapi bintang Dortmund Lars Ricken menuntaskan performa hebat timnya dengan sebuah tendangan lob jarak jauh yang memaksa Angelo Peruzzi hanya bisa memandangi bola meluncur ke dalam gawangnya.
Titel ini terasa sangat istimewa bagi Dortmund, karena mereka meraihnya di Munich, markas sang rival.
Kembali ke masa sekarang. Seandainya tercipta duel El Clasico di final musim ini, berarti Barcelona dan Real Madrid telah membukukan salah satu aksi comeback paling fantastis untuk melewati dua elit Bundesliga yang saat ini berdiri menghadang di hadapan mereka.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gokil! Senne Lammens Bakal Debut di Derby Manchester?
Liga Inggris 11 September 2025, 14:43 -
Derby d'Italia Juventus vs Inter Milan: Panggung Eksperimen Teknologi Ref Cam di Serie A
Liga Italia 11 September 2025, 14:29 -
Adrien Rabiot Siap Debut di AC Milan, Kondisi Fisik Terjaga Usai Drama Marsiglia
Liga Italia 11 September 2025, 14:15 -
Sir Alex Ferguson atau Pep Guardiola? Jawabannya Jelas!
Liga Inggris 11 September 2025, 14:10 -
5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten Hag, Layak atau Gagal?
Editorial 11 September 2025, 12:59
LATEST UPDATE
-
Tchouameni Buka Suara: Ada Perbedaan Antara Xabi Alonso dan Carlo Ancelotti
Liga Spanyol 11 September 2025, 16:05 -
Kisah di Balik Kepindahan Jamie Vardy ke Cremonese: Ada Peran Pelatih Chelsea!
Liga Italia 11 September 2025, 16:01 -
Manchester United All In untuk Carlos Baleba di Tahun 2026
Liga Inggris 11 September 2025, 16:01 -
AC Milan di Bawah Allegri: Bekerja Keras pada Pertahanan dan Struktur Tim
Liga Italia 11 September 2025, 16:00 -
Jadwal dan Hasil Lengkap Pertandingan Bulu Tangkis Hong Kong Open 2025
Bulu Tangkis 11 September 2025, 15:52 -
Lleyton Hewitt Dijatuhi Sanksi 2 Pekan dan Denda Besar Jelang Piala Davis 2025
Tenis 11 September 2025, 15:46 -
5 Pertemuan Terakhir Persib Bandung Vs Persebaya Surabaya, Siapa Lebih Dominan?
Bola Indonesia 11 September 2025, 15:46 -
Awas MU! Bruno Fernandes Berpotensi Cabut ke Arab Saudi di Tahun 2026
Liga Inggris 11 September 2025, 15:44 -
Raphinha Lelah, Marcus Rashford Bisa Jadi Kunci Barcelona di Sayap Kiri
Liga Spanyol 11 September 2025, 15:40 -
Arsenal Bakal Tikung MU untuk Transfer Bintang Timnas Jerman Ini
Liga Inggris 11 September 2025, 15:31 -
Milan Skriniar Ungkap Alasan Tinggalkan Inter Milan
Liga Italia 11 September 2025, 15:23 -
Jonathan David Bahagia Pilih Juventus, Singgung Minat Inter Milan
Liga Italia 11 September 2025, 15:16 -
West Ham Sempat Serius Inginkan Andre Onana, Kenapa Batal?
Liga Inggris 11 September 2025, 15:13 -
Kisah Tragis Andre Onana, Kiper yang Kehilangan Kejayaan Usai Tinggalkan Inter Milan
Liga Inggris 11 September 2025, 14:58
LATEST EDITORIAL
-
Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Amorim di Ujung Tanduk
Editorial 11 September 2025, 13:43 -
5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten Hag, Layak atau Gagal?
Editorial 11 September 2025, 12:59 -
5 Target Manchester United yang Gagal Direkrut pada Musim Panas 2025
Editorial 10 September 2025, 13:34 -
3 Kandidat Pengganti Robert Lewandowski di Barcelona
Editorial 10 September 2025, 13:01