Jejak Rupiah dari Lapangan Hijau ke Kantong Pedagang Kecil di Piala Presiden 2025

Anindhya Danartikanya | 14 Juli 2025 14:31
Jejak Rupiah dari Lapangan Hijau ke Kantong Pedagang Kecil di Piala Presiden 2025
Denyut Nadi di Luar Stadion: Kisah Ekonomi di Balik Piala Presiden 2025. (c) dok.Bolanet

Bola.net - Beberapa jam sebelum peluit kick-off, udara di luar stadion sudah pekat dan bergetar. Lautan manusia dalam warna-warni kebanggaan tumpah ruah, mengibarkan syal dalam sebuah perayaan massal. Sementara wajah-wajah yang memendam asa menatap gerbang stadion yang masih tertutup di kejauhan.

Sementara itu, nyanyian suporter mulai membakar semangat, bersahutan dengan lengkingan terompet. Namun di antara riuh itu, terdengar orkestra lain yang tak kalah hidup. Desis minyak panas, denting spatula di atas wajan, dan tawar-menawar hangat yang terdengar akrab. Inilah musik latar dari panggung ekonomi rakyat.

Advertisement

Aroma pun bercerita. Wangi jajanan lok-lok yang dibakar dan gurihnya batagor yang baru diangkat menjadi penanda sebuah pesta. Setiap kepul asap seolah menjadi undangan terbuka, membangun antusiasme yang sama besarnya dengan pertandingan itu sendiri.

Di balik setiap lapak sederhana, tangan-tangan cekatan tak henti menari. Peluh mungkin membasahi dahi, namun senyum tulus tak pernah pergi. Sebab, setiap penonton adalah pembawa rezeki, dan bagi mereka, pertandingan telah dimulai jauh sebelum para pemain memasuki lapangan.

Memang, laga 22 pemain di dalam stadion adalah tontonan utama. Akan tetapi, pesta sesungguhnya ada di sini. Di antara peluh, asap, dan berkah para pedagang kecil, di sanalah denyut nadi Indonesia berdetak paling kencang.

1 dari 4 halaman

Piala Presiden 2025 dan Mandat dari Istana

Ternyata, riuhnya ekonomi di pelataran stadion ini bukanlah kebetulan, melainkan buah dari sebuah desain yang sadar. Sebanyak 110 lapak UMKM berdiri rapi di bawah tenda-tenda resmi, dan yang terpenting, semuanya gratis. Kebijakan ini menjadi fondasi dari semua berkah yang mengalir hari itu.

Ini adalah mandat yang turun langsung dari Istana. "Ada pesan dari Bapak Presiden Prabowo, Piala Presiden 2025 harus bermanfaat bagi UMKM," tegas Ketua SC, Maruarar Sirait, menggarisbawahi visi besar di balik turnamen. Baginya, sepak bola harus menjadi kekuatan ekonomi yang nyata.

Visi ini disambut hangat di tingkat regional. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melihatnya sebagai efek domino yang menyentuh hingga ke akar rumput. Ia paham, dampak ekonomi tidak berhenti di gerbang stadion, melainkan menyebar ke seluruh penjuru kota.

Dengan jeli, ia melukiskan bagaimana "angkot-angkot ada penumpangnya, ojek online dan konvensional kebagian narik, tukang sapu ada order-nya." Ini, menurutnya, adalah bukti nyata ekonomi yang saling memberi, sebuah ekosistem yang hidup karena satu perhelatan olahraga.

Jejak rupiah ini pada akhirnya tak terbendung. Okupansi hotel meningkat, jalanan dipadati transportasi yang kebanjiran order. Dari Bandung hingga Jakarta, roda ekonomi berputar lebih kencang, didorong oleh energi si kulit bundar dan semangat ribuan pendukungnya.

2 dari 4 halaman

Suara dari Lapak Harapan

Suara dari Lapak Harapan

Pelaku UMKM ikut memeriahkan gelaran Piala Presiden 2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. (c) dok.Bola.net

Di balik statistik yang impresif, ada denyut kisah manusia yang menjadi bukti paling sahih dari sebuah keberhasilan. Kisah mereka adalah jantung dari turnamen pramusim terbesar di Indonesia ini.

Cerita itu datang dari Euis, penjual jersey yang wajah lelahnya dihiasi senyum lega. "Alhamdulillah, lebih banyak daripada hari-hari biasanya," ucapnya lirih namun penuh makna ketika ditanya bagaimana dampak kehadiran Piala Presiden 2025 pada jualannya. Kalimat sederhana itu adalah representasi dari dapurnya yang kembali mengepul tebal minggu itu.

Lain lagi cerita Linda, yang semangatnya menyala-nyala di tenda jualannya. Ia tak bisa menyembunyikan antusiasmenya. "Pengen terus ada turnamen ini! Tenant-nya gratis, omsetnya naik 100-200%!" serunya. Harapannya adalah cerminan dari ratusan pedagang lain yang merasakan berkah serupa.

Sementara itu, tangan Ipan Kurnia tak henti meracik batagor untuk antrean yang mengular. Namun, ia menyempatkan diri berbagi rasa syukurnya yang mendalam. "Adanya turnamen ini, omset naik tiga kali lipat, bahkan lebih," ujarnya. Kalimatnya menjadi validasi paling kuat atas semua data yang ada.

Kisah mereka bertiga adalah potret dari ratusan lainnya. Angka omzet harian yang mencapai Rp2 hingga 5 juta bukan lagi data abstrak di atas kertas. Ia telah menjelma menjadi senyum Euis, semangat Linda, dan rasa syukur Ipan yang nyata.

3 dari 4 halaman

Inovasi di Balik Pesta yang Lebih Baik

Inovasi di Balik Pesta yang Lebih Baik

Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait. (c) Bola.net/Bagaskara L

Keberhasilan masif ini bukanlah sihir, melainkan hasil dari sebuah desain kebijakan yang cerdas. Keputusan PSSI dan panitia untuk menyediakan "stan gratis" terbukti menjadi game-changer yang sesungguhnya bagi para pelaku UMKM.

Dengan memangkas beban biaya sewa, kebijakan ini secara langsung menebalkan margin keuntungan para pedagang. Ini adalah bentuk pemberdayaan paling konkret. Bukan sekadar memberi ikan, melainkan menyediakan kail dan kolam yang penuh ikan untuk mereka pancing sendiri.

Tentu, semangat untuk menjadi lebih baik tak berhenti di situ. Belajar dari pengalaman, Piala Presiden tahun ini juga membawa inovasi untuk menjawab tantangan klasik: kebersihan. 

Sebagai solusinya, kampanye inspiratif diusung dengan slogan “Datang Bersih, Pulang Bersih”. Inisiatif ini memastikan bahwa semangat sportivitas di lapangan sejalan dengan semangat tanggung jawab terhadap lingkungan di luar lapangan.

"Sesuai komitmen kita dari Panitia Piala Presiden, sesuai juga dengan visi Bapak Presiden Prabowo, kita tidak boleh sampai meninggalkan sampah," kata Anggota SC Piala Presiden 2025, Tsamara Amany.

"Karena itu tidak sesuai dengan semangat kita," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Senyum UMKM Pemenang Sebenarnya

Pada akhirnya, warisan Piala Presiden 2025 jauh melampaui skor akhir di papan pertandingan. Turnamen ini berhasil meninggalkan jejak yang lebih dalam: sebuah warisan ekonomi, kebahagiaan, dan yang terpenting, harapan.

Momen perhelatan yang bertepatan dengan masa liburan sekolah pun menambah dimensi kehangatan tersendiri. Seperti yang diungkapkan Gubernur Dedi Mulyadi, ini adalah kesempatan langka bagi keluarga. "Piala Presiden 2025 ini memberikan rasa bahagia karena anak-anak bisa mendapatkan tontonan berkualitas," katanya.

Sebab, warisan yang paling berharga dari turnamen ini bukanlah trofi yang diangkat sang juara. Melainkan senyum di wajah para pedagang, dapur yang kembali mengepul, dan cicilan sekolah yang terbayarkan. Ini adalah kemenangan yang dirasakan oleh ratusan keluarga, sebuah kemenangan yang tidak tercatat dalam statistik mana pun.