AC Milan: Allegri, Modric, dan Pola Lama Bahwa Sepak Bola itu sederhana asal Dimainkan dengan Benar

Gia Yuda Pradana | 6 Agustus 2025 12:24
AC Milan: Allegri, Modric, dan Pola Lama Bahwa Sepak Bola itu sederhana asal Dimainkan dengan Benar
Gelandang asal Kroasia milik AC Milan, Luka Modric, melambaikan tangan kepada para penggemar di Milan, Italia, Senin, 4 Agustus 2025 (c) Marco Ottico/LaPresse via AP

Bola.net - AC Milan menjalani musim-musim penuh percobaan dalam beberapa tahun terakhir. Hasilnya, bukan kemajuan, melainkan kebingungan kolektif yang kian memperburuk identitas tim.

Para pelatih silih berganti mencoba membentuk gaya bermain Milan. Namun, Stefano Pioli, Paulo Fonseca, dan Sergio Conceicao tak ada yang berhasil menemukan formula tepat untuk Rossoneri.

Advertisement

Kini, Milan kembali ke sosok yang dikenal, yakni Massimiliano Allegri. Ia membawa Rossoneri back to basic, kembali ke dasar — sepak bola sederhana, rapi, terstruktur, dan Luka Modric diplot sebagai dirigen permainan.

1 dari 4 halaman

Milan yang Bisa Dibaca, tapi Tak Mudah Diatasi

Milan yang Bisa Dibaca, tapi Tak Mudah Diatasi

Starting XI AC Milan saat melawan Liverpool di laga pramusim yang digelar di Kai Tak Stadium, Hong Kong, 26 Juli 2025 lalu. (c) AP Photo/Chan Long Hei

Allegri datang tanpa banyak janji manis. Ia memilih filosofi sederhana, yaitu membuat Milan bermain lugas, bisa dibaca lawan, tapi tetap menyulitkan.

Seperti ditulis Gazzetta dello Sport, “Allegri tidak bersembunyi. Tidak ada rahasia, tidak ada identitas tersembunyi. Tidak. Milan, justru, adalah buku terbuka dan ini soal menghentikannya, bukan menghadapi hal yang tidak diketahui.”

Tim asuhan Allegri mengutamakan efisiensi dan soliditas. Organisasi permainan yang rapi jadi fondasi, dengan transisi cepat yang mendukung agresivitas.

2 dari 4 halaman

Wajah Milan Versi Allegri

Wajah Milan Versi Allegri

Pelatih baru AC Milan, Massimiliano Allegri. (c) AP Photo/Luca Bruno

Allegri menyiapkan dua sistem utama untuk Milan. Pertama, 3-5-2 yang berubah menjadi 5-4-1 saat dibutuhkan, cocok untuk bertahan sambil menunggu momen menyerang.

Kedua, 4-3-3 yang lebih mendominasi bola dan menekan lebih tinggi. Meski berbeda, keduanya berbasis kestabilan serta disiplin posisi.

Apa pun formasinya, Milan versi Allegri selalu bermain vertikal. Tidak ada teka-teki, semua bisa dilihat sejak awal — tinggal lawan mampu mengantisipasi atau tidak.

3 dari 4 halaman

Modric: Dirigen Baru di Lini Tengah

Modric: Dirigen Baru di Lini Tengah

Gelandang asal Kroasia milik AC Milan, Luka Modric (atas kanan), melambaikan tangan kepada para penggemar di Milan, Italia, Senin, 4 Agustus 2025 (c) Marco Ottico/LaPresse via AP

Luka Modric resmi diperkenalkan di Casa Milan, dan publik langsung ingin tahu di mana dia akan bermain? Jawaban Modric pun jelas dan tegas.

“Kami sudah sedikit berbicara dengan pelatih, dan saya rasa semua orang tahu di mana saya merasa paling nyaman di lapangan: di tengah, tempat saya bisa mengatur tempo dan memastikan tim bermain dengan baik,” ujar Modric, dikutip Sempre Milan.

Meski begitu, Modric tetap fleksibel. “Saya masih harus bicara dengan pelatih untuk memahami di mana dia ingin saya bermain. Dari sana, saya harus memberikan segalanya, bermain baik, dan membantu tim. Itu peran saya sepanjang karier.”

4 dari 4 halaman

Kembali Kolektif, Lupakan Ego

Kembali Kolektif, Lupakan Ego

Gelandang asal Kroasia milik AC Milan, Luka Modric (tengah kanan), memegang jersey tim saat bertemu dengan para penggemar di Milan, Italia, Senin, 4 Agustus 2025 (c) Marco Ottico/LaPresse via AP

Modric juga mengingatkan pentingnya semangat kolektif. “Tim tetap prioritas, individu tidak pernah penting. Ini harus menjadi mentalitas kami: tidak ada yang lebih besar dari tim. Saya di sini untuk melakukan apa yang diminta pelatih.”

Semangat itu cocok dengan filosofi Allegri yang selalu menjadikan kedisiplinan dan pengorbanan sebagai nilai utama. Bagi Milan, Modric bukan sekadar rekrutan bintang, tapi motor penggerak yang jadi contoh.

Dengan Allegri memimpin di pinggir lapangan dan Modric mengatur di tengah, Rossoneri bersiap kembali jadi tim yang sulit ditaklukkan. Semua dimulai dari prinsip lama bahwa sepak bola itu sederhana asal dimainkan dengan benar.

Sumber: La Gazzetta dello Sport, Sempre Milan

LATEST UPDATE