Kisah Haru Dybala dan Sang Ayah Yang Mendidiknya Hingga Jadi Pemain Kelas Dunia
Dimas Ardi Prasetya | 21 November 2017 18:49
Bola.net - - Penyerang Juventus Paulo Dybala mengaku kesuksesannya saat ini tidak lepas dari peran ayahnya yang dahulu selalu memotivasinya dan setia mengantarnya bermain atau berlatih.
Dybala lahir di Cordoba, Argentina, pada 15 November 1993 silam. 10 tahun setelah hari kelahirannya, pemain berkaki kidal ini mulai berlatih sepakbola secara resmi untuk pertama kalinya.
Ia gabung dengan akademi klub . Ia menimba ilmu di klub tersebut dari tahun 2003 hingga 2011. Setelah itu ia dipromosikan ke tim senior Instituto dan menjalani debut profesionalnya di liga divisi dua Argetina (Primera B Nacional) di usia 17 tahun.
Setelah main semusim, ia mencetak 17 gol dari total 40 pertandingan. Dalam prosesnya, ia juga mengalahkan rekor sebagai pencetak gol termuda yang sebelumnya dipegang oleh legenda Argentina, Mario Kempes.
Setelah semusim, ia ditransfer ke pada musim panas 2012. tiga tahun kemudian, ia akhirnya pindah ke Juventus. Dybala mengatakan, kesuksesannya saat ini tak lepas dari peran besar keluarganya, terutama almarhum ayahnya.
Ayah saya penuntut, tapi itu disesuaikan dengan tingkat permainan saya. Jika saya di sini sekarang itu berkat dirinya. Ia ingin saya menjadi lebih baik setiap hari, tapi ia tidak pernah berkata kepada saya: 'Saya tidak akan membelikanmu ini jika dirimu tidak terus bermain sepak bola', kenangnya pada France Football.
Ia akan membawa saya ke Cordoba untuk menjalani pertandingan atau sesi latihan. Setelah kematiannya (ketika Dybala berusia 15 tahun) sulit rasnya naik bus dan pergi sendiri, ujarnya lirih.
Saya bertanya kepada klub saya, Instituto, untuk memberi saya waktu enam bulan (untuk berlatih) dengan tim kota saya sehingga saya bisa lebih dekat dengan keluarga saya. Saudara laki-laki saya mengambil alih peran ayah dalam hal motivasi, tutur Dybala.
Pemain berusia 24 tahun ini mengatakan, kehilangan ayahnya memang merupakan sebuah cobaan yang maha berat. Namun ia bisa merasa tegar karena ia sadar hal itu sebenarnya juga dialami oleh orang lain, dan ia tak bisa terus menerus bersedih.
Kehilangan ayah sungguh menyakitkan, tapi kita bukan yang pertama atau yang terakhir yang mengalami ini, hidup terus berlanjut, bahkan jika semuanya berjalan lebih mudah, tandasnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
Liga Italia 22 Oktober 2025, 13:24 -
Jadwal Liga Champions Pekan Ini Live di SCTV, 21-23 Oktober 2025
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:57 -
Prediksi Real Madrid vs Juventus 23 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 22:29 -
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27
LATEST UPDATE
-
Daftar Peraih Man of The Match Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 23 Oktober 2025, 05:37 -
Man of the Match Chelsea vs Ajax Amsterdam: Estevao Willian
Liga Champions 23 Oktober 2025, 04:25 -
Man of the Match Real Madrid vs Juventus: Jude Bellingham
Liga Champions 23 Oktober 2025, 04:19 -
Link Live Streaming Chelsea vs Ajax Amsterdam - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:06 -
Link Live Streaming Real Madrid vs Juventus - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:05
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04