Sedih dan Frustrasi, tapi Juventus Harus Tetap Bersatu

Gia Yuda Pradana | 27 Oktober 2025 16:00
Sedih dan Frustrasi, tapi Juventus Harus Tetap Bersatu
Khephren Thuram dari Juventus bereaksi setelah gagal memanfaatkan peluang dalam pertandingan Serie A melawan Lazio di Olimpico, 26 Oktober 2025 (c) AP Photo/Gregorio Borgia

Bola.net - Kekalahan 0-1 dari Lazio di Serie A memperpanjang tren negatif Juventus dan menambah tekanan pada pelatih Igor Tudor. Di tengah situasi yang semakin berat, kiper Mattia Perin menegaskan pentingnya kebersamaan dalam tim untuk kembali menemukan jati diri mereka.

Perin tidak menutupi rasa frustrasinya setelah pertandingan di Stadio Olimpico. Ia mengakui Juventus saat ini jauh dari standar yang seharusnya ditunjukkan oleh klub sebesar Bianconeri. Meski begitu, ia menegaskan ruang ganti tim masih diisi rasa kecewa, bukan keputusasaan.

Advertisement

“Kami merasakan kesedihan dan frustrasi yang besar,” ujar Perin kepada DAZN. “Kami berlatih dengan baik sepanjang pekan, tetapi tidak menunjukkannya dalam pertandingan. Sulit mencari satu jawaban pasti, tetapi kami harus tetap bersatu dan kompak, karena saat ini kami belum menunjukkan level yang seharusnya.”

1 dari 3 halaman

Perin: Kepercayaan yang Belum Terbayar

Perin: Kepercayaan yang Belum Terbayar

Mattia Perin. (c) Juventus Official

Perin mengungkapkan bahwa dirinya sudah tahu akan menjadi starter menggantikan Michele Di Gregorio, tetapi hal itu tidak memberinya kepuasan pribadi di tengah hasil buruk tim. “Saya sudah tahu sebelum melawan Madrid bahwa saya akan bermain,” ujarnya. “Namun, saya tidak bisa bahagia ketika hasil tidak datang.”

Ia menambahkan bahwa seluruh pemain masih mempercayai ide-ide sang pelatih. “Kami percaya pada ide-ide pelatih, dan secara emosional kami menyukai apa yang dia sampaikan kepada kami. Sulit memahami mengapa semuanya tidak berjalan, tetapi saya yakin kami akan meningkatkan level kami,” kata kiper berusia 31 tahun itu.

Setelah laga, Perin mengungkapkan bahwa tim dan Tudor sempat berdiskusi untuk memahami penyebab kekalahan beruntun. “Kami berbicara untuk memahami mengapa kekalahan ini terus terjadi,” jelasnya. “Ada keinginan dari semua orang untuk segera keluar dari situasi ini. Untungnya, kami akan bermain lagi dalam tiga hari, dan itu bisa membantu kami membalikkan keadaan.”

2 dari 3 halaman

Juventus dan Catatan Buruk yang Harus Dihentikan

Juventus dan Catatan Buruk yang Harus Dihentikan

Pelatih Juventus, Igor Tudor. (c) AP Photo/Gregorio Borgia

Juventus kini menghadapi kenyataan pahit. Tim yang dulu dikenal tangguh dan penuh determinasi kini sedang kehilangan arah. Pertandingan berikutnya akan menjadi momen penentuan — bukan soal posisi di klasemen, tetapi untuk membuktikan bahwa mereka masih memiliki nyawa kompetitif.

Data dari Opta mencatat, untuk pertama kalinya sejak 1991, Juventus gagal mencetak gol dalam empat pertandingan beruntun di semua kompetisi. Lebih buruk lagi, ini menjadi rentetan tanpa kemenangan terpanjang sejak 2009, ketika Claudio Ranieri masih memimpin tim.

Sebagai tambahan luka, Lazio mencetak gol tercepat mereka ke gawang Juventus sejak torehan Giuseppe Favalli pada Maret 1996. Malam di Roma itu pun menjadi simbol dari semua hal yang salah di tubuh Juventus saat ini — tim besar yang sedang mencari kembali makna dari kata “bersatu.”

Sumber: Football Italia

LATEST UPDATE