Spalletti dan Taktik Kejutan di Laga Pertamanya Bersama Juventus

Editor Bolanet | 2 November 2025 09:23
Spalletti dan Taktik Kejutan di Laga Pertamanya Bersama Juventus
Pelatih baru Juventus Luciano Spalletti memberikan arahan kepada para pemain saat melawan Cremonese di lanjutan Serie A 2025-2026. (c) Alberto Marianii/LaPresse via AP

Bola.net - Luciano Spalletti memulai debutnya di Juventus dengan eksperimen taktik yang mengejutkan. Ia langsung menjajal peran baru untuk Teun Koopmeiners dalam kemenangan 2-1 atas Cremonese, Minggu (2/11/2025) dini hari WIB.

Meski baru ditunjuk pada hari Kamis, Spalletti tidak ragu melakukan perubahan. Juventus menahan gempuran Cremonese setelah gol telat Jamie Vardy.

Advertisement

Secara keseluruhan, formasi 3-5-2 tetap dipertahankan oleh sang pelatih baru. Namun, Koopmeiners ditarik ke belakang sebagai bek tengah sekaligus playmaker yang sangat dalam.

Keputusan ini terbukti jitu di sisi sayap. Filip Kostic dan Andrea Cambiaso menjadi penentu kemenangan Si Nyonya Tua.

1 dari 4 halaman

Eksperimen Taktik Koopmeiners

Eksperimen Taktik Koopmeiners

Pelatih Juventus, Luciano Spalletti, terlihat saat pertandingan Serie A antara Cremonese dan Juventus di Cremona, Italia, Sabtu, 1 November 2025 (c) Alberto Mariani/LaPresse via AP

Peran baru Koopmeiners langsung menjadi sorotan utama dalam laga tersebut. Publik dibuat bertanya-tanya mengenai posisi asli sang pemain di awal laga.

Spalletti menyebut bahwa peran sang gelandang asal Belanda itu sudah jelas. Ia ditempatkan di posisi yang tak terduga oleh lawan.

"Setelah dua menit, semua orang bisa tahu di mana dia bermain," kata Spalletti kepada Sky Sport Italia.

"Saya berharap dia berada di posisi di mana dia bisa melakukan lebih banyak kerusakan, karena kami jarang berhasil memindahkannya dari kanan ke kiri, dan sebaliknya," lanjutnya.

2 dari 4 halaman

Rencana 'Extra Man' di Lini Tengah

Spalletti menjelaskan bahwa ada rencana besar di balik penempatan Koopmeiners. Tujuannya adalah menciptakan keunggulan jumlah pemain di area sentral.

Peran ini dirancang agar Koopmeiners bisa masuk ke ruang yang ditinggalkan Thuram. Dengan begitu, Juventus memiliki satu pemain tambahan di lini tengah.

"Niatnya adalah agar Thuram sedikit maju ke depan, agar Koopmeiners masuk ke ruang itu, sehingga kami memiliki seorang pemain tambahan di lini tengah," jelas Spalletti.

"Itu karena satu-satunya ancaman nyata Cremonese adalah Vardy," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Pujian untuk Organisasi Pertahanan

Meski peran utamanya adalah membangun serangan dari dalam, Koopmeiners juga dipuji. Ia dinilai sukses menjalankan tugas defensifnya dengan sangat baik.

Spalletti menyebut sang pemain tampil lebih defensif dibanding pemain lain. Terutama dalam hal organisasi dan memanggil garis pertahanan saat serangan balik.

"Saya melihat performa yang baik dalam hal komunikasi dan fokus," ujar Spalletti.

"Karena Koopmeiners lebih seperti seorang bek daripada siapa pun dalam hal memastikan organisasi dan memanggil garis pertahanan saat serangan balik," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Fokus Penuh Matikan Jamie Vardy

Alasan utama Spalletti berani bereksperimen adalah karakteristik lawan. Ia menilai Cremonese hanya berbahaya lewat satu pemain saja, yaitu Jamie Vardy.

Taktik ini dianggap perlu untuk meredam ancaman bola-bola direct kepada Vardy. Hal itu terbukti meski Vardy akhirnya tetap bisa mencetak satu gol.

"Itu diperlukan, karena Cremonese sangat berbahaya dengan bola di atas untuk sang juara, Vardy," kata Spalletti.

"Yang mana kita lihat itu dengan gol yang dia cetak," tutupnya.

LATEST UPDATE