Mendag Ungkap Syarat Indonesia jadi Negara Maju dan Peluang Baru di Pasar Arab Saudi

Editor Bolanet | 29 Agustus 2025 14:01
Mendag Ungkap Syarat Indonesia jadi Negara Maju dan Peluang Baru di Pasar Arab Saudi
Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Budi Santoso. (c) Tira/Liputan6.com

Bola.net - Pemerintah telah menetapkan peta jalan yang jelas untuk mengakselerasi transformasi Indonesia menjadi negara maju. Salah satu pilar utamanya adalah peningkatan signifikan dalam aktivitas kewirausahaan domestik.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyoroti pentingnya mendorong rasio kegiatan usaha nasional. Angka yang saat ini baru mencapai 3,1 persen dinilai masih jauh dari standar negara maju.

Advertisement

Untuk mencapai level negara maju, rasio kegiatan usaha di dalam negeri perlu didorong hingga mencapai 10-12 persen. Target ambisius ini memerlukan terobosan dan dukungan kebijakan yang kuat.

Di sisi lain, pemerintah tidak hanya berfokus pada penguatan fondasi ekonomi domestik. Upaya diplomasi perdagangan untuk memperluas pasar ekspor juga terus digencarkan secara paralel.

Salah satu fokus utama saat ini adalah penguatan kerja sama dagang dengan mitra strategis seperti Arab Saudi. Potensi ekonomi antara kedua negara dinilai masih sangat besar dan belum tergarap optimal.

Kombinasi antara penguatan ekosistem wirausaha di dalam negeri dan pembukaan keran ekspor yang lebih lebar menjadi strategi ganda. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi ke depan.

1 dari 3 halaman

Mendorong Rasio Usaha Domestik Lewat Waralaba

Mendag Budi Santoso menegaskan bahwa peningkatan rasio kegiatan usaha adalah salah satu syarat mutlak. Tanpa lonjakan signifikan di sektor ini, cita-cita menjadi negara maju akan sulit tercapai.

Menurutnya, skema bisnis waralaba atau franchise dapat menjadi salah satu akselerator utama. Model bisnis ini dinilai lebih mudah diakses oleh para wirausahawan baru.

"Untuk menjadi negara maju sekarang rata-rata rasio kegiatan usaha adalah 10-12 persen. Sehingga kalau kita ingin menjadi negara maju maka salah satunya yang kita dorong adalah kegiatan usaha kita," kata Budi Santoso di Jakarta, Jumat.

Model waralaba dianggap sudah teruji dan memiliki tingkat risiko yang lebih terukur. Hal ini menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang baru memulai perjalanan di dunia bisnis.

"Waralaba ini salah satu sebenarnya kegiatan usaha yang mudah, yang sudah teruji. Jadi kalau ada entrepreneur baru yang ingin membuka bisnis yang lebih mudah maka salah satu pilihannya adalah dengan waralaba," ucapnya.

2 dari 3 halaman

Fasilitasi Ekspansi Global dan Diplomasi Dagang

Selain mendorong pertumbuhan di dalam negeri, Kementerian Perdagangan juga aktif memfasilitasi para pengusaha untuk merambah pasar global. Berbagai dukungan konkret telah disiapkan untuk para pelaku usaha.

Salah satu fasilitas unik yang ditawarkan adalah kesempatan magang di kantor perwakilan dagang di luar negeri. Pengusaha waralaba dapat memanfaatkan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) untuk melakukan riset pasar.

"Waralaba yang ingin melakukan survei atau ingin mencari market di luar negeri, boleh kita kasih kesempatan untuk magang di kantor ITPC di luar negeri, silakan," ucap Mendag.

Langkah ini sejalan dengan upaya diplomasi dagang yang lebih luas. Baru-baru ini, Mendag Budi Santoso telah menjalin pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi, Majid bin Abdullah Al-Kassabi.

"Indonesia memiliki perwakilan perdagangan di Arab Saudi yang dapat menjembatani hubungan antara pelaku usaha Arab Saudi dan Indonesia," ujar Budi Santoso dalam keterangan tertulisnya.

3 dari 3 halaman

Menggali Potensi Perdagangan dengan Arab Saudi

Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua negara sepakat untuk mencari peluang baru. Menteri Perdagangan Arab Saudi menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Indonesia.

Menurut Mendag Majid, masih banyak produk barang dan jasa potensial yang perdagangannya dapat terus dikembangkan. Ia mengusulkan agar kedua negara dapat saling bertukar informasi untuk memulai upaya tersebut.

"Saya mengapresiasi keinginan Arab Saudi untuk menggali potensi kerja sama dalam rangka meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara. Banyak cara yang dapat dijajaki untuk memperkuat hubungan perdagangan," kata Mendag Budi Santoso.

Sebagai tindak lanjut, kedua menteri berencana untuk bertemu kembali di sela-sela G20 Ministerial Meeting pada Oktober 2025. Pertemuan ini akan membahas langkah-langkah konkret untuk merealisasikan peningkatan kerja sama.

Pada semester I 2025, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 3,2 miliar, dengan Indonesia membukukan surplus. Produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi meliputi kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, hingga produk olahan makanan.

LATEST UPDATE