Target Listrik 5.700 Desa 2030: Menanti Realisasi Janji Swasembada Energi
Tim Bolanet | 18 Oktober 2025 12:02
Bola.net - Pemerintah menetapkan target ambisius untuk menerangi 5.700 desa di penjuru negeri. Akses listrik di ribuan desa tersebut ditargetkan tuntas pada 2030.
Rencana ini sejalan dengan agenda pemerintahan baru Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka. Fokus utamanya adalah memperkuat kemandirian dan swasembada energi nasional.
Data BPS 2024 mencatat Indonesia memiliki 75.753 desa. Artinya, sekitar 7,5 persen desa di Tanah Air masih belum menikmati akses listrik.
Kalangan pengamat menilai target yang dicanangkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ini realistis namun penuh tantangan. Salah satu ironi terbesar justru terjadi di daerah lumbung energi.
Persoalan geografis menjadi kendala utama pemerataan infrastruktur. Hal ini menuntut adanya solusi energi lokal yang lebih adaptif untuk menjangkau wilayah sulit.
Ironi di Lumbung Energi
Peneliti Energi Andi Jumardi menyoroti tantangan besar di wilayah Kalimantan Timur. Kawasan yang dikenal sebagai lumbung energi nasional itu ternyata masih memiliki desa tanpa listrik.
Ia mengidentifikasi penyebab utama masalah tersebut. Sulitnya jangkauan wilayah menjadi penghalang utama pemasangan jaringan.
“Kalimantan Timur ini tempat lumbung energi tapi masih ada daerah yang belum mendapat listrik."
"Persoalannya karena wilayahnya sulit dijangkau, sehingga perlu ada sumber energi lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Andi.
Mengawal Agenda Swasembada
Andi Jumardi menilai fokus pemerintah mengalirkan listrik ke desa terpencil merupakan langkah positif. Kebijakan ini adalah bagian dari agenda besar swasembada energi Asta Cita.
Menurutnya, swasembada energi tidak hanya berhenti pada sektor produksi. Hilirisasi harus dipastikan sampai menyentuh level pengguna akhir (end user).
“Dalam Asta Cita itu, swasembada energi berkaitan dengan hilirisasi energi. Selama ini hilirisasi baru sampai sektor downstream, belum menyentuh end user."
"Target pemerintah sekarang adalah sampai di titik pengguna energi, supaya masyarakat benar-benar merasakan hasilnya,” jelasnya.
Syarat Realistis dan Empat Pilar
Pakar Kebijakan Publik Universitas Mulawarman, Dr. Saipul, M.Si., menyebut energi kini menjadi prioritas nasional. Ia memandang elektrifikasi desa sebagai wujud keseriusan mencapai ketahanan energi.
Ia menilai target 2030 realistis, namun menuntut data valid, perencanaan matang, dan pembagian tanggung jawab yang jelas. Peran serta pemerintah daerah dan perusahaan besar juga sangat diperlukan.
Saipul menekankan agar kebijakan ini tidak berhenti di tataran wacana. Indonesia perlu mengacu pada empat indikator utama ketahanan energi.
“Energi harus tersedia, bisa diakses, terjangkau harganya, dan diterima masyarakat secara lingkungan. Itu esensinya,” ujarnya.
Mendorong Investasi BUMN di Era Digital
Saipul menegaskan listrik kini menjadi kebutuhan mendasar. Posisinya sejajar dengan layanan pendidikan dan akses internet untuk mendukung transformasi digital.
“Transformasi digital tidak bisa berjalan tanpa listrik. Pemerintah harus menyediakan kedua hal itu, karena kalau tidak, kita akan tertinggal dari negara lain yang sudah bertransformasi menuju era digital,” ujarnya.
Ekonom Universitas Mulawarman, Purwadi Purwoharsojo, memandang langkah ini sebagai kebijakan publik berorientasi pelayanan. Ia mendorong BUMN, khususnya PLN, untuk mengambil peran investasi yang lebih besar.
“Ini cita-cita yang bagus, tapi harus konkret di lapangan. PLN harus berani berinvestasi karena mereka punya tanggung jawab sebagai public service. Jangan menunggu swasta masuk dulu baru bergerak,” ujar Purwadi.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Menkeu Purbaya Bandingkan Pertumbuhan Ekonomi di Era SBY dan Jokowi, Ini Hasilnya
News 17 Oktober 2025, 14:22 -
Jangan Asal Sarapan! Tiga Menu Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi di Pagi Hari
News 17 Oktober 2025, 14:19 -
Liputan6.com Connect Ajak Mahasiswa Paramadina Jadi Generasi Cerdas Digital
News 16 Oktober 2025, 17:17 -
AI Jadi Penentu Arah Baru Industri Pertambangan Indonesia
News 16 Oktober 2025, 15:21 -
Ini Profil Lengkap Glenny Kairupan, Dirut Baru Garuda Indonesia
News 16 Oktober 2025, 09:38
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Torino vs Napoli - Nonton Serie A di Vidio
Liga Italia 18 Oktober 2025, 22:00 -
Nottingham Forest Resmi Pecat Ange Postecoglou Setelah Kalah dari Chelsea
Liga Inggris 18 Oktober 2025, 21:42 -
Jadwal Lengkap, Hasil Balapan, dan Klasemen WorldSSP 2025
Otomotif 18 Oktober 2025, 21:17 -
Hasil Persebaya vs Persija: Macan Kemayoran Mengaum, Bantai Bajul Ijo 3-1 di GBT
Bola Indonesia 18 Oktober 2025, 21:15 -
Hasil Race 1 WorldSSP Spanyol 2025: Stefano Manzi Kalahkan Jeremy Alcoba
Otomotif 18 Oktober 2025, 21:14 -
Hasil Nottingham Forest vs Chelsea: The Blues Menang Telak, Malo Gusto Kartu Merah
Liga Inggris 18 Oktober 2025, 20:25 -
Link Live Streaming Barcelona vs Girona - Nonton La Liga di Vidio
Liga Spanyol 18 Oktober 2025, 20:15 -
Jadwal Lengkap, Hasil Balapan, dan Klasemen WorldSBK 2025
Otomotif 18 Oktober 2025, 20:00 -
Link Live Streaming Manchester City vs Everton - Nonton Premier League di Vidio
Liga Inggris 18 Oktober 2025, 20:00 -
Hasil Race 1 WorldSBK Spanyol 2025: Nicolo Bulega Kalahkan Toprak Razgatlioglu
Otomotif 18 Oktober 2025, 19:55 -
Manchester United Ramaikan Perburuan Bintang Muda Real Madrid
Liga Inggris 18 Oktober 2025, 19:38 -
Cristiano Ronaldo Pernah Kunyah Rumput karena Kesal pada Maurizio Sarri di Juventus
Liga Italia 18 Oktober 2025, 19:04 -
Jadwal Lengkap, Hasil Balapan, dan Klasemen WorldSSP300 2025
Otomotif 18 Oktober 2025, 19:03
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain yang Pernah Membela Liverpool dan Manchester United
Editorial 17 Oktober 2025, 21:02 -
4 Bek Tengah Incaran Real Madrid untuk Musim Depan
Editorial 17 Oktober 2025, 20:32 -
Ronaldo Masih Raja! Ini 10 Pesepak Bola dengan Bayaran Tertinggi di Dunia Tahun 2025
Editorial 17 Oktober 2025, 19:53 -
5 Pemenang Golden Boy yang Gagal Penuhi Ekspektasi
Editorial 16 Oktober 2025, 21:44 -
Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris Ini Harus Cari Klub Baru di Januari
Editorial 16 Oktober 2025, 21:07