Gareth Southgate Setelah Tinggalkan Timnas Inggris: Nonton dari Sofa, Tidak Ada Lagi Tekanan

Richard Andreas | 27 Juni 2025 02:49
Gareth Southgate Setelah Tinggalkan Timnas Inggris: Nonton dari Sofa, Tidak Ada Lagi Tekanan
Gareth Southgate saat memimpin Inggris di final Euro 2024. (c) AP Photo/Martin Meissner,

Bola.net - Gareth Southgate akhirnya buka suara mengenai kehidupannya setelah tidak lagi menjabat sebagai manajer tim nasional Inggris. Ia memilih mundur dari posisinya usai kekalahan dramatis dari Spanyol di final Euro 2024 lalu.

Selama lebih dari tujuh tahun memimpin, Southgate sukses membawa Inggris mencapai dua final Euro dan satu semifinal Piala Dunia. Di balik semua pencapaian itu, Southgate mengaku menyimpan beban besar sebagai pemimpin tim nasional.

Advertisement

Kini, setelah resmi meraih gelar kebangsawanan dan menjadi Sir Gareth Southgate, pria berusia 54 tahun tersebut mengungkapkan kelegaan mendalam. Ia mengaku kini bisa menikmati pertandingan dari sofa rumah, tanpa tekanan publik atau keputusan sulit di pinggir lapangan.

1 dari 3 halaman

Southgate Nyaman Jadi Penonton

Dalam wawancara bersama BBC Sport, Southgate mengakui bahwa menyaksikan timnas dari kejauhan terasa "sedikit aneh". Meskipun demikian, ia sama sekali tidak merindukan perannya sebagai manajer timnas.

Ia berujar, “Saya rasa penting bagi saya untuk duduk di sofa dan tidak menghalangi jalan mereka.” Southgate menambahkan, “Tim ini sekarang milik mereka sepenuhnya, dan saya harus memberi ruang seluas mungkin.”

Southgate menekankan bahwa keputusannya mundur bukan sekadar soal hasil di turnamen. Ini juga didorong oleh kebutuhan untuk melepaskan diri dari tekanan harian yang terus membayangi sepanjang masa jabatannya.

2 dari 3 halaman

Beratnya Tekanan Jadi Manajer Timnas Inggris

Beratnya Tekanan Jadi Manajer Timnas Inggris

Pelatih Inggris, Thomas Tuchel memberikan instruksi kepada Declan Rice dan Anthony Gordon pada laga melawan Andorra di Kualifikasi Piala Dunia 2026. (c) AP Photo/Joan Monfort

Southgate mengungkapkan bahwa beban sebagai manajer Inggris bukan sesuatu yang mudah dijalani. Bahkan setelah mundur, barulah ia sepenuhnya menyadari betapa besarnya tekanan yang selama ini ia pikul.

Ia menjelaskan, “Setiap jam dalam hari saya selalu dipenuhi pikiran tentang bagaimana membuat Inggris lebih baik, apa yang sedang terjadi dengan para pemain, dan apa yang bisa kami ubah.” 

Menurutnya, situasi ini lumrah dialami oleh pelatih tim level top, termasuk tim nasional selevel Inggris.

3 dari 3 halaman

Soal Kritik Tuchel: Bukan Urusan Saya Lagi

Setelah Southgate mundur, posisi manajer Inggris sempat diisi sementara oleh Lee Carsley. Kemudian, posisi tersebut diserahkan kepada pelatih asal Jerman, Thomas Tuchel.

Mantan pelatih Chelsea itu langsung membuat gebrakan dengan memenangkan tiga laga kualifikasi Piala Dunia. Namun, Tuchel sempat mengkritik era Southgate.

Ia menyebut bahwa Inggris “lebih takut tersingkir daripada bersemangat untuk menang” di Euro 2024. Saat ditanya mengenai komentar tersebut, Southgate memilih untuk menahan diri.

Ia menjelaskan, “Tidak penting bagaimana saya menerimanya atau apa pendapat saya.” 

Dengan nada tenang, Southgate menegaskan bahwa tugasnya sudah selesai. Ia menambahkan, “Saya punya pengalaman luar biasa memimpin negara ini, tapi sekarang giliran mereka membawa Inggris ke arah yang baru.”