Indra Sjafri: Jerman Fasih Terapkan Modifikasi Total Football
Editor Bolanet | 12 Juli 2014 20:51
- Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Indra Sjafri memberikan pandangan seputar kiprah di pentas Piala Dunia 2014.
Der Panzer Jerman dinilai Indra Sjafri cukup perkasa untuk meraih gelar juara ketika bertemu dalam partai final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Senin (14/7).
Koleksi 17 gol sepanjang turnamen menjadi salah satu alasan utamanya. Sementara itu, Argentina sendiri hanya mengoleksi tujuh gol. Menariknya, gol-gol Jerman dicetak para pemain di semua lini, bahkan bek Mats Hummels pun berhasil memasukkan namanya dalam daftar pencetak gol.
Kesimpulan sederhana dari fakta ini adalah pasukan Jerman jauh lebih variatif dalam melakukan taktik penyerangan. Modifikasi total football begitu fasih diterapkan oleh timnas Jerman, ujar Indra Sjafri.
Mereka begitu nyaman menyerang dari sayap ataupun dari tengah. Set piece pun menjadi senjata yang cukup mematikan, kata Indra Sjafri.
Jerman terakhir merengkuh gelar juara pada tahun 1990 di Italia, sedangkan Argentina jauh lebih lama lagi yaitu tahun 1986 di Meksiko. Kala itu, Diego Maradona menjelma menjadi aktor tunggal kemenangan Argentina.
Lamanya kedua tim tidak merengkuh gelar akan mendorong mereka untuk berjuang mati-matian. [initial]
(esa/gia)
Der Panzer Jerman dinilai Indra Sjafri cukup perkasa untuk meraih gelar juara ketika bertemu dalam partai final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Senin (14/7).
Koleksi 17 gol sepanjang turnamen menjadi salah satu alasan utamanya. Sementara itu, Argentina sendiri hanya mengoleksi tujuh gol. Menariknya, gol-gol Jerman dicetak para pemain di semua lini, bahkan bek Mats Hummels pun berhasil memasukkan namanya dalam daftar pencetak gol.
Kesimpulan sederhana dari fakta ini adalah pasukan Jerman jauh lebih variatif dalam melakukan taktik penyerangan. Modifikasi total football begitu fasih diterapkan oleh timnas Jerman, ujar Indra Sjafri.
Mereka begitu nyaman menyerang dari sayap ataupun dari tengah. Set piece pun menjadi senjata yang cukup mematikan, kata Indra Sjafri.
Jerman terakhir merengkuh gelar juara pada tahun 1990 di Italia, sedangkan Argentina jauh lebih lama lagi yaitu tahun 1986 di Meksiko. Kala itu, Diego Maradona menjelma menjadi aktor tunggal kemenangan Argentina.
Lamanya kedua tim tidak merengkuh gelar akan mendorong mereka untuk berjuang mati-matian. [initial]
Klik Juga:
- Ingin Juara, Mourinho Sarankan Jerman Kuasai Lini Tengah
- Indra Sjafri: Jerman Jangan Terbuai Euforia Semifinal
- Penampilan Messi Buat Legenda Inggris Kecewa Berat
- Muller: 12 Tahun Terlalu Lama untuk Jerman
- Tumpulnya Para Pemain Pengganti Argentina
- Muller Sudah Lewati Baggio, Villa, Eusebio, Vieri
- Galeri Suporter: Belanda vs Argentina
- Galeri Suporter: Brasil vs Jerman
- Preview: Jerman vs Argentina, Laga Final Klasik
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Pengakuan Nick Woltemade: Cetak Gol Debut untuk Jerman, tapi Justru Merasa Tidak Puas
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 09:52
LATEST UPDATE
-
Daftar Peraih Man of The Match Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 23 Oktober 2025, 05:37
-
Man of the Match Chelsea vs Ajax Amsterdam: Estevao Willian
Liga Champions 23 Oktober 2025, 04:25
-
Man of the Match Real Madrid vs Juventus: Jude Bellingham
Liga Champions 23 Oktober 2025, 04:19
-
Link Live Streaming Chelsea vs Ajax Amsterdam - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:06
-
Link Live Streaming Real Madrid vs Juventus - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:05
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27
-
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04















