Kejatuhan Dramatis: Potret Kelam Real Madrid Setelah Meraih Gelar Liga Champions ke-15
Richard Andreas | 27 Mei 2025 10:19
Bola.net - Dua belas bulan yang lalu, Real Madrid berpesta merayakan trofi Liga Champions ke-15 dengan penuh harapan, apalagi dengan kepastiian kedatangan bintang baru Kylian Mbappe.
Namun, musim 2024/2025 berakhir dengan tangan hampa tanpa satu pun gelar besar, bahkan harus menelan kekalahan memalukan dari Barcelona di sejumlah pertarungan penting.
Revolusi besar telah dimulai: Carlo Ancelotti pamit, Xabi Alonso mengambil alih, dan Trent Alexander-Arnold bakal memperkuat skuad. Meski demikian, teka-teki utama tetap menggantung: Apa yang menyebabkan Madrid terpuruk total di musim yang mestinya menjadi babak baru yang gemilang?
Berikut berbagai elemen yang melatarbelakangi kehancuran Los Blancos, mulai dari blunder taktis hingga persoalan pengelolaan tim.
Kolaps Total di Seluruh Arena Pertarungan

Musim ini tercatat sebagai salah satu periode terkelam Madrid dalam beberapa tahun belakangan. Mereka bukan hanya kehilangan gelar La Liga dan Liga Champions, tapi juga tumbang di final Copa del Rey serta dua kali digilas Barcelona dengan margin yang menyakitkan.
Kehancuran 0-4 di Bernabeu dan 2-5 di Supercopa de Espana menunjukkan betapa ringkihnya barisan belakang Madrid. Bahkan, ini merupakan kali pertama sejak 1982/1983 Barcelona berhasil mengalahkan musuh bebuyutan mereka sebanyak empat kali dalam satu musim.
Satu-satunya penghibur datang dari trofi kecil seperti European Super Cup dan Intercontinental Cup. Namun untuk klub sekaliber Madrid, pencapaian tersebut jelas tidak memadai.
Kedatangan Mbappe Tidak Menjawab Permasalahan Fundamental
Kehadiran Kylian Mbappe diproyeksikan akan menghadirkan revolusi serangan, dan catatan pribadinya memang cemerlang: 42 gol di semua kompetisi, termasuk meraih gelar Pichichi. Akan tetapi, kontribusinya belum mampu mengobati penyakit kronis tim.
Ancelotti tidak berhasil menciptakan harmoni antara "Fantastic Four" (Mbappe, Vinicius Jr, Rodrygo, dan Bellingham). Daripada melakukan rotasi pemain, pelatih asal Italia tersebut memaksakan keempat bintang itu tampil bersamaan, yang kerap mengakibatkan Madrid kehilangan kestabilan di sektor tengah.
Di samping itu, kurangnya kepercayaan terhadap talenta muda seperti Arda Guler dan Endrick turut menjadi kesalahan strategis yang berdampak besar.
Lini Belakang: Persoalan Berkepanjangan yang Terabaikan

Sejak kick-off musim, rapuhnya pertahanan Madrid sudah tampak nyata. Sayangnya, pihak manajemen tidak melakukan rekrutmen apapun pada bursa Januari, meskipun cedera terus berdatangan.
Ancelotti pun enggan mengambil langkah tegas, seperti menerapkan formasi yang lebih konservatif. Dampaknya, Madrid sering tertembus pada momen-momen krusial, seperti ketika dihajar Arsenal 5-1 di Champions League.
Kedatangan Dean Huijsen dan Alexander-Arnold diharapkan mampu mengatasi masalah ini. Namun, apakah langkah tersebut sudah memadai?
Berakhirnya Zaman Ancelotti dan Ekspektasi Baru Era Alonso
Carlo Ancelotti pergi dengan meninggalkan jejak cemerlang, termasuk gelar Liga Champions dan La Liga. Akan tetapi, musim ini membuktikan bahwa babaknya telah usai.
Xabi Alonso, sang penerus, diharapkan mampu menghadirkan konsep yang lebih segar. Namun, tugas yang menantinya tidaklah ringan: Membangun kembali mentalitas tim, memperbaiki lini pertahanan, dan meracik komposisi optimal untuk Mbappe dkk.
Dengan beberapa pilar utama yang kemungkinan akan hijrah, musim mendatang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Alonso dan misinya.
Pelajaran Berharga untuk Musim Depan

Kegagalan Madrid bukan semata persoalan teknis, melainkan juga masalah manajemen. Minimnya aktivitas di bursa transfer dan ketidakmampuan mengoptimalkan skuad menjadi pembelajaran yang berharga.
Selain itu, ketergantungan pada bintang-bintang besar tanpa rotasi yang baik terbukti merugikan. Pemain seperti Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni seharusnya bisa diberi lebih banyak kesempatan.
Jika Madrid ingin kembali ke puncak, perubahan struktural dan taktis harus dilakukan—bukan sekadar mengandalkan nama-nama besar.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Barcelona Bisa Hemat di Bursa Transfer Januari Berkat Transformasi Gerard Martin
Liga Spanyol 4 Desember 2025, 13:00
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26
-
Man of the Match Bilbao vs Madrid: Kylian Mbappe
Liga Spanyol 4 Desember 2025, 06:35
LATEST UPDATE
-
Nonton Live Streaming Lazio vs AC Milan di ANTV - Coppa Italia 2025/2026
Liga Italia 5 Desember 2025, 01:07
-
Nonton Live Streaming MU vs West Ham - Premier League 2025/2026
Liga Inggris 4 Desember 2025, 23:59
-
Florian Wirtz Bersama Liverpool di Premier League: 13 Laga, 0 Gol, 0 Assist
Liga Inggris 4 Desember 2025, 22:33
-
Tempat Menonton Lazio vs Milan: Siaran Langsung TV, Link Streaming, dan Jam Kick-off
Liga Italia 4 Desember 2025, 21:01
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Serie A Musim Ini
Editorial 4 Desember 2025, 13:02
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26
-
6 Pemain Tercepat yang Mencapai 100 Gol di Premier League: Erling Haaland Gak Ada Obat!
Editorial 3 Desember 2025, 12:43







