Eksperimen Shin Tae-yong: Dua Pemain Ambil Posisi Tidak Biasa, Performa Timnas Indonesia Kurang Maksimal
Richard Andreas | 12 Januari 2023 09:45
Bola.net - Kinerja dan keputusan-keputusan Shin Tae-yong mulai mendapatkan perhatian lebih setelah kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022. Ada beberapa eksperimen pelatih Shin yang dianggap merugikan tim.
Selama menangani tim Garuda, Shin Tae-yong memang kerap kali melakukan eksperimen reposisi pemain. Beberapa di antaranya memang cukup sukses, tetapi ada pula yang justru gagal tampil maksimal.
Salah satu yang bisa masuk barometer kesuksesan itu barangkali ialah Rachmat Irianto. Pada Kualifikasi Piala Asia 2023 lalu, ia sempat diplot Shin Tae-yong untuk mengisi posisi wingback kanan Timnas Indonesia.
Hasilnya memang cukup oke. Meskipun lebih sering bermain sebagai gelandang bertahan, Rian mampu menjalankan tugasnya dengan baik dengan membantu sisi defensif dan ofensif sama baiknya.
Pada laga kontra Kuwait, misalnya, pemain Persib Bandung mampu mencetak satu gol dan satu assist. Namun, eksperimen reposisi yang dilakukan Shin Tae-yong tak selamanya membuahkan hasil manis.
Saddil Ramdani dan Yakob Sayuri menjadi korbannya. Kedua pemain ini diberi tugas untuk bermain di posisi yang tak biasa mereka mainkan ketika bentrok melawan Vietnam pada laga leg kedua semifinal Piala AFF 2022.
Kejutan yang Tak Memuaskan
Asisten pelatih Persis Solo, Rasiman, mencoba menjelaskan perubahan posisi yang dilakukan Shin Tae-yong terhadap dua pemain sayap Timnas Indonesia tersebut.
Bagi Rasiman, memasang Yakob Sayuri di posisi nomor delapan alias gelandang tengah untuk menemani Marc Klok merupakan sebuah kejutan. Sebab, Yakob lebih sering bermain sebagai sayap kanan atau bek kanan.
“Timnas Indonesia bermain dengan skema 3-5-2. Yakob Sayuri secara mengejutkan bermain di posisi nomor delapan menemai Marc Klok. Saddil Ramdani juga bermain di depan sebagai striker bersama Dendy Sulistyawan,” kata Rasiman.
Mobilitas Tak Sesuai Tugas
Akibat perubahan posisi itu, performa Saddil dan Yakob jadi tak maksimal. Rasiman mengatakan, hal ini disebabkan oleh pergerakan kedua pemain yang tak sesuai dengan tugasnya.
Performa yang tak optimal ini sebetulnya cukup bisa dipahami lantaran keduanya adalah pemain sayap. Sehingga, secara natural, mobilitasnya akan melebar ke sisi sayap.
“Kalau dilihat, Saddil pergerakannya justru ke mana? Ke kanan, wilayah di mana dia biasa beroperasi. Itu menjadi masalah karena dia memang posisi naturalnya di sayap kanan,” ujarnya.
“Jadi, ketika dia dipasang sebagai striker, maka secara natural pergerakannya akan melebar ke kanan. Yakob Sayuri dipasang sebagai gelandang, tetapi pergerakannya ke mana? Ke sayap juga. Jadi dalam hal ini bukan salah pemain,” imbuhnya.
Strategi Reposisi yang Dipertanyakan
Pelatih yang kini tengah menempuh kursus lisensi kepelatihan AFC Pro itu mengatakan, perubahan posisi yang dilakukan Shin Tae-yong memang patut dipertanyakan.
Sebab, untuk level tim nasional, pemain-pemain yang dipanggil ialah nama-nama yang terbaik di posisinya. Sehingga, ketika seorang pelatih memasang pemain sayap untuk beroperasi sebagai gelandang, itu menjadi pertanyaan besar.
“Kan sebetulnya masih ada yang lain, misalnya, Ricky Kambuaya. Tadi, Kambuaya bermain di babak kedua dan dia cukup baik,” ujar Rasiman
“Seburuk-buruknya performa Kambuaya, jika dia bermain sebagai gelandang tetap saja lebih baik ketimbang Yakob Sayuri. Karena itu adalah posisi naturalnya,” lanjutnya.
Butuh Waktu Kuasai Tactical Movement
Pelatih asal Banjarnegara itu juga menegaskan, seorang pesepak bola membutuhkan waktu apabila mendapatkan tugas baru untuk bermain di posisi yang kurang akrab mereka mainkan.
Sebab, ada aspek tactical movement yang harus dipahami seorang pemain. Dengan kata lain, mereposisi Saddil dan Yakob adalah sebuah perjudian, apalagi dilakukan pada laga semifinal.
“Akhirnya, Yakob Sayuri habis juga di posisi gelandang, karena dia kurang memahami tactical movement-nya seorang gelandang,” katanya.
“Memang butuh waktu. Sebagus apa pun seorang pemain, kalau dia dipasang di posisi yang bukan naturalnya, apalagi di partai semifinal, menurut saya itu adalah perjudian,” imbuhnya.
Disadur dari: Bola.com (Radifa Arsa/Aryo Atmaja), 12 Januari 2023
Jangan lewatkan ya, Bolaneters!
- Move On dari Piala AFF 2022, Shin Tae-yong Langsung Alihkan Fokus ke Timnas Indonesia U-20
- Rapor Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia di Piala AFF 2022: Siapa Paling Bagus?
- Faktor Kegagalan Timnas Indonesia ke Final Piala AFF 2022: Strategi Janggal hingga Kelelahan
- PSSI Bubarkan Timnas Indonesia Usai Gagal Juara Piala AFF 2022
- PSSI Buka Suara Soal Nasib Shin Tae-yong Usai Gagal Juara Piala AFF 2022, Bakal Dipertahankan?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 12:04 -
Rasa Hormat Fans Timnas Indonesia pada Jhon Benchy, Didier Drogba-nya Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 10:18
LATEST UPDATE
-
Pakar Cedera Ungkap Detail Kondisi Matheus Cunha di Manchester United
Liga Inggris 6 September 2025, 11:28 -
Efek Tamparan Gattuso, Italia Bangkit dengan Perkasa
Piala Dunia 6 September 2025, 11:10 -
Manchester United Masih Belum Lepaskan Pandangannya dari Eks Pemain Chelsea Ini
Liga Inggris 6 September 2025, 11:05 -
Gattuso: Italia Harus Ambil Risiko untuk Bisa Menang
Liga Inggris 6 September 2025, 10:52 -
Harga 75 Juta Poundsterling Tapi Belum Juga Moncer di MU, Benjamin Sesko Kena Sentil
Liga Inggris 6 September 2025, 10:49 -
Rasa Hormat Fans Timnas Indonesia pada Jhon Benchy, Didier Drogba-nya Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 10:18 -
Pemain Chinese Taipei Terkesima dengan Dukungan Suporter Indonesia di GBT
Tim Nasional 6 September 2025, 09:19
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24