Fokus Timnas Bukan Berarti Lupakan Klub, Ini Penjelasan Erick Thohir

Richard Andreas | 6 Agustus 2025 16:00
Fokus Timnas Bukan Berarti Lupakan Klub, Ini Penjelasan Erick Thohir
Ketua PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers Perkembangan Timnas Indonesia (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menekankan bahwa fokus utama federasi pada tim nasional tidak berarti mengabaikan peran klub maupun kompetisi domestik dalam membangun sepak bola nasional.

Pernyataan tersebut ia sampaikan untuk menjawab berbagai pandangan publik terkait arah kebijakan PSSI selama ini.

Advertisement

“Main focus kita tim nasional. Tapi bukan berarti kita tidak membangun supporting system buat sepak bola nasional,” ujar Erick dalam keterangan resminya.

Erick menegaskan bahwa pendekatan PSSI bukanlah bersifat sektoral, melainkan menyeluruh. Tim nasional memang menjadi etalase utama, namun keberadaan klub, liga, sekolah sepak bola (SSB), dan kompetisi akar rumput tetap menjadi pondasi yang terus diperkuat.

1 dari 4 halaman

Timnas sebagai Etalase, Klub sebagai Tulang Punggung

Timnas sebagai Etalase, Klub sebagai Tulang Punggung

Selebrasi gol Ole Romeny pada laga Timnas Indonesia vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 (c) Bagaskara Lazuardi

PSSI saat ini menempatkan tim nasional sebagai indikator keberhasilan, namun Erick menyadari sepenuhnya bahwa pencapaian itu tidak bisa dilepaskan dari kualitas klub dan kompetisi yang berlangsung.

“Kita dengan liga jalan seiring. Klub dan liga adalah bagian penting dari ekosistem,” katanya.

Dengan demikian, kontribusi klub dalam membina pemain dari level dasar menjadi faktor penentu bagi kesuksesan timnas.

Karena itu, PSSI terus menjalin komunikasi erat dengan operator liga dan klub dalam menyusun jadwal, proses pemanggilan pemain, hingga menyelaraskan kebijakan teknis.

2 dari 4 halaman

NDRC dan Perhatian pada Hubungan Klub-Pemain

Wujud kepedulian PSSI terhadap klub juga tercermin dari dukungan terhadap National Dispute Resolution Chamber (NDRC), yang menjadi sarana penyelesaian sengketa antara pemain dan klub maupun antar klub.

“Bukan berarti kita tidak peduli dengan klub atau pemain. Justru kita mendorong keseimbangan lewat NDRC ini. Ini komitmen membangun ekosistem,” jelas Erick.

NDRC Indonesia merupakan satu dari hanya lima lembaga serupa di dunia yang mendapat pengakuan langsung dari FIFA. Keberadaannya diharapkan mampu menjaga keseimbangan dalam hubungan profesional di lingkungan sepak bola nasional, yang selama ini kerap terabaikan.

3 dari 4 halaman

Ekosistem yang Terhubung: SSB, Liga, hingga Timnas

Ekosistem yang Terhubung: SSB, Liga, hingga Timnas

Aksi Jay idzes pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, antara Timnas Indonesia vs China (c) Bagaskara Lazuardi

Erick menjelaskan bahwa proses pembinaan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. SSB, kompetisi usia muda seperti Piala Soeratin dan Piala Pertiwi, hingga Liga 1 dan timnas merupakan bagian dari rantai yang saling berkaitan.

“Grass root juga supply pemain ke liga dan timnas. Namun, grass root itu bukan bagian dari liga, karena itu jalurnya lewat SSB dan pembinaan usia dini,” ungkapnya.

Saat ini PSSI berupaya agar seluruh jalur pembinaan tersebut memiliki struktur dan kompetisi yang jelas. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menjajaki kerja sama dengan sektor swasta untuk menggelar turnamen-turnamen pembinaan.

4 dari 4 halaman

Keseimbangan Melalui Kolaborasi

Menurut Erick, pembangunan sepak bola nasional tidak boleh dibenturkan antara timnas dan klub. Keduanya harus saling menguatkan melalui pendekatan yang seimbang.

“Saya bukan berarti mengontrol ekosistem pemain, bukan begitu. Mereka bagian dari ekosistem yang mau kita bangun. Tinggal kita pikirkan apa yang mau kita perjuangkan bersama,” ujarnya.

Pernyataan ini sekaligus menjadi jawaban terhadap anggapan bahwa PSSI terlalu fokus pada tim nasional dan kurang memperhatikan dinamika di tingkat klub dan liga.