Inilah 3 Duel Klasik Uni Emirat Arab Vs Timnas Indonesia

Timnas Indonesia 5-2 UEA di Piala Merdeka 1981

Stefano Lilipaly, tampak kecewa usai dikalahkan Thailand pada laga Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11). (c) Bola.com/M. Iqbal Ichsan

Pertemuan pertama Timnas Indonesia dengan UEA terjadi pada Piala Merdeka 1981. Ketika itu, Skuat Garuda berhasil berpesta gol 5-2.

Piala Merdeka 1981 diikuti oleh 11 tim dengan dibagi ke dua grup. Meski mampu menang 5-2 atas UEA, Timnas Indonesia gagal lolos ke babak berikutnya.

Timnas Indonesia 2-2 (4-3) UEA di Asian Games 1986

Andik Vermansah dan Alberto Goncalves (c) Bola.com/Vitalis Yogi Trisna

Timnas Indonesia bersua UEA pada babak delapan besar Asian Games 1986. Kedua tim bermain 1-1 pada waktu normal setelah gol Ricky Yacobi disamakan oleh Khalil Ghanim.

Pertandingan terpaksa dituntaskan melalui perpanjangan waktu dan UEA berhasil mengembalikkan keadaan menjadi 2-1.

Namun, muka Timnas Indonesia terselamatkan berkat tendangan keras dari Jaya Hartono. Pertandingan berakhir 2-2 dan diselesaikan melalui adu penalti.

Pada babak tos-tosan, Timnas Indonesia secara dramatis menang 3-2 dan melaju ke semifinal. Hanya saja, Skuat Garuda takluk 0-4 dari Korea Selatan pada babak semifinal.

Timnas Indonesia 2-2 (3-4) UEA di Asian Games 2018

Timnas Uni Emirat Arab U-23 (c) AFP

Pertarungan seru lainnya yang melibatkan Timnas Indonesia antara UEA berlangsung pada babak 16 besar Asian Games 2019. Kedua tim bermain dengan skuat level usia U-23.

UEA unggul lebih dulu melalui Zayed Al-Ameri pada menit ke-20 via penalti sebelum disamakan oleh Alberto Goncalves pada menit ke-52.

UEA kembali mencetak gol dengan orang yang sama melalui skema yang serupa pula pada menit ke-65. Namun, Timnas Indonesia berhasil memaksa pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu setelah Stefano Lilipaly membuat gol pada menit ke-90+5.

Saat perpanjangan waktu, kedua tim gagal menambah gol. Memasuki babak adu penalti, Timnas Indonesia kalah 3-4 dari UEA.

Disadur dari: Bola.com/Penulis Muhammad Adiyaksa/Editor Wiwig Prayugi
Published: 9 Oktober 2019