5 'Dosa' yang Ruben Amorim dan Para Pemainnya yang Bikin Manchester United Gagal Juara Liga Europa
Asad Arifin | 22 Mei 2025 09:34
Bola.net - Impian Manchester United untuk mengangkat trofi Liga Europa musim 2024/2025 harus pupus. Setan Merah menelan kekalahan tipis 0-1 dari Tottenham dalam laga final di San Mames, Kamis (22/5) dini hari WIB.
Meskipun mendominasi jalannya laga dengan 73 persen penguasaan bola, serangan yang dibangun oleh Bruno Fernandes dan rekan-rekannya tidak mampu menembus pertahanan lawan. MU gagal mencetak gol dan justru harus kebobolan dari aksi Brennan Johnson.
Final Liga Europa ini sekali lagi membuktikan bahwa penguasaan bola tidak selalu menjadi penentu hasil akhir. Strategi bertahan yang diterapkan manajer Tottenham, Ange Postecoglou, terbukti sangat ampuh.
Kecerdikan Ange Postecoglou dalam meramu taktik patut diacungi jempol. Sebaliknya, di kubu Manchester United, terdapat beberapa keputusan kurang tepat, termasuk dari manajer Ruben Amorim.
Apa saja kesalahan tersebut? Mari kita ulas lebih lanjut di bawah ini ya Bolaneters.
Duet Gelandang Pilihan Ruben Amorim
Banyak yang punya ekspektasi bahwa Ruben Amorim akan memainkan duet Casemiro dan Manuel Ugarte di lini tengah. Sebab, duet ini menunjukkan kinerja yang bagus pada beberapa laga terakhir.
Namun, Ruben Amorim memilih memainkan duet Casemiro dan Bruno Fernandes sebagai gelandang pada formasi 3-4-2-1. Duet ini tidak berjalan buruk, akan tetapi tidak efektif dengan gaya bermain Tottenham.
Tottenham memilih pendekatan fisik di lini tengah. Ada banyak pelanggaran (22 kali) dan duel yang dilakukan pemain Tottenham. Jika Ugarte yang berada di sana, MU mungkin bisa berbicara lebih banyak di lini tengah.
Pergantian Pemain Terlambat
Pelatih Ruben Amorim melakukan pergantian pemain seperti memasukkan Garnacho dan Zirkzee. Meskipun pergantian ini menambah daya gedor, United tetap gagal menemukan solusi.
Amorim harusnya menyadari bahwa starting XI pilihannya tidak berjalan pada babak pertama. Hojlund gagal meladeni duel fisik yang ditawarkan Romero dan Van de Ven. Mount juga kurang efektif dan jarang dapat peluang.
Namun, dia baru melakukan perubahan pemain pada menit ke-71. Pergantian itu bisa dibilang terlambat karena Tottenham sudah dapat momentum. Mereka dalam kepercayaan diri yang bagus dan pemain bertahan mereka bekerja dengan baik.
Peran Bruno Fernandes tak Optimal
Bruno Fernandes diharapkan memainkan peran sentral. Dimainkan untuk peran lebih dalam, dia diminta untuk lebih terlibat dalam permainan. Namun, pemain 30 tahun itu gagal jadi faktor penentu.
Bruno Fernandes tidak tampil buruk, akan tetapi perannya tidak optimal. Dia lebih baik daripada pemain depan MU lain. Hanya saja, dengan ekspektasi tinggi, Bruno Fernandes gagal menjawabnya.
Dia mengkreasi tiga peluang dan bikin empat shots (satu tepat sasaran). Namun, tak ada gol yang dihasilkan. Bruno Fernandes mungkin akan lebih efektif jika lebih dekat dengan kotak penalti lawan.
Serangan tak Efektif
Meskipun memiliki beberapa peluang emas, Manchester United gagal mengkonversinya menjadi gol. Amad Diallo sempat mengancam beberapa kali, namun tembakannya menyamping atau berhasil digagalkan kiper.
Rasmus Hojlund juga memiliki peluang di babak kedua, namun sundulannya melebar. Kegagalan memaksimalkan peluang ini sangat krusial, apalagi di pertandingan final yang ketat.
MU memang lebih banyak melepas shots (16) jika dibanding Tottenham (3). Namun, MU tak efektif. Mereka hanya mencatat Expected goals (xG) sebesar 0,97. Sedangkan, dengan sedikit peluang, kubu Tottenham punya xG sebesar 1.01.
Sedikit Lengah, Dampaknya Parah!
Gol tunggal Tottenham yang dicetak oleh Brennan Johnson pada menit ke-41 babak pertama menunjukkan adanya kelengahan di lini pertahanan Manchester United.
Gol ini bermula dari Bruno Fernandes yang kehilangan bola. Tottenham mengolah momen itu untuk jadi peluang. Pape Sarr melepas umpan yang dikonversi Johnson jadi gol.
Sebenarnya, ada Luke Shaw yang menjaga Johnson. Namun, dia tidak berada pada posisi ideal. Shaw berada di belakang Johnson sehingga tidak bisa menghalau bola yang masuk kotak penalti.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kisah 20 Tahun Presnel Kimpembe di PSG Resmi Berakhir
Liga Eropa Lain 7 September 2025, 22:22 -
Daftar Pembalap Formula 1 dengan Kemenangan Terbanyak Sepanjang Sejarah
Otomotif 7 September 2025, 21:39 -
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 7 September 2025, 21:29
LATEST UPDATE
-
Andre Onana OTW Tinggalkan Man United, Sepakat Merapat ke Trabzonspor
Liga Inggris 8 September 2025, 01:41 -
Man of the Match Lithuania vs Belanda: Memphis Depay
Piala Dunia 8 September 2025, 01:30 -
Bad News untuk Arsenal, William Saliba Harus Absen hingga Sebulan
Liga Inggris 8 September 2025, 00:47 -
Masa Depan Cerah Benjamin Sesko di Manchester United: Potensi Bomber Kelas Dunia
Liga Inggris 7 September 2025, 23:40 -
Kisah 20 Tahun Presnel Kimpembe di PSG Resmi Berakhir
Liga Eropa Lain 7 September 2025, 22:22 -
Daftar Pembalap Formula 1 dengan Kemenangan Terbanyak Sepanjang Sejarah
Otomotif 7 September 2025, 21:39 -
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 7 September 2025, 21:29 -
Update Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 7 September 2025, 21:28 -
Klasemen Sementara Formula 1 2025 Usai Seri Italia di Monza
Otomotif 7 September 2025, 21:27 -
Hasil Balapan Formula 1 GP Italia 2025: Max Verstappen Kalahkan Duet McLaren
Otomotif 7 September 2025, 21:22
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24