15 Tahun Bola.net Berdiri, Hal-hal Ini Masih (dan akan Selamanya) Jadi Ilusi

15 Tahun Bola.net Berdiri, Hal-hal Ini Masih (dan akan Selamanya) Jadi Ilusi
Suporter Inggris di Euro 2020 (c) Catherine Ivill/Pool Photo via AP

Bola.net - Bola.net pertama kali diluncurkan pada 2 Agustus 2009. Tahun ini, Bola.net akan genap berusia 15. Dalam perjalanannya selama ini, Bola.net telah menjadi saksi banyak hal yang terjadi di dunia sepak bola, baik nasional maupun internasional.

Selama periode itu, kita bisa melihat perubahan wajah Timnas Indonesia. Di era kepelatihan Shin Tae-yong, Indonesia konsisten naik di ranking FIFA. Indonesia dibawanya lolos ke Piala Asia untuk pertama kali dalam 18 tahun, bahkan mencapai babak 16 besar untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sekarang pun, Indonesia masih berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Di pentas internasional, kita menyaksikan keperkasaan Spanyol, yang sukses menjuarai Piala Dunia 2010, serta Euro 2012 dan Euro 2024. Ada Cristiano Ronaldo yang menjuarai Euro 2016 bersama Portugal. Ada pula Lionel Messi yang akhirnya mengangkat trofi juara Piala Dunia bersama Argentina di Qatar 2022.

Di level klub, ada Real Madrid yang berhasil mewujudkan ambisi besar bernama La Decima, alias gelar Liga Champions ke-10, kemudian hat-trick juara di kompetisi elite itu bersama Zinedine Zidane, hingga terakhir meraih gelar mereka yang ke-15.

Namun, ada pula hal-hal yang sejauh ini masih ilusi, alias belum terealisasi. Sejumlah hal bahkan dipastikan akan selamanya jadi ilusi, alias takkan pernah terjadi.

Apa saja? Berikut beberapa di antaranya.

1 dari 11 halaman

Indonesia Lolos ke Piala Dunia

Indonesia Lolos ke Piala Dunia

Timnas Indonesia merayakan kemenangan 2-0 atas Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia (c) Bola.net/M Iqbal Ichsan

Timnas Indonesia sebelum ini tak pernah melangkah jauh di Kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Namun, tahun ini, Skuad Garuda sukses mencatatkan sebuah sejarah.

Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Indonesia lolos dari putaran kedua. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia masuk ke putaran ketiga.

Langkah menuju Piala Dunia 2026 masih panjang. Tahapan yang harus dilalui kini pun jauh lebih berat daripada tahapan-tahapan sebelumnya. Namun, meski kecil, peluang itu masih ada.

Sejauh ini, kelolosan Indonesia ke Piala Dunia hanya sebatas ilusi.

Selama ini, Bola.net pun telah berkali-kali menulis berita tentang kegagalan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia. Namun, kali ini, di momen ulang tahun ke-15 ini, Bola.net punya satu harapan.

Harapannya, suatu saat nanti, Bola.net bisa menulis berita dengan judul: INDONESIA LOLOS KE PIALA DUNIA!

2 dari 11 halaman

Football's Coming Home

Football's Coming Home

Euro 2024: Ekspresi kontras pemain-pemain Spanyol dan Inggris di akhir laga final (c) AP Photo/Manu Fernandez

Hal lain yang sejauh ini masih menjadi ilusi adalah Inggris juara Euro/Piala Eropa. Slogan Football's Coming Home yang keras dikumandangkan oleh para fans Inggris sejak Euro 2020 masih belum jadi kenyataan.

Sepanjang sejarahnya, Inggris baru pernah sekali menjuarai turnamen besar. Satu-satunya gelar itu mereka raih di Piala Dunia 1966.

Di Euro, Inggris masih belum pernah juara. Mereka cuma bisa dua kali menjadi runner-up, yakni di Euro 2020 lalu dan di Euro 2024 ini.

Di Euro 2020, Inggris harus puas jadi runner-up. Dalam partai final di Wembley, Inggris kalah dari Italia. Gol cepat Luke Shaw untuk Inggris di menit 2 dibalas oleh Italia melalui gol Leonardo Bonucci menit 67. Inggris kemudian kalah adu penalti 2-3.

Di final edisi kali ini, yang merupakan 2 final beruntun mereka, Inggris kembali kalah. Kali ini, mereka kalah dari Spanyol 1-2.

3 dari 11 halaman

Harry Kane Angkat Trofi Juara

Harry Kane Angkat Trofi Juara

Euro 2024: Reaksi pemain Inggris, Harry Kane, setelah kalah dari Spanyol di final Euro 2024 (c) AP Photo/Martin Meissner

Seiring kegagalan Inggris di final Euro 2024 kemarin, ada satu 'kutukan' yang belum terpatahkan. Harry Kane masih belum pernah mengangkat trofi juara.

Harry Kane seolah dikutuk tak berjodoh dengan trofi juara. Ini bukan cuma di level klub, tapi juga di tim nasional.

Di Tottenham, Kane tak pernah jadi juara. Pindah ke Bayern Munchen (yang notabene merupakan spesialis juara di Jerman) pada musim 2023/2024 kemarin, Kane lagi-lagi tanpa gelar. Bersama Timnas Inggris, nasibnya juga sama.

Bersama Tottenham, Kane cuma jadi runner-up EFL Cup 2014/15 dan 2020/21, serta Liga Champions 2018/19. Bersama Timnas Inggris, Kane hanya pernah meraih peringkat tiga UEFA Nations League 2018/19, serta jadi runner-up Euro 2020 dan Euro 2024.

4 dari 11 halaman

Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Satu Tim

Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Satu Tim

Lionel Messi, pemenang penghargaan Ballon dOr 2023 (c) AP Photo/Michel Euler

Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo adalah dua ikon sepak bola modern. Dua pemain yang selalu dianggap sebagai rival ini telah meraih penghargaan individu Ballon d'Or lebih banyak daripada pemain-pemain lain sepanjang sejarah.

Messi memimpin dengan delapan Ballon d'Or, diikuti Ronaldo dengan lima Ballon d'Or.

Ronaldo saat ini sudah berusia 39 tahun, dan sekarang bermain untuk klub Al Nassr di Arab Saudi. Sementara itu, Messi telah berusia 37 tahun, dan sekarang bermain untuk Inter Miami di Amerika Serikat.

Dua GOAT ini sudah 'berpisah' dengan sepak bola level top di klub Eropa.

Tak sedikit yang berkeinginan melihat Ronaldo dan Messi bermain di satu tim. Namun, hal tersebut sejauh ini masih jadi ilusi. Sebelum mereka pensiun nanti, akankah hal itu bisa terealisasi?

5 dari 11 halaman

Cristiano Ronaldo Bawa Portugal Juara Piala Dunia

Cristiano Ronaldo Bawa Portugal Juara Piala Dunia

Euro 2024: Kapten Portugal, Cristiano Ronaldo (c) AP Photo/Matthias Schrader

Pada tahun 2016, Cristiano Ronaldo membawa Portugal jadi juara Euro di Prancis. Itu adalah trofi juara pertamanya bersama tim nasional.

Setelah itu, pada tahun 2019, Ronaldo membantu Portugal menjuarai UEFA Nations League. Di Euro 2024 kemarin, yang bisa dianggap sebagai Euro terakhirnya, Ronaldo tak mencetak satu gol pun, dan Portugal kandas di perempat final.

Apakah Ronaldo sudah habis? Bisa jadi.

Apakah Ronaldo akan bermain di Piala Dunia 2026 andai Portugal lolos? Saat itu, dia akan berusia 41 tahun. Apakah dia akan tetap dipanggil? Andai dipanggil, apakah dia bisa membantu negaranya jadi juara?

Hal ini (Ronaldo juara Piala Dunia) sepertinya akan selamanya menjadi sebuah ilusi.

6 dari 11 halaman

Perolehan Gelar Juara Liga Champions Real Madrid Tersalip

Perolehan Gelar Juara Liga Champions Real Madrid Tersalip

Parade Real Madrid juara Liga Champions 2023/2024 (c) AP Photo/Bernat Armangue

Real Madrid adalah rajanya Liga Champions. Sejauh ini, raksasa Spanyol itu sudah menjuarai kompetisi elite Eropa ini sebanyak 15 kali.

Madrid jadi juara di tahun 1956, 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002, 2014, 2016, 2017, 2018, 2022, dan 2024.

Perolehan gelar Madrid di Liga Champions mengungguli tim-tim lain. Di urutan kedua, ada AC Milan dengan tujuh trofi (1963, 1969, 1989, 1990, 1994, 2003, 2007).

Selama beberap tahun ke depan, harapan melihat ada tim lain yang menyalip perolehan gelar Liga Champions milik Madrid masih akan menjadi sebuah ilusi.

7 dari 11 halaman

Arsenal Juara Liga Champions

Arsenal Juara Liga Champions

Selebrasi pemain-pemain Arsenal dalam laga melawan Manchester United di pramusim 2024/2025 (c) AP Photo/Eric Thayer

Terakhir kali Arsenal menjuarai Liga Inggris adalah ketika mereka tak terkalahkan pada musim 2003/2004. Artinya, sejak berdiri pada 2009, Bola.net belum pernah sekali pun menulis berita dengan judul 'Arsenal Juara Premier League'.

Di Liga Champions, nasib Arsenal lebih pahit. Arsenal baru pernah sekali masuk final, yakni pada musim 2005/2006, dan kalah. Mereka kalah 1-2 dari Barcelona.

Arsenal senasib dengan sang rival London Utara, Tottenham, yang kalah di satu-satunya final mereka (0-2 vs Liverpool musim 2018/2019). Arsenal kalah dari Liverpool (6x juara), Manchester United (3x juara), Chelsea (2x juara), Nottinham Forest (2 x juara), Manchester City (1x juara), bahkan Aston Villa (1x juara).

Jangan bandingkan Arsenal dengan Real Madrid.

8 dari 11 halaman

Gianluigi Buffon dan Zlatan Ibrahimovic Juara Liga Champions

Gianluigi Buffon dan Zlatan Ibrahimovic Juara Liga Champions

Gianluigi Buffon (c) Bola.net

Ada sejumlah pemain hebat yang tak pernah menjuarai Liga Champions. Dua di antaranya adalah kiper Gianluigi Buffon dan striker Zlatan Ibrahimovic.

Buffon pernah memperkuat tiga tim berbeda di Liga Champions. Tiga tim itu adalah Parma, Juventus, dan PSG. Buffon pernah tiga kali masuk final, semuanya bersama Juventus, dan selalu kalah.

Di final 2002/2023, Juventus kalah dari AC Milan. Di final 2024/2015, Juventus kalah dari Barcelona. Di final 2016/2017, Juventus kalah dari Real Madrid.

Nasih sial Buffon di Liga Champions juga dialami Ibrahimovic. Dia mengalaminya bersama Ajax, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, PSG, dan Manchester United.

Buffon dan Ibrahimovic sama-sama sudah pensiun. Artinya, harapan melihat mereka mengangkat trofi juara Liga Champions akan selamanya menjadi sebuah ilusi.

9 dari 11 halaman

Francesco Totti Memperkuat Real Madrid

Francesco Totti Memperkuat Real Madrid

Francesco Totti (c) Bola.net

Tak banyak pemain yang sanggup menolak kesempatan untuk memperkuat Real Madrid. Salah satunya adalah Francesco Totti.

Totti pernah menolak tawaran menggiurkan dari Madrid pada 2003 silam. Waktu itu, dia memilih untuk tetap setia pada AS Roma.

"Saya membuat keputusan yang sangat tepat. Mengesampingkan kemungkinan memenangkan banyak hal untuk bertahan dengan satu jersey sepanjang hidup saya, yang bagi saya adalah hal paling penting," ungkap Totti, beberapa tahun lalu, seperti dikutip Football Italia.

"Pada akhirnya, saya memiliki semua yang saya inginkan. Cinta dan gairah lebih penting bagi saya daripada memenangkan trofi di tempat lain. Saya memberikan 101 persen untuk Roma, karena saya menempatkan Roma di atas diri saya sendiri, masalah pribadi dan kehidupan pribadi. Roma adalah segalanya."

"Satu hal yang sangat saya rindukan adalah Ballon d’Or. Saya tahu bahwa bermain dengan Roma peluang saya lebih sedikit daripada orang lain yang berada di Real Madrid, Juventus, atau Milan. Mereka memiliki lebih banyak visibilitas internasional, terutama saat anda memenangkan Ballon d’Or dengan memenangkan Liga Champions, Piala Dunia, atau trofi penting lainnya."

Totti menjalani karier sebagai pesepak bola profesional dari 1993 sampai 2017. Selama itu, legenda Italia itu hanya membela satu klub, yakni Roma.

Totti memperkuat Madrid, sampai selamanya akan selalu menjadi sebuah ilusi.

10 dari 11 halaman

Inter Milan Degradasi dari Serie A

Inter Milan Degradasi dari Serie A

Inter Milan menjuarai Serie A 2023/2024 (c) Spada/LaPresse via AP

Tim-tim Serie A, seperti Juventus dan AC Milan, sudah pernah terdegradasi ke kasta kedua. Sejauh ini, hanya satu tim yang belum pernah turun dari kasta tertinggi persepakbolaan Italia.

Tim itu adalah tim yang pada musim 2019/2010 lalu meraih treble bersama pelatih Jose Mourinho, yaitu Inter Milan.

Selama tujuh musim terakhir, Inter juga konsisten berada di papan atas. Selama periode itu, Inter meraih dua Scudetto, yakni pada musim 2020/2021 dan 2023/2024.

Dalam waktu dekat, Inter degradasi dari Serie A sepertinya akan tetap menjadi sebuah ilusi.

11 dari 11 halaman

Manchester United kembali Jadi Tim Tangguh seperti Era Sir Alex Ferguson

Manchester United kembali Jadi Tim Tangguh seperti Era Sir Alex Ferguson

Erik ten Hag dan Sir Alex Ferguson berpose dengan trofi juara Carabao Cup 2022/2023 Manchester United (c) Manchester United FC Official

Sir Alex Ferguson adalah pelatih terbaik dalam sejarah Manchester United. Selama periode 1986-2013, dia membawa mereka meraih 38 trofi.

Termasuk di antaranya adalah 13 trofi Premier League dan dua trofi Liga Champions.

Selepas era Ferguson, MU sudah beberapa kali berganti pelatih. Namun, dari David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, hingga sekarang Erik ten Hag, belum ada satu pun yang sanggup mengembalikan keperkasaan MU seperti di masa silam.

Selepas era Ferguson, MU belum pernah lagi menjuarai Premier League, apalagi Liga Champions. Musim 2023/2024 kemarin, bersama Erik ten Hag, MU bahkan finis peringkat delapan.

Itu merupakan finis terendah MU di era Premier League.

Di era Ferguson, MU adalah tim tangguh yang selalu berjuang untuk meraih trofi. Namun, sejauh ini, harapan untuk mengembalikan masa-masa kejayaan itu masih sebatas ilusi.