
Bola.net - Sebagai pemain yang telah melewati banyak laga, Gerard Pique jelas sudah akrab dengan pahitnya kekalahan. Namun, ada satu kekalahan yang tidak bisa ia lupakan dari benaknya sampai sekarang.
Kekalahan bisa datang dari mana saja. Tidak melulu waktu berhadapan dengan klub besar, Barcelona pun seringkali terjungkal saat bertemu tim-tim yang di atas kertas mampu dikalahkan.
Salah satunya terjadi saat Barcelona bertemu dengan Cadiz di ajang La Liga bulan Desember lalu. Di luar dugaan, tim asuhan Ronald Koeman tersebut tumbang dengan skor tipis 1-2. Cukup mengejutkan memang, tapi bukan suatu hal yang spesial.
Berbicara tentang kekalahan yang menyakitkan, Barcelona pernah merasakannya saat bertemu Bayern Munchen di babak perempat final Liga Champions 2020 lalu. Mereka dipermalukan sejadi-jadinya sampai kebobolan delapan gol. Ya, Barcelona kalah dengan skor 2-8 kala itu.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Kekalahan yang Paling Menyakitkan
Kekalahan memalukan itu rupanya tidak berada dalam posisi teratas dalam benak Pique, yang sudah memperkuat Barcelona sejak tahun 2008. Ia malah jauh lebih kecewa saat timnya kalah di tangan Liverpool dalam ajang yang sama.
Pada tahun 2019, Barcelona sudah mencapai babak semifinal Liga Champions dan telah menempatkan satu kakinya di final usai menang dengan skor 3-0 di leg pertama. Namun, di luar dugaan, mereka justru kalah 0-4 pada leg kedua.
"Kami mengalami serangkaian kekalahan yang menyakitkan [di Barcelona. Salah satu yang paling menyakitkan adalah ketika menghadapi Liverpool. Rasanya sulit," ujar Pique dalam TV3's 'Nexes' Programme.
"Ada mereka yang meledak... terkadang anda tidak merasa siap. Secara keseluruhan, dalam hidup, anda merasakan kekalahan lebih banyak dari kemenangan. Kekalahan adalah bagian dari hidup," lanjutnya.
Terlatih Lapang Dada Sedari Kecil
Buat mereka yang tidak memiliki kesiapan mental, kekalahan menyakitkan bisa membuat seorang pemain terus merasakan keterpurukan. Untungnya, Pique memiliki sosok ayah yang membuatnya bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
"Ayah tidak membuat saya terobsesi dengan kemenangan. Dalam sepak bola, dia tidak pernah menyuruh saya untuk bermain lebih baik atau meraih kemenangan," tambahnya.
"Dia menuntut, tapi tidak ada kewajiban menang. Mudah untuk tahu cara menang daripada kalah. Kami diajari rasa hormat kepada orang lain sejak usia muda, tapi setelahnya harus bisa dipraktikkan. Anda harus menjadi seorang pria baik di dalam kemenangan maupun kekalahan," pungkasnya.
(TV3's 'Nexes' Programme - via Goal International)
Baca Juga:
- Tiba di Barcelona, Mino Raiola Diskusikan Transfer Erling Haaland Diskusikan Transfer Erling Haaland
- Liverpool Temani Barcelona Dalam Perburuan Memphis Depay
- Joan Laporta Jadikan Erling Haaland Prioritas Transfer Barcelona
- Barcelona Ramaikan Perburuan Harry Kane
- Jadi Rebutan Real Madrid dan Barcelona, Sevilla Banderol Bryan Gil 100 Juta Euro
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 6 September 2025 16:32
Hansi Flick Belum Temukan Kombinasi Bek Tengah Terbaik Barcelona
-
Liga Spanyol 6 September 2025 16:01
Barcelona Pertimbangkan Lepas Ronald Araujo Jika Performa Tak Membaik
-
Liga Spanyol 6 September 2025 14:10
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 7 September 2025 01:57
-
Piala Dunia 7 September 2025 01:11
-
Piala Dunia 7 September 2025 01:06
-
Liga Italia 7 September 2025 00:11
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 23:51
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...