
Bola.net - - Jose Mourinho menegaskan final Liga Champions Tottenham vs Liverpool, Minggu (2/6) dini hari WIB tadi bukanlah pertandingan yang bagus untuk ditonton. Liverpool bermain pragmatis, defensif, dan melupakan identitas mereka demi trofi.
The Reds bermain untuk menang, mereka tahu apa yang diperlukan pada laga final yang berjalan sengit. Skor 2-0 sudah cukup untuk memenangi laga. Satu gol Mohamed Salah di menit awal, dan satu gol Divock Origi yang menutup pertandingan.
Di antara dua gol tersebut, tidak banyak ancaman berarti yang disuguhkan Liverpool. Permainan mereka cenderung terbagi dua. Tiga pemain menyerang, dan tujuh pemain bertahan, selain kiper.
Gaya bermain itu persis seperti taktik parkir bus khas Jose Mourinho. Tercatat, Liverpool berhasil jadi juara hanya dengan 35,4 persen penguasaan bola. Catatan paling sedikit nomor dua dalam sejarah final Liga Champions, di bawah Inter Milan dengan 33 persen.
Bagaimanapun, trofi tetaplah trofi, tidak penting bagaimana cara meraihnya. Pada akhirnya, pendapat Jose Mourinho terbukti benar. Tim hanya akan dinilai berdasarkan trofi mereka, bukan permainan terbaik.
"Saya kira tiga gelandang Liverpool, jika kita melihat aliran pemilihan posisi mereka, mereka bermain dalam garis datar di depan empat bek," buka Mourinho kepada beIN Sports.
"Anda tidak mengingat Henderson, Wijnaldum, Fabinho, Milner mendekati tiga pemain menyerang mereka, atau salah satu yang hadir di kotak penalti, tidak ada. Mereka bertahan dalam blok tujuh pemain, mereka sangat pragmatis, sangat solid saat bertahan."
Semasa melatih Manchester United, Mourinho pernah dikritik karena gaya bermain seperti itu. Kini, Liverpool seakan-akan membuktikan bahwa perkataan Mourinho benar.
Biar begitu, Mourinho tahu laga ini pantas dipandang buruk. Mengapa begitu? Baca komentar selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Laga Buruk
Jika bukan final Liga Champions, jalannya pertandingan tersebut bakal dinilai sangat buruk. Laga berjalan membosankan, Liverpool hanya bertahan dan memanfaatkan serangan balik.
"Juga, saya kira jika pertandingan ini bukan final Liga Champions, jika ini adalah laga Premier League, atau final Piala LIga, kita semua akan mengatakan pertandingan ini tidak bagus," lanjut Mourinho.
"Hanya karena ini final Liga Champions, ada sisi emosional yang terlibat, tetapi saya kira kualitas pertandingan tidak bagus, dan Tottenham pasti frustrasi karena mereka kalah dan mereka merasa bahwa mereka bisa lebih baik dari itu."
"Pada momen besar seperti inilah anda harus bermain di level terbaik anda," tutupnya.
Bagaimanapun, laga ini membuktikan bahwa tidak ada yang salah dengan gaya sepak bola ala Jose Mourinho. Ada dua jenis taktik yang perlu dipisahkan: bermain untuk memuaskan suporter, atau bermain untuk trofi.
Baca Juga:
- Virgil van Dijk, Pemain Terbaik Final Liga Champions 2018/2019
- Hentikan Dominasi Cristiano Ronaldo, Lionel Messi Predator Tertajam UCL 2018/2019
- Nama Jurgen Klopp Akan Terus Dinyanyikan dalam Sejarah Liverpool
- Trent Alexander-Arnold: Liverpool Memang Pantas Jadi Juara!
- Kata Jurgen Klopp Perihal Trofi Pertamanya untuk Liverpool
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:49
Hansi Flick Acungi Jempol Performa Marcus Rashford: Makin Hari, Makin Sip!
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 13:24
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 13:12
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 12:29
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:49
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:43
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...