
Bola.net - Legenda AC Milan Paolo Maldini mengaku heran mengapa dari semua laga final Liga Champions yang pernah ia mainkan, hanya edisi tahun 2005 lawan Liverpool saja yang paling diingat semua orang.
Final di Istanbul itu memang sangat luar biasa. Sebab laga itu mempertontonkan salah satu laga paling epik dalam sejarah Liga Champions.
Saat itu Milan lebih diunggulkan dengan komposisi pemainnya yang lebih merata dan lebih berkualitas. Benar saja. Di babak pertama mereka bisa unggul tiga gol sekaligus.
Maldini membuka keunggulan Milan dengan golnya satu menit setelah laga dimulai. Rossoneri kemudian mencetak dua gol lagi via Hernan Crespo pada menit 39 dan 44.
Namun pada babak kedua, Liverpool bangkit. Dalam tempo enam menit saja mereka sukses menyamakan skor melalui tandukan Steven Gerrard, tendangan jarak jauh Vladimir Smicer dan sepakan jarak dekat Xabi Alonso setelah upaya pertamanya via titik 12 pas digagalkan Dida.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Keheranan Maldini
Laga berakhir imbang 3-3 di waktu normal dan waktu tambahan. Penentuan pemenang harus dilakukan via adu penalti.
Di sini, Liverpool akhirnya unggul 2-3. Fans The Reds menyebut ini sebagai Keajaiban Istanbul.
Maldini pun merasa heran mengapa semua orang akhirnya cuma mengingat laga final itu. Padahal ia juga memainkan tujuh laga final lainnya di sepanjang karirnya di Milan.
“Gol saya di Final 2005 adalah gol tercepat dan terindah di Final Liga Champions, hal yang paling dramatis untuk membuktikan bahwa segala sesuatu tidak dapat diterima begitu saja dan itu adalah sebuah ketidakpastian yang membuat olahraga ini menjadi luar biasa," tuturnya pada situs resmi UEFA.
“Itu membuat saya tertawa bahwa saya memainkan delapan Final Piala Eropa dan memenangkan lima dari mereka, tetapi orang-orang sepertinya hanya mengingat yang satu itu. Itu meninggalkan tanda penting," ujar Maldini.
Tidak Jelas
Milan dan Liverpool bertemu lagi di babak final pada tahun 2007. Kali ini laga itu dihelat di Olympic Stadium di Yunani.
Saat itu Maldini juga ikut bermain. Kali ini ia berhasil membalaskan dendamnya dan mengalahkan Liverpool 2-1 berkat dua gol Filippo Inzaghi.
Akan tetapi Maldini mengaku ia tak bisa mengingat banyak hal dari pertandingan itu. Pasalnya ia mengaku terlalu banyak menggunakan obat pereda rasa sakit.
“Saya hanya ingat sangat sedikit soal laga itu. Saya telah mengambil begitu banyak obat penghilang rasa sakit untuk melewatinya. Saya ingat gol Pippo Inzaghi, peluit akhir dan sedikit perayaan usai menang," ungkapnya.
"Ketika saya menjalani operasi tiga hari setelah Final, setiap kali saya bangun, saya akan bertanya apakah kami menang atau kalah, hanya untuk memastikan," beber Maldini.
Paolo Maldini saat ini menjadi direktur teknik AC Milan. Bersama dengan Zvonimir Boban, ia bekerja keras untuk membangkitkan Rossoneri.
(uefa)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 5 September 2025 21:12
Maignan di Ambang Pintu Keluar, Kiper Parma dan Timnas Jepang Jadi Solusi AC Milan
-
Liga Italia 5 September 2025 20:38
Dari Second Striker hingga Trequartista: Opsi-opsi Taktis AC Milan untuk Nkunku
-
Liga Italia 5 September 2025 20:21
Klasemen Anggaran Gaji Klub-klub Serie A: Milan Posisi 5, Siapa Empat Teratas?
-
Liga Italia 5 September 2025 19:08
Bye AC Milan! Ismael Bennacer Putuskan Hengkang ke Klub Kroasia Ini
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:11
-
Tim Nasional 6 September 2025 02:53
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:39
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:00
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...