
Bola.net - Manchester City jadi juara Liga Champions 2022-2023 dengan sangat meyakinkan. Mereka sudah jadi favorit juara sejak awal kompetisi dan kini terbukti berhasil melaju sampai final untuk merebut trofi.
Minggu (12/6/2023) kemarin, Man City membekuk Inter Milan dengan skor tipis 1-0 di final Liga Champions 2022-2023. Kemenangan tersebut terasa spesial, trofi UCL pertama untuk Man City sepanjang sejarah.
Seperti yang disinggung di atas, sejak awal musim Man City memang sudah jadi unggulan, tapi bukan berarti segalanya mudah. Josep Guardiola pun harus memutar otak di pertengahan musim, ketika kondisi Man City sempat menurun.
Nah, gelar juara kali ini pun diraih berkat solusi yang ditemukan Guardiola atas permasalahan tersebut. Apa maksudnya?
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Pernah masuk final 2021, tapi sekarang beda
Man City sebelumnya sudah pernah melaju sampai ke final Liga Champions, tahun 2021. Nahas, saat itu mereka justru kalah mengejutkan dari Chelsea (0-1) yang tidak diunggulkan.
Man City tahun 2021 pun sudah sangat tangguh. Mereka sulit dibobol dan rajin mencetak gol. Namun, Man City versi 2023 ini punya satu hal yang berbeda.
Mengutip Sky Sports, Man City tahun ini adalah versi paling tangguh di lini belakang. Guardiola menemukan solusi dengan formasi tiga bek tengah, plus dua pemain defensif lagi yang siap membantu, Rodri dan John Stones.
Lebih sulit dikalahhkan, tidak ada kelemahan
Ada perbedaan signifikan jika membandingkan tim Man City di final UCL 2021 dan 2023. Dua tahun lalu, Guardiola masih memainkan dua bek sayap, ada Oleksandr Zinchenko dan Joao Cancelo.
Sekarang, anehnya Man City tidak lagi bermain dengan bek kiri atau bek kanan, tapi mereka justru lebih sulit. Man City lebih sulit dikalahkan, tidak ada kelemahan yang terlihat jelas.
Kunci perkembangan ini terletak dalam keputusan Guardiola memainkan lima pemain bertahan sekaligus. Rodri dan Stones diduetkan sebagai gelandang bertahan, lalu ada tiga bek tengah yang bermain bersamaan, yaitu Ruben Dias, Manuel Akanji, dan Nathan Ake/Kyle Walker.
Pada awalnya formasi ini terlihat aneh, tapi di lapangan Man City terbukti jadi jauh lebih kuat. Pertahanan mereka solid meski tidak bermain dengan bek kiri atau bek kanan.
Formasi juara
Formasi 3-2-4-1 ini pertama kali dimainkan Guardiola pada laga kontra Borussia Dortmund di Liga Champions, Oktober 2022 lalu. Setelahnya, Guardiola beberapa kali menurunkan formasi yang sama.
Man City turun dengan gaya main tersebut di laga kontra Bayern Munchen di dua leg perrempat final. Dua leg semifinal lawan Real Madrid. Plus final Piala FA kontra Manchester United.
Formasi baru ini awalnya datang dari masalah di kedua bek sayap, tapi justru mengubah Man City jadi jauh lebih kuat.
Sumber: Sky Sports
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 5 September 2025 19:50
Donnarumma, Sosok Kelas Dunia yang Dibutuhkan Guardiola di Posisi Penjaga Gawang
-
Liga Champions 5 September 2025 07:22
Kapan Donnarumma Tahu Dirinya Akan Dibuang PSG? Ini Jawabannya!
-
Liga Inggris 4 September 2025 23:03
Skuad Arsenal di Liga Champions: Max Dowman Bikin Kejutan, Gabriel Jesus Absen
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:11
-
Tim Nasional 6 September 2025 02:53
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:39
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:00
-
Tim Nasional 6 September 2025 00:33
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...