
Bola.net - Manchester City belum lama ini mendapat hukuman berat dari UEFA. Klub yang bermarkas di Etihad itu terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap regulasi Financial Fair Play.
UEFA menghukum The Citizen tak boleh tampil di kompetisi Eropa dalam dua musim ke depan, plus denda 30 juta euro (Rp444,9 miliar).
Manchester City akan mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS), namun prosesnya diperkirakan memakan waktu lama hingga musim 2020-2021.
Dalam kurun waktu tersebut diperkirakan terjadi perubahan besar-besaran di Etihad. Rumor pemain bintang akan eksodus mulai berembus kencang. Pemain seperti Kevin De Bruyne hingga Bernardo Silva kemungkinan akan mencari pelabuhan baru demi mengejar ambisi mencari kejayaan di kompetisi Eropa.
Bahkan, sang manajer Pep Guardiola juga dikabarkan terancam pergi karena hukuman tersebut. Meskipun demikian ada pula kabar pelatih asal Spanyol itu akan tetap bertahan di tengah badai yang menghantam timnya.
Masalah besar yang dihadapi Manchester City tersebut di sisi lain akan mendatangkan keuntungan bagi beberapa klub raksasa Premier League lainnya. Keuntungan yang didapat berasal dari berbagai faktor.
Berikut ini empat tim yang mendulang keuntungan dari badai masalah yang dihadapi Manchester City setelah kena sanksi berat dari UEFA, seperti dilansir Sportskeeda.
Liverpool
Pada dua musim terakhir, Liverpool merupakan saingan berat Manchester City dalam pacuan juara Premier League. Pada musim 2019-2020, baru lah Liverpool akhirnya akan memenangi pacuan dan mencicipi gelar Premier League untuk kali pertama dalam 30 tahun.
Jadi bagaimana bisa hukuman untuk City mendatangkan keuntungan besar untuk The Reds?
Faktanya, Manchester United, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan Arsenal, tak benar-benar bersaing kompetitif pada pacuan juara Premier League musim ini dan musim lalu. Pacuan juara praktis hanya melibatkan Manchester City dan Liverpool. Jadi, ketika Manchester City kehilangan taringnya, siapa yang bisa menjadi penghalang Liverpool?
Melihat saat ini Liverpool unggul 25 poin di puncak klasemen Premier League, diikuti Manchester City di peringkat kedua, rasanya The Reds masih akan sulit dihentikan musim depan. Bayangkan saja, The Reds saat ini sudah unggul 35 poin atas Chelsea yang menempati urutan keempat.
Jika City kehilangan banyak amunisi musim depan, Liverpool tampaknya akan sulit dibendung. Bisa jadi Liverpool akan mendominasi Premier League seperti yang pernah dilakukan Manchester United di era Sir Alex Ferguson.
Manchester United
Di era Sir Alex Ferguson, Manchester City hanyalah berstatus klub tetangga yang berisik. Saat itu, City tenggelam dalam bayang-bayang Setan Merah.
Namun, dalam satu dekade terakhir, bisa dibilang angin berbalik arah. Manchester lebih sering dikuasai sisi biru, alias didominasi Manchester City.
Manchester United kali terakhir menjuarai Premier League pada 2013, alias pada musim terakhir Ferguson di Old Trafford. Setelah itu, Manchester City telah menggenggam tiga gelar Premier League.
Besarnya gap kedua klub bisa dilihat pada klasemen sementara Premier League 2019-2020. City saat ini unggul 13 poin atas Manchester United.
Namun, jika hukuman UEFA akan memicu eksodus pemain-pemain bintang dan mungkin manajernya, Manchester City terancam terpuruk dengan dramatis. Artinya, Manchester United berpeluang kembali mendominasi persaingan di kota tersebut.
Apakah Manchester United juga akan otomatis menjadi salah satu penantang gelar Premier League musim depan? Kalau untuk saat ini sepertinya belum. Namun, setidaknya Setan Merah akan punya peluang lebih baik daripada Citizen.
Chelsea dan Tottenham Hotspur
Dua klub London, Chelsea dan Tottenham Hotspur, akan menikmati keuntungan atas keputusan UEFA menghukum Manchester City. Kans kedua klub lolos ke Liga Champions musim depan makin terbuka lebar.
Chelsea saat ini menempati peringkat empat klasemen sementara Premier League, sedangkan Tottenham di peringkat kelima. Chelsea mengantongi 41 poin, unggul satu angka atas Spurs.
Jika Manchester City disanksi tak bisa tampil di kompetisi Eropa, alhasil jatah mereka di Liga Champions musim depan akan berpindah tangan ke klub lain, yaitu yang menempati peringkat kelima klasemen akhir.
Chelsea dan Tottenham sangat diuntungkan kondisi itu. Namun, bisa jadi kesempatan emas itu akan lepas begitu saja jika kedua klub tak bisa memperbaiki inkonsistensi mereka. Klub-klub lain seperti Sheffield United hingga Manchester United bisa saja menikung alias menyodok ke melewati dua klub tersebut.
Sumber: Sportskeeda
Disadur dari: Bola.com/Penulis Yus Mei Sawitri
Published: 18 Februari 2020
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 19:21
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Rotasi oleh Gerald Vanenburg
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:17
Debut Mauro Zijlstra untuk Timnas Indonesia, Impian yang Jadi Kenyataan
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:02
Timnas Indonesia Kuasai Ruang Antarlini dan Menjaga Kualitas Transisi Permainan
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:52
Vanenburg Beberkan Alasan Belum Mainkan Dion Markx di Timnas Indonesia U-23
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 20:34
-
Otomotif 6 September 2025 20:34
-
Otomotif 6 September 2025 20:34
-
Otomotif 6 September 2025 20:33
-
Liga Italia 6 September 2025 20:33
-
Otomotif 6 September 2025 20:29
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...