
Bola.net - - mengalahkan 3-1 dalam uji coba internasional, Rabu (11/9), yang digelar di Gillette Stadium, Foxborough, Massachusetts, Amerika Serikat.
Portugal mencuri gol terlebih dahulu ketika Raul Meireles sukses memanfaatkan back pass gegabah . Namun, Thiago Silva, dan membalikkan skor secara besar-besaran untuk Samba.
Di uji coba sebelumnya, Brasil menang mudah 6-0 atas Australia. Melawan Portugal, pasukan Luiz Felipe Scolari dihadapkan pada tantangan yang lebih berat, tapi pemilik lima gelar Piala Dunia itu sukses melaluinya dengan sempurna.
Portugal, yang tak diperkuat Cristiano Ronaldo akibat cedera, tidak berdaya dan dipaksa menyerah kalah.
Berikut adalah lima kesimpulan yang bisa diambil dari uji coba penuh gengsi tersebut.
Neymar Adalah Penyerang Papan Atas
Neymar membuktikan kelasnya sebagai salah satu penyerang top di pentas internasional.
Tak perlu diragukan lagi, bintang Barcelona itu akan menjadi pilar Brasil selama beberapa periode ke depan, termasuk ketika mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun depan.
Kala melawan Portugal, Neymar mencetak sebuah gol brilian hasil perpaduan antara kecepatan, keseimbangan, skill, serta insting yang mematikan. Kini, koleksinya menjadi 26 gol dalam 42 pertandingan.
Di era modern ini, tak banyak forward yang sanggup memberikan rasa takut secara konstan serta mendapat respek dari para pemain lawan. Namun, Neymar adalah satu dari yang jumlahnya sedikit itu.
Menjagokan Neymar untuk jadi peraih Sepatu Emas di Brasil 2014 pun rasanya bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal.
Nani Bukan Ronaldo
Tanpa Cristiano Ronaldo, Portugal tidak ada apa-apanya. Siapa pun tak bisa menggantikan perannya. Begitulah anggapan banyak pihak. Setelah ditekuk Brasil, opini itu semakin menguat.
Nani, yang diplot sebagai pengganti Ronaldo untuk meladeni Brasil, tidak sanggup memberi kontribusi berarti. Winger Manchester United itu memang tak selevel Ronaldo, tapi dia adalah opsi alternatif terbaik kalau sang bintang Real Madrid absen. Sayang, teori kadang tak sejalan dengan kenyataan.
Seperti halnya Ronaldo, Nani juga seorang dribbler hebat yang kerap menusuk dari sayap dan merepotkan barisan pertahanan lawan. Namun, Nani bukanlah Ronaldo.
Melawan Brasil, Nani 'membuktikan' hal tersebut. Sejumlah free kick dalam zona tembak Ronaldo tak bisa dimanfaatkannya dengan maksimal. Sebuah sundulan jarak dekat pun dikirimnya melebar dari gawang.
Satu lagi, Nani belum mencetak gol untuk Portugal sejak November 2011 silam.
Brasil Butuh Cafu Baru
Cafu adalah salah satu bek kanan terbaik yang pernah dimiliki Brasil.
Sekarang, banyak calon penerusnya. Dua nama terdepan mungkin Maicon dan Dani Alves, tapi mereka masih belum bisa menandingi seorang Cafu.
Maicon saat ini bukan lagi pilihan pertama untuk menempati sektor bek kanan Brasil. Bek AS Roma itu sekarang hanya jadi pelapis Alves.
Saat melawan Portugal, Maicon diberi kesempatan jadi starter dan dia merusaknya dengan sebuah blunder yang berbuah gol tunggal tim lawan. Maicon sudah lewat masa kejayaannya. Namun, Alves juga tidak sempurna.
Bek Barcelona itu pun kerap melakukan sejumlah kesalahan saat bertahan.
Publik Brasil pasti merindukan masa-masa seperti saat mereka masih memiliki Cafu bertahun-tahun silam.
Publik Amerika Cinta Sepak Bola
Sebanyak 62.380 fans hadir di Gillette Stadium untuk menyaksikan laga Brasil kontra Portugal. Melihat animo masyarakat setempat, yang biasanya lebih identik dengan olahraga lain, tak heran kenapa uji coba ini digelar di Amerika Serikat.
Sebagai perbandingan, saat Brasil melawan Australia, 'hanya' ada 40.966 penonton di Brasilia.
Level lawan serta laga yang digelar tepat di Hari Kemerdekaan Brasil memang harus dipertimbangkan. Namun, terlepas dari dua hal itu, sambutan impresif publik Amerika tetap pantas mendapat acungan jempol.
Brasil Butuh Lawan Tangguh
Dari sekarang sampai Piala Dunia, Brasil harus bermain melawan tim-tim berkualitas sesering mungkin agar mereka bisa siap tempur saat turnamen akbar itu digelar di rumah sendiri tahun depan.
Dari pembantaian 6-0 kala melawan Australia pada 8 September kemarin mungkin tak banyak pelajaran yang bisa dipetik oleh Scolari kalau dibandingkan dengan kemenangan impresif atas Portugal.
Pasalnya, menghabisi lawan yang levelnya di bawah bukanlah hal sulit bagi Brasil. Namun, lain ceritanya apabila tim yang dihadapi sama-sama berstatus world class.
Di Piala Dunia, tim paling lemah pun kadang sanggup mengejutkan para raksasa, apalagi tim-tim tradisional yang sudah mapan dan memiliki skuad berkualitas.
Coba saja bayangkan seandainya Brasil hanya beruji coba melawan tim-tim 'sekelas' Australia sampai hari H nanti, lalu di panggung utama mereka dipertemukan dengan Lionel Messi dan kawan-kawan dari kubu rival bebuyutan Argentina. Brasil pasti kesulitan.
Oleh karena itulah, Brasil harus masuk 'mode turnamen' sedini mungkin.
Advertisement
Berita Terkait
-
Asia 18 September 2025 12:23
Tanpa Cristiano Ronaldo Tetap Party! Al Nassr Hajar Istiklol 5-0
-
Piala Dunia 13 September 2025 19:45
Soal Panggilan ke Timnas Brasil, Ancelotti Kirim Ultimatum untuk Neymar!
-
Editorial 12 September 2025 15:55
-
Piala Dunia 10 September 2025 19:14
Usai Antarkan Portugal Sikat Hungaria, Ronaldo Tuai Pujian Dari Martinez
LATEST UPDATE
-
News 18 September 2025 16:51
-
Bola Indonesia 18 September 2025 16:45
-
Bola Indonesia 18 September 2025 16:39
-
Liga Champions 18 September 2025 16:36
-
Liga Champions 18 September 2025 16:15
-
Bolatainment 18 September 2025 16:12
HIGHLIGHT
- 3 Kandidat Pengganti Robert Lewandowski di Barcelo...
- 5 Target Manchester United yang Gagal Direkrut pad...
- 5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...