Blunder Green; Antara Patah Hati dan Jabulani

Blunder Green; Antara Patah Hati dan Jabulani
Robert Green (c) AFP

Bola.net - - Suatu saat, penjaga gawang legendaris, Peter Schmeichel pernah berkata, bermain menjadi penjaga gawang berarti siap untuk selalu tampil sempurna. "Penyerang, bisa saja tidak mencetak gol sepanjang 89 menit dan mencetak gol di menit terakhir. Maka, dia akan dipuja bak pahlawan. Namun, kiper bermain cemerlang selama 89 menit dan kebobolan di menit terakhir, maka semua akan menganggapnya pecundang,"ketus penjaga gawang asal Denmark yang pernah merumput di Manchester United tersebut. Sayangnya, dari pernyataan Schmeichel, pernyataan kedualah yang dialami Robert Green. Tampil cemerlang dalam laga melawan Amerika Serikat, Green justru diingat atas blundernya yang membuat Inggris gagal meraup poin sempurna. Bagi Green, membuat blunder di pertandingan Piala Dunia pertamanya ini sungguh ironis. Betapa tidak, bahkan untuk bisa tampil di ajang ini, adalah sebuah impian bagi sosok kelahiran 18 Januari 1980 ini. Memang, pemain yang telah mengumpulkan 11 caps untuk Inggris ini sebelumnya nyaris memperkuat Union Jack di Piala Dunia 2006 lalu. Namun, sayang dia gagal berangkat ke Jerman akibat cedera kunci paha yang melandanya. Akhirnya, penjaga gawang kelahiran Chertsey ini digantikan Scott Carson. Setalah momen tersebut, peluang Green tampil di Piala Dunia nyaris tertutup. Betapa tidak, namanya sama sekali tidak dipertimbangkan pelatih timnas Inggris, Fabio Capello kala menyusun skuad, Februari 2008 lalu. Namun, akhirnya karirnya mulai terang kala Capello memanggilnya untuk menggantikan Chris Kirkland, yang menderita cedera, untuk menghadapi laga persahabatan melawan Prancis, 26 Maret 2008. 12 Februari 2009, Green tampil untuk kedua kalinya ketika tampil sebagi pemain cadangan kala membela Inggris menghadapi Spanyol. 6 Juni 2009, Green pertama kalinya masuk dalam starting line up dalam laga melawan Kazakhstan, di laga kualifikasi Piala Dunia.


Ekspresi Green kala gagal mengamankan bola sepakan Clint Dempsey
Setelah membawa Inggris lolos ke babak final Piala Dunia 2010, nama Green masuk dalam daftar 23 pemain yang dibawa Capello ke Afrika Selatan. Tidak ada yang meragukan keputusan pelatih asal Italia ini. Terlebih lagi, dia tampil mengagumkan sepanjang musim 2009-2010. Walau demikian, banyak pihak yang ragu dengan kapabilitas Green untuk tampil sebagai kiper nomor satu Inggris. Menurut salah seorang kiper legendaris Inggris, David Seaman, tampil di ajang sebesar Piala Dunia tentu dibarengi dengan tekanan yang amat berat. "Saya rasa, pengalaman Green tampil di ajang sebesar Piala Dunia amatlah sedikit. Hal ini yang membuat saya lebih memilih David James untuk menjadi penjaga gawang utama timnas Inggris,"ungkap Seaman suatu saat. Namun, hal ini tidak membuat Capello berubah pikiran. Pelatih asal Italia ini bergeming untuk tetap memilih Green sebagai kiper utama, dua jam sebelum laga antara Inggris melawan Amerika Serikat dimulai. Ternyata, seperti kita semua tahu, Green membuat sebuah kesalahan yang membuat Inggris gagal mengawali Piala Dunia kali ini dengan meyakinkan. Sebuah kesalahan yang membuat trauma publik Inggris pada blunder kiper tim nasional mereka terbuka kembali. Publik Inggris, umumnya menyamakan blunder Green dengan Blunder Seaman di Piala Dunia 2002 lalu. Waktu itu, Seaman yang salah posisi gagal menangkap tendangan bebas dari jarak jauh. Alhasil, Inggris harus tersingkir dan pulang lebih cepat. Seperti juga pada blunder Seaman, publik Inggris mencoba menebak-nebak apa yang terjadi pada Green kala melakukan blunder tersebut. Mereka tak percaya, Green bakal melakukan 'kebodohan' sedemikian rupa. Apalagi, musim sebelumnya, penjaga gawang bertinggi 1,91 meter ini terkenal karena kepiawaiannya di bawah mistar gawang. Banyak yang menduga, blunder Green ini disebabkan oleh tidak sempurnanya desain bola resmi Piala Dunia 2010, Jabulani. Sudah menjadi rahasia umum bahwa penggunaan bola ini memicu protes dari para pemain, Gianluigi Buffon, Steven Gerrard, Andrea Pirlo, bahkan Madjid Bougherra mengaku bahwa bola ini 'berbeda' dengan bola yang biasa mereka pergunakan sehari-hari. Namun, Green sendiri memilih untuk bersikap kesatria. Dia enggan menjadikan Jabulani sebagai kambing hitam. Seperti dilansir TribalFottball, Green tak menampik bahwa Jabulani berperan atas kesalahan yang dibuatnya dalam laga tersebut. Namun, dia menolak menyatakan kesalahannya tersebut dikarenakan bola, yang sebelumnya banyak mendapat kritikan ini. "Dalam kejadian ini, bola masih melintir dan berubah arah. Namun, biasanya, bola semacam itu jarang merepotkan saya," ungkap Green. "Namun, saya tidak akan menjadikan ini sebuah alasan atas blunder yang saya lakukan. Saya mengakui kesalahan saya, dan akan bertanggung jawab atas semua ini,"tandasnya. Selain Jabulani, publik Inggris juga menerka bahwa hal ini akibat Green sedang patah hati dan kehilangan konsentrasinya kala mengantisipasi bola tendangan Dempsey tersebut. Maklum, beberapa waktu sebelumnya, hubungan Green, dengan model pakaian dalam Kanada, Elizabeth Minett, kandas di tengah jalan. Dalam berita hari Senin, Daily Mail menganggap patah hati yang dialami Green menjadi penyebab dari blunder tersebut karena putusnya mereka terjadi sebelum Piala Dunia dan mengganggu fokusnya di Afrika Selatan. Namun, isu ini dibantah oleh seorang rekan Green. Dia mengatakan hubungan Green dan Minett sudah lama terjadi. Bahkan, hal ini berlangsung sebelum pemanggilan Green dalam timnas Inggris dan keberangkatannya ke Afrika Selatan. Lebih lanjut, Green mengaku bakal bangkit dan menunjukkan bahwa Jabulani tak bisa mengalahkan dirinya. "Ini memang merupakan sebuah kesalahan. Namun, yang paling penting, ini tidak akan mempengaruhi saya untuk waktu yang lama," ujar Green, seperti dilansir TribalFootball. "Saya telah mempersiapkan mental untuk mengantisipasi hal seperti ini. Saya tidak mempersiapkan mental saya untuk membuat penyelamatan gemilang, juga bukan untuk bermain cemerlang. Saya mempersiapkan mental untuk menghadapi trauma."

Green sudah mampu bangkit dan kembali berlatih bersama Joe Hart dan David James
"Kesalahan ini bisa dimaafkan. Semua orang tidak ingin hal ini terjadi. Namun, inilah hidup." "Hal ini tidak akan membuat psikis saya terganggu. Saya seorang pria dewasa. Saya telah 30 tahun menjalani hidup dan telah sering mengalami getirnya hidup, dan telah siap menghadapinya," tandas penjaga gawang West Ham ini. Harapan Green ini mendapat dukungan dari rekan-rekannya di timnas Inggris. Gelandang asal Chelsea, Frank Lampard mengatakan, "Kami semua berada di belakang Robert (Green- red). Dia merupakan sosok penjaga gawang yang hebat." "Kami sadar, semua orang bisa saja membuat sebuah kesalahan. Sekarang, sebagai tim, kami berusaha untuk saling menguatkan." "Memang ada beberapa kekurangan dalam permainan kami. Untungnya, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki hal ini," tandas Lampard. Selain koleganya di timnas Inggris, ternyata pendukung Inggris tak terus-terusan menghujat Green. Bahkan, menurut polling The Sun, mereka balik mendukung Green agar tetap dipertahankan sebagai penjaga gawang utama Inggris. Patut ditunggu apakah pelatih Inggris, Fabio Capello yang terkenal perfeksionis itu akan mengampuni Green, ataukah bersama seluruh rakyat dan tim Inggris mendukung Green. Memang tak mudah memberi kesempatan kedua, namun tak adil apabila melupakan 89 menit permainan apik Green karena dia membuat sebuah blunder yang terjadi hanya beberapa detik saja.

Berita Terkait